Bagian 6

703 70 5
                                    

Sasuke dinyatakan sembuh total oleh Mikoto dan pria itu di perbolehkan untuk bersekolah kembali. Padahal hanya sakit demam biasa, tapi Mikoto sangat overprotektif padanya. Biasa lah ya, itu sikap alamiah seorang ibu kepada anaknya, bukan begitu Mikoto?

"Ohayou Sasuke."

"Hn. Ohayou." Sasuke memasuki kelasnya dan berjalan ke tempat duduknya.

"Teme!!! Kau sudah sembuh?!" Tanya Naruto dengan suara cemprengnya tepat di telinga Sasuke, "Kau berisik Dobe."

"Sana pergi, kau menggangu pagi cerahku." Naruto cemberut mendengar perkataan sahabatnya itu, "Kau jahat sekali Teme, padahal aku sudah peduli padamu." Sasuke hanya bergeming di tempatnya mengabaikan suara Naruto.

"Tau tidak?" Naruto bertanya dengan nada berbisik, "Apa?"

"Aku...dan Hinata... RESMI SEPASANG KEKASIH-ttebayou!!" Sasuke langsung menutup kedua telinganya akibat teriakan Naruto yang tiba-tiba.

Ngidam apa dulu Kushina baa-san sehingga anaknya bisa kelewat cempreng, batin Sasuke.

"Lalu?" Tanya Sasuke dengan wajah cuek tak perduli, "Oh ayolah untuk merayakan hari jadiku dengan Hinata aku akan mentraktir kalian ke kedai Ramen paman Teuchi. Kau harus ikut Sasuke, aku dan Hinata akan datang ke rumahmu agar kau tidak kabur," ujar Naruto berkacak pinggang di hadapan Sasuke. Sedangkan Sasuke hanya menatap ke luar jendela, sekarang itu adalah hobinya menatap keluar jendela dan memandang salju yg turun perlahan-lahan.

Bel berbunyi sangat nyaring dan itu cukup membuat putra Uzumaki itu diam dan berbalik ke tempatnya.

"Ohayou."

"Ohayou sensei!"

"Buka buku fisika kalian halaman 245."

"Ha'i."

Sasuke menatap buku fisika-nya tanpa minat mengerjakan soal yang diberikan oleh gurunya. Dia hanya memainkan pulpennya malas, Naruto yang sedang semangat mengerjakan tugas matanya melihat Sasuke yang hanya malas seperti tak niat bersekolah.

"Sensei," panggil Naruto.

"Ya, ada apa Naruto?"

"Sepertinya Sasuke sedang tidak enak badan, apa aku boleh membawanya ke UKS?" Sasuke mendelik ke arah Naruto dan laki-laki bermata shappire itu hanya menatapnya balik seolah berkata tenang saja.

"Baiklah bawa Uchiha-san ke UKS, pastikan dia istirahat dengan baik dan berikan dia obat."

"Ha'i sensei."

"Teme ayo kuantar," ujar Naruto dengan nada manis sembari memegang punggung tangan Sasuke, "Ck, lepaskan baka. Kau membuatku jijik." Desisnya pelan. Mereka pun pergi ke keluar kelas.

"Kau mau membawaku kemana, Dobe?" Tanya Sasuke saat mereka melewati UKS begitu saja, "Kita akan ke atap. Kau butuh udara segar di pagi hari yang dingin ini." Katanya. Naruto benar aku butuh udara segar seperti ini, pikirnya.

Sesampainya di atap, "Huawaa~ udaranya sangat dingin diatas, tapi bagus untuk melihat pemandangan kota yang sebagian tertutup salju dari atas sini." Sasuke membenarkan ucapan Naruto, pemandangan kota sangat indah di lihat dari atas sini.

"Ne, Sasuke." Panggil Naruto, Sasuke mengernyitkan alisnya.

"Soal taruhan kita waktu itu.. apa kau berhasil? Jika kau tidak ingin memberitahuku juga tak apa."

Sasuke terdiam sebentar apa ia boleh memberitahukannya kepada Naruto? Lagipula Naruto adalah sahabatnya sejak lama. Sasuke menghela nafas, "Baiklah aku akan memberitahumu," ujarnya di jeda.

❄️Yuki no yōsei monogatari❄️ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang