11. Deeply in love

43 10 3
                                    


   Bisa kurasakan jemari jemari lentik yang menyentuh surai rambutku. Tanpa ragu, ku sunggingkan senyum tipis dan membuka mataku untuk melepas rasa rinduku pada eunwoo.

"Hei, ternyata aku pulang lebih cepat dari dugaanku dan memutuskan agar kita pergi ke SONSEI bersama." Ucapnya yang masih mengusap rambut ku dengan halus.

"Jam berapa sekarang?" -aku

"Jam 3" -Eunwoo

"Hmm, aku akan bersiap siap dan kau istirahatlah oke?" -aku

"Haha.. apa yang kau lakukan? Kembalilah tidur Hyerin." Balasnya sembari memelukku dari belakang dan menarikku ke dalam selimut.

"Baiklah kalau kau lelah. Istirahatlah. Kita juga tidak perlu ke Sonsei sekarang." Ucapku karena kecewa akan janji nya kemarin.

"Tentu saja tidak sekarang, hyerin. Lihatlah." Ucapnya sembari membuka selimut yang menutupi wajahku.

"Lihat dulu, itu lihat, matahari saja belum menampak kan kehadirannya. Bagaimana bisa kita berangkat sekarang? " terusnya dengan lembut sembari menunjuk kearah luar jendela kamar.

Aku pun segera mencari hp ku dan menyadari bahwa sekarang itu jam 3 pagi bukan sore.
Apakah aku tidur selama itu? Kenapa Eunwoo gak bangunin dan diem aja?
Aku langsung menundukkan kepalaku dengan malu dan melihat Eunwoo dengan ekor mataku.

"Haha... lihatlah betapa lucunya calon istriku ini." Ucapnya sembari mencubit kedua pipiku.

.
.
.

"Selamat pagi tuan muda!" Sapaku kepada eunwoo saat ia menuruni anak tangga dengan nada ejekan.

"Wah lihatlah, ternyata ada nona muda sedang masak disini." Balasnya dengan suara khas bangun tidur sembari memeluk pinggang ku dari belakang.

Spontan, aku pun langsung
melepas tangannya dari pinggang ku.
"Apapun yang terjadi, aku mohon bertahan Lah di sisiku dan jangan menyerah akan diriku." -Eunwoo

"Haha apa maksudku? Tentu saja Eunwoo." Balas ku

"Janji?" Ucapnya sembari mengacungkan jari kelingking nya.

"Baiklah tuan muda..." ucap ku mengejek sembari mengunci tautan kelingking kita.

.
.

"Heyza, Cepatlah! Sebentar lagi aku akan berdebu jika kau tak segera selesai!" Omel Eunwoo sembari beranjak dari sofa dan mulai memakai jas nya.

"Ayo berangkat!" Ucapku sembari menggandeng tangannya dan memasuki mobil.

Yup, sesuai janji Eunwoo kita hari ini akan ke Sonsei -- universitas ternama di Korea-- yaa, ini merupakan kampus dambaan ku sedari dulu.

Perjalanan kita diisi dengan percakapan ringan dan gombalan gombalan Eunwoo yang sangat cheesy. Tak terasa kita pun sampai di Sonsei.

Ratusan pasang mata menatap ke manapun kita melangkah. Dengan langkah tergesa aku dan Eunwoo langsung ke ruangan Mr. Kang Daniel --rektor univ. SONSEI-- administrasi dan segala nya sudah diurus dengan gesit, dan besok aku bisa memulai kuliah.

Pikiran buruk mulai terbesit di benak ku

Bagaimana jika aku di gunjingan saat kuliah?
Bagaimana jika ada orang yang tidak menyukai hubungan ku dengan Eunwoo?
Bagaimana jika aku menyerah akan semua yang ingin ku perjuang kan ?

Aku pun langsung menggelengkan kepala ku dengan cepat dan mulai menyadarkan pikiran ku.

"Hei, ada apa? Apakah kau tidak senang?" Tanya Eunwoo sembari menghadapkan bahu ku ke arah nya.

Aku hanya menjawab dengan senyuman disertai gelengan kecil.

Ia masih menggandeng ku dan membawaku ke lobby. Masih dengan situasi yang sama, kehadiran kami --mungkin khususnya Eunwoo-- membuat kericuhan di univ ini.

"Situasi seperti ini sangat membuatku tidak nyaman Eunwoo. Maaf, aku tidak terbiasa seperti ini." Bisik ku setelah  memalingkan wajah mengahadap Eunwoo.

Ia hanya menyentuh lembut puncuk rambutku dan mulai mengambil sesuatu di kantong celana nya.

"Cincin?" Kata itu terbesit di benak ku. Tapi apakah mungkin?

"Ku rasa, kemarin aku tidak melakukan nya dengan benar," putusnya sembari membuka kotak dari sakunya.

Dan benar itu cincin

"Aku tidak akan memaksa mu, Heyza. Apa kau mau menjadi pendamping ku?" Ucapnya sembari menatap teduh mataku.

Hati ku rasanya sedang meletus karena kebanyakan asupan.

Semua menjadi ricuh, teriakan teriakan mulai mengelilingi kami. Akupun belum membalas pertanyaan Eunwoo. Ku gambarkan senyuman di wajah ku dan ku tutup kotak berisi cincin yang tadi Eunwoo buka.

Bisa terlihat raut kekecewaan di wajah Eunwoo dan bisa ku dengar teriakan histeris dan hinaan dari sekeliling --karena aku belum membutuhkan alat bantu dengar.

Bisa kutebak, Eunwoo pasti akan mengucapkan "tidak apa, terima kasih telah jujur pada ku."
Namun, sebelum Eunwoo mengeluarkan kata kata itu, aku langsung memeluk dirinya posesif dan mengecup bibir nya singkat serta berbisik
"Kau tidak perlu melakukan sejauh ini untuk membuktikan nya, aku sudah mengetahui kebenaran perasaan mu dan seharus nya kau juga mengetahui apa jawaban ku dari pertanyaan "bodoh" mu itu, Pabbo!" Ucapku yang ku sertai dengan sumringah dan penekanan di kata terakhir.

Tanpa menjawab perkataan ku, ia langsung menarik tengkuk ku dan mulai melumat bibir Ku dengan lembut --atau bisa ku bilang sangat lembut-- Kita sama sama tidak menghiraukan orang orang sekitar dan masih meneruskan lumatan itu.

Aku memutuskan untuk menghentikan adegan ini dengan memukul dada bidang nya. Bisa terlihat segaris senyum terbentuk di wajah tampan itu. Ia menatapku dan menyatukan kening kita sembari mengucapkan terima kasih berkali kali.

Kita sama sama melangkahkan kaki menuju mobil dengan badan tegap dan tanpa rasa takut.

Karena besok, akan menjadi hari yang jauh lebih panjang dan melelahkan.

.
.
.


Jadi kalian lebih nyaman pake lo-gue atau aku-kamu?
Jangan lupa vommentttt ❤️

PHILAPHOBIA - e.wTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang