14 ~ Cinta Segi Banyak

856 65 10
                                    

Assalamualaikum dan holla para readers tercinta. Author mau minta maaf atas keterlambatan yang sangat-sangat ini. Mungkin nanti akan dijadwalkan update setiap hari apa, ok ditunggu ya.

Happy reading😁

____________

Kegaduhan dan keriuhan antara siswa-siswi terdengar. Mereka sibuk bersorak untuk dua tim yang sedang beradu di tengah lapangan. Ya, pertandingan basket antara siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 tengah berlangsung. Dua tim sibuk mengatur strategi untuk membobol ring lawan, salah satu tim berhasil menerobos pertahanan lawan tapi, berhasil ditepis oleh tim lawan. Pertandingan semakin seru, saat dua orang sedang beradu memperebutkan bola basket, mereka saling memberikan tatapan menantang.

Para siswi mulai histeris menyoraki nama dua cowok yang paling menonjol dalam pertandingan. Ada juga yang sibuk menyanyikan yel-yel yang telah dipersiapkan. Siapa lagi yang mereke soraki selain kapten dari kedua tim tersebut. Azmi merupakan kapten dari tim XII IPA 1, sedangkan Iqbal merupakan kapten dari tim XII IPA 2.

Disaat semua orang sibuk memantau pertandingan yang semarak ini, Salwa justru enggan, walau hanya sekedar keluar kelas. Ia disibukkan dengan beban pikiran olimpiade matematika. Otaknya mulai pening memikirkan jawaban dari semua soal yang tertera dibukunya. Entah mengapa tiba-tiba terlintas nama Azmi dalam bayangannya.

"Huh, kenapa tiba-tiba mikirin tuh orang, sih? Sadar Sal." Salwa memegang dahinya yang mulai mengerut.

Apakah mungkin Salwa merindukan sosok Azmi, yang selalu membimbingnya belajar. Bukankah ini lebih baik, ia tak akan dibebani dengan tugas-tugas berat yang selalu Azmi berikan. Satu hari tanpa bimbingannya terasa hampa bagi Salwa, sejak tragedi penculikan itu, mulai muncul rasa kagum di hati Salwa. Azmi memang akan menemaninya belajar hari ini, tapi, karena ada pertandingan basket antarkelas, ia harus menunggu nanti pulang sekolah.

"Siapa coba, yang nyiptain soal serumit ini? Nggak puyeng apa buat soalnya, gue aja yang jawab puyeng. Huft, sepi juga nggak ada dia?" Gumam Salwa pada dirinya sendiri.

Dari ambang pintu Syifa melihat wajah Salwa yang sudah kusut. Ia beinisiatif menghampirinya. "Dor! Bengong aja mbaknya, nggak bosen ya, cuma berduaan sama buku?"

Salwa menatap lekat wajah Syifa, ia masih tersentak karena tersadar dari lamunannya. "Untung lo sahabat gue Fa, kalo nggak udah gue tabok sekarang?"

"Dih, jahat amat! Masa mau main tabok muka secantik ini." Gerutu Syifa.

"Lagian lo ngapain sih, dateng-dateng langsung ngagetin. Nih, jantung mau copot tau nggak?" Salwa masih kesal, terlihat jelas dari sorot matanya.

"Ada pertandingan basket, nonton, yuk!" ujar Syifa bersemangat.

Salwa menghela nafasnya, "nggak ah, lagi males lo aja sana!"

Syifa melunturkan senyumnya seketika. "Oh gitu, padahal ada Kak Azmi sama Kak Iqbal lho," goda Syifa sambil melenggang pergi.

Mendengar hal itu, Salwa langsung menarik lengan Syifa. "Hah, serius! Gue ikut ya,"

Syifa terkekeh geli, rencananya berjalan mulus. "Giliran gue bilang gitu, baru lo mau, dasar!"

Hening, Salwa memikirkan kata-kata Syifa. Entah apa yang membuatnya ingin pergi. Saat Syifa menyebut nama Azmi, nuraninya membrontak untuk ikut. "Eh, gue cuma bosen aja kok, ya udah yuk!"

SAZMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang