Bukanku bermaksud menghakimi, menggurui, apalagi menyalahkan kau kawan, aku takut kau jauh dari Ridho-Nya. Semakin banyak kata caci maki, dengki, serta iri, akan membuat hidupmu tak berarti. Maafkan aku kawan, tak enak hati aku menyuratimu dengan kata-kata benci.
Janganlah ketersinggunganmu menyulut api kebencian. Melenyapkan kebaikan yang selama ini telah aku torehkan. Menghapus jejak pengalaman dirimu bersamaku. Apalagi memutus tali silaturahmi yang selama ini kita rengkuh.
Wajar saja bila kau marah, tapi aku harus bagaimana? Membiarkan dirimu bermain kata penimbul lara? Bersikap acuh tak acuh dan terserah? Atau bahkan memukul gendang perang di depan kami semua?
Sudah cukup bagiku mengerti akan dirimu. Tak perlu pula kau membalas pengertianku akan dirimu. Sudah kucukupkan doaku kepada-Nya untuk kebaikan di antara kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malka Aksara
PuisiMakna dari sebuah kata tidak akan ada bila kita tidak merangkainya. Masih jauh dari kata sempurna? Ya. Tapi setidaknya aku belajar mempertemukan kata dengan kata hingga menjadi kalimat, lalu kalimat dengan kalimat menjadi sebuah paragraf. Puisi, saj...