II

400 89 18
                                    

Ternyata Karrell benar - benar tak ke kantor. Bukan itu saja, ternyata ia memutuskan untuk tak masuk kantor hari ini. Tadi pagi ia harus rela telinganya mendengarkan omelan dari Rian dan Revan karena perilakunya itu.

Namun akhirnya mereka mengijinkan karena alasan Karrell yang tidak bisa ditolak oleh siapapun, yaitu mengunjungi makam ibunya. Para sahabatnya akan luluh jika menyangkut mendiang ibu Karrell.

Seharusnya, Karrell mengunjungi makam ibunya kemarin, tepat tanggal 2. Namun ia harus mengundurkannya untuk alasan yang dia sendiri tak mengerti mengapa harus melakukannya.

Sebuah pesan masuk ke handphone miliknya. Pesan tersebut berasal dari nomor yang Karrell tak kenal, namun ia tetap membukanya.

..

From : 08xxxxxxxxxx

Permisi, saya Jasmine dari Toko Bunga Paradise. Mohon maaf mengganggu waktu anda, Pak. Saya ingin memberitahu bahwa bunga yang anda pesan sudah siap, perlu diantarkan atau tidak, Pak?

..

Chandra mengetikkan balasan kepada gadis bernama Jasmine itu

..

To : 08xxxxxxxxxx

Tidak perlu, saya akan kesana sendiri.

..

Setelah selesai membalas pesan tersebut, Karrell segera pergi menuju toko bunga milik gadis melati itu.

Setelah selesai membalas pesan tersebut, Karrell segera pergi menuju toko bunga milik gadis melati itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya disana, toko tersebut masih ramai walau tak seramai kemarin. Ia melangkahkan kakinya memasuki toko kecil tersebut. Ia disambut oleh salah satu pegawai perempuan toko tersebut.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin mengambil pesanan saya"

"Maaf, atas nama siapa?"

"Karrell Alvaro"

Pegawai tersebut mengecek nama pemesan di buku. Setelah menemukannya, Karrell dipersilakan untuk duduk menunggu sebentar.

Karrell memilih duduk di depan sambil menikmati taman kecil di depan. Namun perhatiannya dialihkan oleh suara anak laki - laki yang menangis di halaman samping toko bunga.

Karrell berniat menghampirinya untuk mengecek apakah ada masalah. Namun baru 5 langkah, ia melihat seorang gadis berjalan mendekati bocah laki - laki yang menangis tersebut. Entah karena apa, kaki Karrell ikut berjalan mendekat kepada mereka sampai - sampai ia bisa mendengar percakapan sang gadis dengan bocah laki - laki itu.

"Aduhhh... Kakk perihhh... Sshh"

"Tahan sebentar ya, kakak bakal ngasih plester dulu."

Gadis itu menempelkan plester di lutut bocah tersebut. "Nahhh... Udah kan?"

MELLIFLUOUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang