"P-pingki?"TENG!!!!!
Siapa?
Kenapa mulutku seperti sudah terbiasa memanggilnya walau aku tak pernah tau siapa dia.
Gadis pucat, berambut merah muda yang tergerai dengan kilaunya ketika ku sinari secercah cahaya itu.
Aku merasakan dengan jelas air mataku mengalir, tanpa sadar bahkan tanpa ku minta.
Seperti sedang merasakan sendiri pahitnya jalan hidup yang gadis itu alami.
Sangat buruk sampai mata ini ikut iba melihatnya tergeletak di dalam sebuah sel yang begitu gelap.
Aku datang hanya meneranginya dengan sebatas lampu senter di hp.
Terlihat gadis itu seperti pingsan dengan luka dimana-mana, bahkan memakai pakaian pasien yang sudah kusut dan robek di setiap bagian.
Ada apa dengan semua ini, kenapa selama ini aku baru tau, kenapa tak ada seorangpun yang memberitahuku, kenapa harus aku yang tau dengan sendirinya?
Guru, apa ada lagi yang sudah kau sembunyikan dariku?
Dari dulu aku benar-benar ingin sekali curiga akan tempat ini, larangan mu, kekhawatiran mu dan kesibukan mu yang selalu tiba-tiba.
Tapi semua rasa penasaranku telah terjawab disini, ibarat kau seperti meniup balon di belakangku begitu besar, sampai kau lupa memperhatikan bahwa aku mempunyai jarum di tanganku.
Dan apa hanya aku yg tak mengetahui hal ini?
Tidak, Jimin!?
"Gua lagi kangen sama seseorang".[part 02]
Jimin sialan, ternyata kau sama saja dengan ayahmu, membuat rencana kotor di balik publik, walau aku tak tau apa tujuannya.
Aku segera melangkah perlahan, mendekati jeruji sel dengan cahaya di tangan kiriku.
Terlihat seluruh dinding sel di penuhi coretan-coretan dan beberapa kertas putih berserakan di lantai yang sedingin ini.
"Apa kau tak kedinginan?", bisikku sambil berjongkok dan mulai menggapai tangannya melalui sela-sela jeruji.
Kini aku memegang tangannya yang begitu dingin dan lembut, begitu banyak luka yang ada dari kepala hingga kaki.
Luka yg di sebabkan oleh pukulan-pukulan keras, bahkan membuat lebam di setiap bagian.
Kini mataku memandang sebuah bulatan kertas dan pensil yg digenggam olehnya, pensil itu berlumuran darah.
"apa ini?"
Apa dia bunuh diri?
Tidak, detak jantung dan nafasnya masih terdengar di ruangan hampa ini.
Segera aku mengambil kertas yang ia genggam dengan hati-hati, berharap gadis ini tak bangun dari tidurnya.
Aku beranjak berdiri sambil membuka bulatan itu sedikit demi sedikit.
Tapi!?
"aaAAaaaaaarggg lepaskan akuuuuu!!!"
"Lepaskan diaaa, apa yang kau lakukannnnnn!??"
"T-tolonggg selamatkannn.."
"Tungguuu, aku akan---"
Pyar!!!
Bruk.
"Nochuuuuu!?"
"Apa yang kau lakukan, jimin?!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVE [FF Jungkook BTS]
Fanfiction[HIATUS] Jeon jungkook adalah seorang murid dari Scientist terkenal. Sedikit demi sedikit dia mulai menggali rahasia di balik rumah gurunya. Dia bertemu dengan seorang gadis yang mampu mengingatkannya pada masa lalu dan dia mulai menyimpan rasa pada...