Ada kalanya kita yang mengalah pada keadaan. Menyeret diri dalam sebuah keputusasaan, menghardik takdir yang tak mengenal belas kasihan, serta menelantarkan diri pada keadaan yang tak tahu pasti.
Semestinya kita harus segera menyadari. Jika dia yang kita nanti selama ini, tiada kunjung menemani. Jangankan menemani, mengetahui perasaan kita selama ini saja dia enggan tuk memahami.
Jangan mengharap pada Makhluk-Nya. Mengharaplah hanya kepada Pencipta-Nya. Kita akan mengerti jika hidup ini penuh dengan tragedi, kesenangan datang dengan sendiri, lalu kesengsaraan datang tanpa permisi, hingga berbuah kesedihan yang menyayat hati.
Ada kalanya kita berhasil memotivasi orang lain yang tersakiti. Tapi memotivasi diri sendiri, kita acap kali berhenti dengan alasan lebih baik sendiri dalam sepi. Apa kita bisa menjamin, jika dalam heningnya sepi akan mendapatkan ilham yang Ia Ridhoi? Kurasa belum tentu. Mengapa? Karena kita menyendiri sambil merutuki diri sendiri, mengeluh, dan tanpa memanjatkan ampunan pada Sang Illahi.
Keadaan semacam ini akan berangsur pulih jika kita terus mensyukuri. Menyadari jika nikmat dari Allah tak serta merta menyesatkan Hamba-Nya. Terlebih jika kita percaya dengan rahasia indah-Nya di kemudian hari, tanpa kufur nikmat ketika nanti kita dipersatukan dengan pasangan pilihan-Nya di surga yang kekal nan abadi.
Ilhmh
July 14, 2018Kota udang
KAMU SEDANG MEMBACA
Malka Aksara
PoetryMakna dari sebuah kata tidak akan ada bila kita tidak merangkainya. Masih jauh dari kata sempurna? Ya. Tapi setidaknya aku belajar mempertemukan kata dengan kata hingga menjadi kalimat, lalu kalimat dengan kalimat menjadi sebuah paragraf. Puisi, saj...