3. Apakah kau Percaya?

1.5K 161 35
                                    

“ 𝐴𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖ℎ𝑖𝑟, 𝑁𝑜𝑛𝑎? ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐴𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖ℎ𝑖𝑟, 𝑁𝑜𝑛𝑎?

“ 𝐴𝑝𝑎𝑘𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖ℎ𝑖𝑟, 𝑁𝑜𝑛𝑎? ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐶 𝑎 𝑟 𝑛 𝑎 𝑡 𝑖 𝑜 𝑛


Oh Tuhan, Alin pasti sudah gila. Bukankah seharusnya beliau ini tidak nyata? Rahangnya terbuka lebar melihat sosok yang mengenakan kemeja putih dengan celana kain warna hitam. Surai hitamnya berkilauan ketika pemuda itu berjalan di bawah sinar rembulan.

"Kau, nyata?"

Mahesa cengo kemudian sesaat terkekeh. "Saya berdiri tepat di depanmu, Nona. Tidak transparan dan masih bernyawa."

Tapi, bagaimana bisa? Itu yang dipikirkan Alin. Ayolah, apa yang masuk akal dari pria di depannya. Lihatlah, tampilannya saja sudah seperti pangeran hilang dari kisah dongeng tahun 90-an. Siapa coba yang berpakaian seperti itu di era modern, bahkan model kemejanya saja kelihatan kuno. Apalagi mengingat jika dia menghilang setelah ribuan kelopak bunga menerjang muka Alin. Sangat tidak masuk akal!

"Aku pasti sudah gila." Gadis itu tersenyum.

Alin berjalan lurus melewati Mahesa tanpa mempedulikan jika pemuda itu terus-terusan menatapnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Mahesa itu tidak nyata dan semua kejadian ini tidak masuk akal. Alin akan pulang dan dia akan meminta Rose untuk menemaninya ke tempat ibadah karena ia merasa harus melakukan ritual pengusiran setan.

"Kau tidak bisa mengabaikanku." Mahesa mensejajarkan langkahnya. Pemuda itu berjalan disamping Alin sembari memperhatikan wajah lawan bicaranya yang menganggapnya tidak nyata.

"Kau tau, Nona. Kau canti−"

Yah, kalimatnya terpotong ketika Alin melayangkan tinjunya tepat di pipi kiri pemuda itu. Jujur saja Mahesa shock merasakan bogem dari tangan kecil Alin yang ternyata sakit juga.

"Kamu bukan hantu?"

"Astaga, saya sudah bilang, Nona. Saya ini mahluk hidup."

"Maaf, kupikir hantu."

CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang