02. Awake

562 54 33
                                    

"Jeon jungkook?!"

Mampus!

Demi tuhan.

Keringat merambat ke seluruh tubuhku, wajah panik yang takut menoleh menghadap wajahnya.

Aku terdiam ditempat, tepat saat jari-jari tangan sudah memasuki celah itu.

Jari-jari tangan yg semula ingin membuka celah itu kini berbalik menutupnya, memberanikan diri berbalik 180 derajat.

Setelah membalikkan diri, dengan cepat aku membungkuk dan meminta maaf kepadanya tanpa melihat tampang kecewa nya padaku.

"M-maafkan saya, s-saya.."

Aku benar-benar bodoh, murid yang dia percayai telah mengecewakannya.

Sepertinya akhir dari cita-citaku sudah sampai disini, guru takkan memaafkan ku.

"Loh ngapain lu mbungkuk?, Woyy ini gua, masih kenal kga?!"

Hyung kah?

Segera aku kembali berdiri tegap dan melihatnya, rasa panikku telah lega, ternyata aku salah menilai.

Karena suara mereka sedikit mirip jadi aku tak bisa membedakannya.

"Jimin hyung?"

Dia mendekatiku dan memukul punggungku setelah sekian lama tak bertemu.

"Elahh lu kga ush formal-formal ke gua, lu udh gedhe aja, keknya terakhir ketemu lu masih cebol"

Aku pun membalas pukulannya dengan erat, "sekarang kebalik kan? Dulu gua yg cebol sekarang lu yang cebol, liat noh tinggian gua"

Dia menarik kerahku dengan berjinjit-jinjit, "lu ngatain gua? Gua gundulin tuh ubun-ubun, mau?"

"hahaha boleh kok, kalau bisa ya", ucapku sambil tertawa dengan tingkahnya yang sedikit menghibur.

"Cih lu jahat bat dah", ketusnya.

Jimin adalah anak guruku ke dua, yang usianya lebih tua 3th dariku, sejak kecil dia bersekolah di luar negeri.

Seperti katanya, terakhir kita bertemu saat umurku masih 7th, jadi 10th yang lalu, walau akrab saat umur itu juga.

Yap, umurnya kini 20th.

Dengan tingkatan humor yang rendah, dia seperti saudaraku sendiri.

Karena masalah keluarga, Jimin di pindahkan ke luar negeri untuk belajar, menetap dan bekerja disana.

Dan ntah ada angin apa dia bisa kembali ke sini dengan sedikit mengejutkanku.

Style rambut yg berbeda, pakaian yg juga berbeda, dan yg pasti aku terkejut.

Karena dia semakin pendek, atau aku yang berkembang cepat?

"Oh iya lu ngapain ke sini di depan cermin pula? Gua nggak sengaja pengen baca buku eh ada elu disini", Ucapnya sambil mencari-cari buku di rak paling bawah.

Aku berjalan mengambil buku astral di meja dan mendaratkan pantat ke kursi empuk itu, "emng ke perpustakaan ngapain? Nguli? Tadi gua mau ngecek gosipan cewe-cewe tentang ketampanan gua"

Maaf.

"Nah dapet, heleh gausah pede lu bangsad haha, btw lu masih tetep les privat ke ayah gua? Kga bosen apa?", Ucapnya sambil beranjak duduk di sampingku dengan menumpu salah satu kakinya.

"Kga lah, rumah mewah gini bikin bosen? Ngaco lu", pujiku sambil membuka halaman selanjutnya buku astral ini.

Dia menjitakku dibagian belakang kepala, "bukan itu maksud gua goblog, lu emng kga bosen sm pelajarannya?"

FAKE LOVE [FF Jungkook BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang