15 ~ Aku dan Kamu

758 60 17
                                    

Kamu itu antik, beda dari yang lain.
__________

Di dalam perpustakaan, dua sosok insan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Azmi memantau Salwa yang sedari tadi mengubah posisi duduknya. Mengapa takdir harus mempertemukannya dengan cewek aneh ini?

"Lo bisa diem!" titah Azmi mengalihkan tatapannya dari buku.

Salwa mendengus kesal, ia harus menghadapi cowok yang tidak pernah peka ini. Cacing-cacing diperutnya sudah meraung minta diisi. Ya, Salwa memang mudah lapar, apalagi saat otaknya dipaksa untuk bekerja keras.

Suara seperti gemuruh terdengar jelas di ruangan sunyi itu. Apalagi jika bukan suara perut Salwa yang sudah keroncongan.

Azmi memutar bola matanya jengah, "lo laper?"

Salwa tersenyum nyengir, melihat Azmi yang sudah peka. "Eh, iya nih, Kak."

Azmi beranjak dari kursinya, lalu melenggang pergi begitu saja. Salwa yang menyaksikannya, hanya bersedekap dan terus mengumpat.

"Dasar, cowok jutek! Nggak tau apa, nih perut udah kelaperan." Salwa membolak-balik lembar bukunya, tanpa ada niat.

Beberapa saat, Azmi kembali dengan membawa dua potong roti dan sebotol air. Salwa merasa senang, pasti roti itu untuknya. Hatinya sudah berbunga-bunga, membayangkan kenikmatan menyantap roti itu.

'Asik, dapet makan gratis.' Batin Salwa, tangannya sudah mengulur seperti orang meminta.

Azmi melewati Salwa begitu saja, tanpa mempedulikan uluran tangan Salwa. Ia duduk dan memakan roti itu sendiri, ya tuhan, kejam sekali cowok ini. Salwa menghentak-hentakan kakinya seperti cacing kepanasan.

"Ih sebel, sebel. Huh," gumam Salwa pelan.

Salwa hanya melihat pemandangan Azmi yang begitu santai memakan rotinya sambil membaca buku. Ia meneguk salivanya berulang kali dan menjilati bibirnya.

"Tuh, roti mau lo liatin aja, atau lo makan?" sindir Azmi melirik roti di depannya.

Dengan cekat tangan Salwa mengambil roti itu, ia begitu lahap memakannya, sampai tersedak.
"Uhuk-uhuk,"

Azmi dengan sigap menyodorkan air pada Salwa, "makanya pelan-pelan!"

Salwa meminum air itu, dan menepuk dadanya pelan, kemudian ia melanjutkan memakan roti lagi.

Azmi tersenyum tipis melihat tingkah Salwa. 'Ck, kenapa dia kelihatan manis?'

Azmi mengambil botol air di sampingnya, karena tenggorokannya terasa kering. Belum sempat mendarat di mulutnya Salwa mengambil botol air itu, "jangan diminum!"

Azmi kembali merebut botol itu, "suka-suka gue lah, gue yang bayar juga."

Saat Azmi meneguk air di botol yang sama, mata Salwa terbelalak tak percaya. "Kak!"

Azmi hanya mengangkat kedua alisnya, dan terus meneguk air itu sampai habis. "Kenapa?"

"Itu airnya," Salwa menunjuk botol air yang Azmi genggam.

"Ngomong tuh, yang jelas." Azmi melanjutkan membaca bukunya.

"Gue kan, juga minum dari botol yang sama." Terang Salwa terkekeh pelan.

SAZMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang