Esok harinya Mark bangun lebih awal, ia sudah terbiasa untuk bangun pagi. Berbanding terbalik dengan Lucas yang sulit untuk dibangunkan jika sudah tidur.
Ia selesai mandi dan memakai pakaian yang disediakan oleh Xi Mei-ketua pelayan di mansion ini-. Sebuah sweater hitam dengan kerah turtleneck dan celana bahan berwarna putih. Tampilan yang anggun untuk seorang pria.
Setelah membenahi diri, ia turun ke lantai bawah dimana calon mertua dan dua adik iparnya berada. Menghampiri mereka dimeja makan dan tersenyum manis untuk menyapa mereka.
"Selamat pagi Mark," Tn. Wong balik menyapanya dengan hangat.
"Pagi Mark hyung," Haechan mendudukan dirinya dikursi sebelah kiri Mark.
"Apa Lucas belum bangun?" tanya Tn. Wong pada Xi mei yang baru saja dari lantai atas.
"Belum Tuan besar, beliau masih tidur.." Xi mei dengan sopan menjawab
Tn. Wong menepuk dahinya pelan, "sudah mau menikah tapi bangun tidur selalu telat, apa maunya anak itu??!"
Renjun yang sedari tadi diam kini menatap ayahnya, "apa aku harus menggedor pintu Lucas hyung ayah?"
Mark menggeleng, ia memberikan note nya
'Biar aku saja yang membangunkan Lucas.'
"Ide Bagus! Mungkin Lucas hyung bisa bangun cepat jika calon istrinya yang membangunkannya.." Haechan berseru girang, sementara sang empu blushing karena ucapannya itu.
Mark bangkit dari duduknya dan menuju kamar Lucas yang bersebelahan dengan kamar yang ia tempati. Ia mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban dari sang pemilik. Akhirnya ia mencoba membuka pintu itu yang ternyata tidak dikunci, setelahnya ia berjalan menuju tempat tidur king size yang tengah ditempati sang pemilik.
Dengan lembut Mark menepuk-nepuk pipi Lucas agar dia terbangun, tapi bukannya terbangun Lucas malah tambah nyenyak tertidur. Tak hilang akal Mark duduk ditepi ranjang dan mengelus rambut Lucas pelan, sesekali ia juga mencubit hidung Lucas agar ia bangun.
Cara itu berhasil, Lucas kini menggeliat pelan karena terganggu dengan aktivitas Mark. Ia mengerjapkan matanya pelan dan bergumam.
"Aku bertemu dengan bidadari...apakah aku sudah mati?" Lucas menatap wajah Mark yang tersenyum padanya.
"Astaga...kurasa aku memang sudah mati.." racau Lucas, ia berakting menangis
Mark mengisyaratkan Lucas untuk diam, ia terlihat berpikir sejenak lalu setelahnya mencium pipi Lucas untuk mengisyaratkan bahwa ia tidak mati. Lucas yang mendapat ciuman tiba-tiba seperti itu merasa terkejut, ia mengerjapkan matanya dan menyentuh wajah Mark yang berada dihadapannya.
"Nyata..." lirihnya
"Ini nyata!" pekik Lucas girang.
Ia lalu bangkit berdiri dan melompat-lompat seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah. Mark yang melihatnya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum kecil. Ia lalu mendekati Lucas dan memberikan note nya
'Cepatlah mandi, ayahmu dan yang lainnya menunggu kita untuk sarapan bersama.'
Lucas tersenyum bodoh, "baiklah sayang..tunggu aku, aku akan selesai dalam dua puluh menit!"
Setelah mengatakan itu ia mengecup bibir Mark sekilas dan berlari menuju kamar mandi dengan riang. Bahkan Mark bisa mendengar Lucas yang tengah konser didalam kamar mandi. Kekanakan.
Sementara diruang makan, Tn. Wong masih betah dengan koran paginya. Renjun yang sibuk berdiskusi masalah persiapan pernikahan kakaknya besok dengan salah satu temannya ditelfon, yang kebetulan adalah seorang WO.
Padahal yang akan menikah itu kakaknya, kenapa jadi ia yang repot? Tak jauh berbeda dengannya, Haechan juga tengah melihat-lihat foto gaun pengantin yang dikirimkan Jaemin melalui emailnya.
Berbeda dengan dirinya, Haechan justru nampak senang dan sesekali berdecak kagum saat melihat berbagai desain gaun pengantin yang dikirimkan Jaemin sahabatnya.
"Ckk, kenapa Lucas hyung lama sekali?! Apa jangan-jangan Mark hyung diterkam olehnya dan berakhir dengan melakukan 'itu'" Renjun menggerutu kesal, pasalnya hyungnya itu begitu lama. Ditambah dengan calon kakak iparnya yang menghampiri kakaknya. Renjun kan jadi berpikir yang tidak-tidak.
Tau begini lebih baik dia yang membangunkan manusia setengah alien itu. Tak lama setelah ia menggerutu, suara sang kakak menggema keseluruh mansion. Jangan lupakan senyum bodoh super lebar miliknya yang terus terpampang yang membuat Renjun bergidik ngeri.
"Selamat pagi!! Maaf membuat kalian menunggu, pangeran kan butuh tidur yang banyak agar tetap tampan!" ujar Lucas yang membuat Renjun ingin menebasnya sekarang juga.
"Berhenti berceloteh dan cepat duduk." Renjun berdesis
"Kau itu sensitif sekali, apa kau sedang datang bulan ya?" Lucas menatap Renjun heran.
"Pffttt" Haechan sudah hampir tertawa karena pertanyaan gila Lucas.
"Cepat duduk atau pernikahanmu dibatalkan!!!" Renjun kehabisan kesabarannya, wajah putihnya kini memerah karena marah.
"Baiklah-baiklah.." Lucas menjawab dengan santai.
'Jika saja kau bukan hyungku, aku pasti sudah mematahkan lehermu sejak dulu!!' Rj.
Dan sarapan pagi itu mereka lalui dengan celotehan bodoh Lucas dan bentakan Renjun. Tn. Wong hanya menonton mereka sambil sesekali tertawa karena melihat wajah marah Renjun.
To be continue
Hai gaesss kumaha damang?
Kayaknya ochi gaj bakalan bisa apdet siang lagi :(
Soalnya kuota ochi tinggal buat ngalong alias buat malem:(
Btw ochi mau tanya, kalo book ini beres kalian mau ochi update cerita pairingnya siapa?1. Markchan(mark-haechan)
2. Renchan(renjun-haechan)
3. Lumark(lucas-mark)
4. Luchan(lucas-haechan)Pilih satu aja jangan serakah!
Oke sekian terima duit
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL End]I am Married to a Mute
Romancelucas yang tidak ingin menikah dan terus menghidari ayahnya. banyak gadis ataupun lelaki manis yang ayahnya kenalkan padanya, tapi tak satupun dari mereka yang menarik perhatiannya. hingga ia bosan dengan kelakuan ayahnya. lucas hanya ingin bebas...