SFTP.3

1.7K 163 2
                                    

Chapter 3 : Penantian yang Panjang

"Kau.. kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya sebuah suara. Pemilik suara itu adalah seekor naga berwarna kuning yang terlihat sedang beristirahat dengan tenang di tempatnya.

"Yang mulia? Kenapa.." Yang ditanya adalah seekor anjing berbulu biru gelap yang lebat dengan garis putih di dahinya. Dia menatap naga kuning di depannya tidak percaya.

Naga kuning itu mengangkat kepalanya, "Apa kau kembali ke sini untuk bermain?"

"Bukan.. aku.." Anjing biru gelap itu menundukkan kepalanya, dia terlihat kebingungan.

"Kenapa kau bermain ke sini sendiri? Di mana manusia itu? Apa tidak apa-apa bagimu untuk pergi ke alam ini? Bagaimana kalau ia terbunuh saat kau tidak ada di sampingnya? Ya, walaupun aku ragu ia bisa terbunuh"

"Tidak, aku tidak kesini atas kehendakku." Saat kalimat itu keluar dari mulut si anjing, mata naga kuning itu langsung terbuka lebar.

"Apa maksudmu?" Naga kuning mengangkat kepalanya dan menatap anjing di depannya serius.

"Tuan.. aku tidak dapat merasakan keberadaannya." Ucap anjing itu, naga kuning di depannya yang mendengar itu kembali melebarkan matanya, "Jangan bercanda denganku! Apa maksudmu ia sudah mati?!" Naga kuning itu meninggikan suaranya.

Anjing itu terdiam, "Ya, sepertinya begitu."

"Siapa yang membunuhnya?! Katakan padaku! Aku akan membalaskan dendamnya pada makhluk itu!" Seru sang naga marah.

"Aku tidak tahu. Semuanya terjadi sangat cepat, aku tidak sempat mencari tahu keberadaan tuan karena aku sudah terkirim ke sini lebih dulu." Jelas si anjing.

"Kalau kau tiba-tiba terkirim kesini, itu tandanya manusia itu sendiri yang mengirimmu kesini. Bagaimanapun juga, kontrak kalian berbeda dengan kontrak pada umumnya. Kontrak kalian memungkinkan salah satu di antara kalian untuk tetap hidup saat salah satu dari kalian mati." Naga kuning itu terdiam.

"Jika ia mengirimmu kesini, mungkin ia tidak ingin kau terlibat dengan kematiannya. Ha~h.. aku tidak bisa memahami manusia, mengapa mereka sangat egois bahkan sampai akhir napas mereka?" Naga kuning itu menggelengkan kepalanya, diam-diam merasa frustrasi.

"Tuan selalu mengutamakanku, padahal aku hanyalah makhluk kontraknya."

Naga kuning itu kembali terdiam, dia menaruh kepalanya lagi dan bertanya, "Jadi apa rencanamu?"

"Aku akan mencari informasi tentang pembunuhnya. Lalu membalaskan dendam tuanku." Balas anjing itu dengan nada bersungguh-sungguh.

"Baiklah, aku akan membantumu sebisaku. Tapi jangan sampai berlebihan, tubuh dan pikiranmu membutuhkan istirahat." Kata naga kuning itu.

"Ya, aku tahu, tuan sering mengingatkanku akan hal itu." Kata si anjing dengan nada mengenang.

"A~h, sepertinya dia memang harus menyendiri dulu." Gumam sang naga kuning merasa simpati, "Sebaiknya kau beristirahat sekarang. Gunakan saja tempatmu yang lama, aku tidak pernah menyentuhnya. Seharusnya kau merasa nyaman di sana."

"Ya, terima kasih atas kebaikanmu yang mulia." Kata si anjing mulai melangkah pergi.

"Sepertinya ini adalah kasus terberat yang pernah dia hadapi. Ha~h.. aku harus menyampaikan kabar buruk ini pada mereka. Karena tidak ada gunanya menutupi semua ini bila pada akhirnya mereka akan tahu cepat atau lambat." Kata naga kuning itu, dia memejamkan matanya dan mulai berkonsentrasi.

Di saat yang sama, empat makhluk dengan wujud yang berbeda muncul di depannya.

"Yell, kenapa kau memanggil kami? Apakah berita itu sangat penting sampai kau memanggilku juga?" Tanya seekor naga ular berwarna hijau kebiruan yang terbang di langit dan perlahan mendarat.

Soul From The Past[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang