8

5.9K 928 50
                                    

Kini saatnya sang mempelai melempar bunga, semua tamu undangan wanita berdiri dengan semangat didepan pintu gereja. Menunggu sang pengantin melempar buket bunga Mawar putih yang ia bawa.

"Kau tidak ikut?" tanya Lucas pada Mark.

Mark menggeleng pelan lalu menatap para wanita itu.

"Kalau begitu biar aku saja yang ikut." Lucas berjalan santai kearah kerumunan itu, ikut ambil bagian untuk menangkap buket bunga.

Samar-samar ia mendengar percakapan dua wanita didepannya.

"Kudengar jika kita berhasil menangkap buket bunga yang dibawa oleh mempelai, maka kita akan segera menyusul mereka untuk menikah!"

"Benarkah?!"

"Ya, itu benar! Semoga saja aku bisa mendapatkannya agar aku bisa cepat menikah.."

'Begitu rupanya...hmm boleh juga, aku akan menangkapnya! Dan...menikah dengan malaikat ku!'

Lucas menyeringai kecil, diam-diam ia membayangkan betapa indahnya jika mendapatkan bunga itu dan menikah dengan Mark. Ah~indahnya dunia...

Ia kembali tersadar saat para wanita itu berteriak dengan semangat menyambut Jaemin dan suaminya. Wajahnya tampak bahagia, senyumnya terukir dibibir merah tipisnya.

Dengan semangat ia menghampiri sekumpulan wanita-ditambah Lucas- dan berbalik membelakangi mereka. Ia berancang-ancang untuk melempar buket Mawarnya. Ia lalu melemparkan buket bunga itu kebelakang, dengan cekatan Lucas melompat dan mengambilnya.

Semua orang menatapnya, ia tidak peduli. Senyum sumringah terpatri diwajahnya. Ia meninggalkan kerumunan wanita yang terpesona melihat ketampanannya dan kembali ketempat ia sebelumnya. Mark. Dan Jaemin melihatnya.

"Ini." Lucas menyerahkan bunga itu sambil tersenyum manis.

Mark terbengong, ia menatap bunga yang ada digenggaman Lucas dan wajahnya bergantian.

"Terimalah, aku tidak suka penolakan." ucap Lucas sambil menyerahkan bunga itu.

Mark sedikit membungkuk untuk mengucapkan terimakasih.

"Jangan dipikirkan, lagipula...tadi itu menyenangkan." Lucas tersenyum lebar setelahnya.

Mark mengangguk kecil sambil menahan tawanya.

"Hei, kenapa kau tertawa?" Lucas heran

Mark menggeleng pelan dan berjalan kearah Jaemin yang tengah menyalami teman-temannya yang lain.

Saat tiba gilirannya, ia langsung memeluk tubuh Jaemin. Dan dibalas penuh semangat oleh Jaemin sendiri, Lucas mengikuti mark. Ia mengobrol dengan Jeno, suami Jaemin.

"Selamat atas pernikahan kalian." Lucas menjabat tangan Jeno.

"Terimakasih." Jeno tersenyum, menampilkan eyesmilenya.

"Ngomong-ngomong...apa hubungan kalian berdua?" tanya Jaemin setelah melepaskan pelukannya dengan Mark.

"Kami? Tentu saja kami akan segera menikah!" ucap Lucas percaya diri.

Mark yang mendengarnya melotot, ia lalu menyikut pinggang Lucas sedikit keras

"Kenapa? Apa kau ingin acaranya meriah sayang?" goda Lucas.

Wajah Mark memerah karena malu, ia gelagapan.

Jaemin yang melihat hyung tersayangnya itu langsung tertawa kecil, sepertinya ia malu dengan pernyataan yang Lucas lontarkan tadi.

"Jadi kalian akan menikah?" Jaemin beralih menatap Lucas

"Tentu. Benarkan sayang?" Lucas merangkul pinggang ramping Mark merapat padanya.

Wajah Mark makin memerah, andai ia bisa berbicara ia pasti sudah mengumpati Lucas dengan kata-kata kotor yang ia hafal. Sayangnya ia tidak bisa berbicara, jadi ia hanya mengumpati pria tinggi yang sialnya tampan itu dalam hatinya.

"Baiklah kami permisi, nanti akan kukirim undangan pernikahan kami pada kalian." ujar Lucas.

"Itu harus, jika tidak aku tidak akan menyetujui kalian berdua!" canda Jaemin.

"Kalau begitu aku akan membawanya untuk kawin lari!" sahut Lucas.

Mereka berempat tertawa.

Setelah berpamitan, keduanya langsung meninggalkan gereja. Mark menulis sesuatu dinote nya dan memberikannya pada Lucas 

'Kenapa kau mengatakan itu pada mereka?'

"Memangnya kau tidak mau menikah denganku?" Lucas balik bertanya

'J-jadi kau serius?!'

"Ya." Lucas menghentikan laju mobilnya, ia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak.

Ia berbalik menatap Mark, wajah tampannya kini tampak serius 

"Mark, aku tahu mungkin kau menganggap aku gila atau apa. Tapi kau harus tahu...aku menyukai--ah tidak, lebih tepatnya mencintaimu entah sejak kapan. Aku baru menyadari perasaanku padamu saat kita menghadiri acara pernikahan Jaemin tadi, pada awalnya aku tidak ingin menikah karena aku berpikir bahwa menikah adalah hal yang merepotkan. Tapi aku berubah pikiran saat melihat kebahagiaan kedua temanmu tadi. Aku memberikan buket bunga yang Jaemin lempar tadi padamu dengan harapan kita akan menyusul mereka ke jenjang pernikahan. Jadi, Mark...maukah kau menikah dengan orang bodoh sepertiku?" Lucas menatap wajah Mark penuh harap.

Mark mematung mendengar penjelasan Lucas, ia sebenarnya juga merasakan hal serupa. Ia menyukai Lucas apa adanya, bagaimana pria itu membuatnya tertawa, menggodanya, menjahilinya, memperhatikannya, dan bermanja-manja padanya. Ia menyukai Lucas, yang bahkan baru dikenalnya hampir tiga minggu.

Setetes air mata meluncur dipipi mulusnya, ia dengan cepat menulis

'Bersamamu adalah sebuah anugerah terindah yang bisa kumiliki, jika tuhan mengizinkan...maka aku bersedia.'

Lucas membolakan matanya.

'Aku...diterima...'

Ia lalu menatap Mark, "kau...menerimaku?"

Mark mengangguk pelan dan tersenyum

"Terimakasih!!" Lucas langsung memeluk tubuh Mark erat, ia mengecup kening Mark.

Setelah puas berpelukan ia menyematkan cincin dari kotak yang ia bawa tadi pada jari manis sebelah kanan Mark.

"Kita harus bertemu ayahku." Lucas menggenggam tangan Mark sambil tersenyum.

Mark gugup, bertemu calon mertua? Rasanya ia ingin kabur saja.

'Kau yakin?'

"Ya, ayahku pasti akan senang."

'Bagaimana jika dia tidak menyukaiku karena aku bisu?'

"Dia tidak peduli tentang fisikmu. Yang dia pedulikan adalah orang yang menikah denganku, mencintaiku seperti ia mencintai ibunya dan menghormatiku seperti ia menghormati ayahnya." jawab Lucas lembut. Ia lalu tersenyum menenangkan.

"Percayalah padaku..." Lucas kembali memeluk Mark dan mengusap lembut punggung sempitnya.

Mark mengangguk pelan.

'Aku percaya padamu.'

Lucas tersenyum, ia lalu melepaskan pelukannya dan kembali menyalakan mobilnya. Melesat menuju mansion keluarga Wong.

To be continue

Sekali lagi ya ochi ingetin, ff ini fluffy.
Jadi, ochi gak bikin masalah yang gede² karena itu berat. Biar dilan aja yg nanggung
Dan jangan ngarep lebih dari ff ini, takutnya ochi gak bisa menuhi harapan kalian.
Inspirasi part ini dari lagu last romeo punya infinite, look punya got7, angel punya nct, sama when night falls punya eddy kim.
Uhh romantis bruh artinya ~~
Apalagi Lagunya mas eddy kim itu, jadi baper sendiri ochi><

Sekian

Eh btw mungkin 1-2 part lagi ff ini beres, dan bakalan ada ff baru yang mau ochi up lagi :'v(padahal ff sebelah belom beres :'v)

See u

[BL End]I am Married to a MuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang