Peduli

25 3 0
                                    

Setelah hari libur berakhir, semuanya kembali seperti semula, beraktivitas seperti biasanya yang membuat siapapun merasa lelah. Tentunya hal itu juga dirasakan Ara serta yang lainya.

Hari pertama masuk kuliah Setelah lama berlibur Ara serta teman Kampus yang lainnya sudah diberikan tugas yang begitu banyak,dari membuat proposal serta yang lainnya.

Suasana dikelas hari ini begitu hening dikarenakan sedang diadakan presentasi dari tugas yang diberikan beberapa minggu lalu.

Kini giliran Ara untuk presentasikan tugasnya, selama Ara menjelaskan apa yang telah ia kerjakan, ia mendapatkan pujian serta kritikan dari beberapa dosen.

🌈🌈🌈🌈

Setelah lama presentasi akhirnya bunyi bel istirahat berbunyi, membuat para mahasiswa-mahasiswi keluar dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut.

Entah mengapa suasana kantin hari ini lebih ramai dari biasanya. Mungkin karna mereka merasa lapar dan penat dengan materi hari ini, Apalagi semua jurusan diberikan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu 2minggu karna minggu depannya mereka akan kunjungan industri dengan bidang kejuruan masing-masing.

Meja kantin dibagian sudut sudah menjadi tempat favorite untuk para moswanted siapa lagi kalau bukan 'manusia kadal' serta 'ciwi-ciwi'.

Dimeja kantin bagian sudut, mereka tengah asyik bersendu-gurau. Entah mengapa hari ini Ara merasa tak enak seperti akan ada yang terjadi kepada dirinya.

"Kenapa gue jadi gelisah gini ya? Ada apa sama diri gue?.." Tanyanya dalam hati.

"Ehh Ra, lo kenapa si? dari tadi ko gue liatin lo ngelamun aja?." Tanya Ica dengan memasang wajah khawatir.

Begitupun dengan yang lainnya, suasana kali ini tidak seperti tadi yang berisik dengan lawakan serta tawaan dari temannya.

Mereka semua saat ini tengah menatap wajah Ara sambil menautkan sebelah alisnya. Berbeda dengan Dino yang saat ini sedang merangkul Ara sambil mengusap puncak kepala Ara dengan lembut.

"Lo kenapa Ra? Cerita sama kita, siapa tau kita bisa bantu!." Kata Vano tanpa ia sadari saat ini ia tengah merangkul Ica.

Nico yang melihat itu memutar bola Mata malas. "Itu tangan gak usah nyosor aja kali Van." Cibir Nico.

Nessa yang tadinya tengah serius dengan keadaan ini merasa terganggu saat Nico berbicara. "Co, please diem!." Katanya dengan penuh penekanan.

Vano yang melihat Nico langsung ciut saat mendapati ucapan Nessa membuatnya tersenyum jahil sambil memeletkan lidah.

"Udah fokus sama masalah Ara, Jangan bercanda lagi!." Kata Moni mengembalikan pembicaraan ketopik semula.

Saat ini suasana begitu tegang, mereka semua tengah menunggu penjelasan dari Ara.

"Emm... gini, sebenarnya gue...." katanya, Saat Ara ingin menjelaskan tiba-tiba saja ponselnya bergetar.

'Drtttt...'

Perhatian mereka teralihkan saat ponsel Ara bergetar.gadis itu langsung mengambil ponselnya dan membaca satu pesan yang masuk.

Tertera dilayar ponsel itu si peneror mengancam Ara.

' kalo lo gak mau liat sahabat lo dalam masalah lebih baik lo diam dan jangan ceritain apa-apa ke mereka! Ngerti lo?!!!.'

Setelah membaca isi pesan itu, Ara berusaha menetralkan detak jantungnya yang saat ini sedang berpacu lebih cepat.

"Maafin gue, gue gak bisa ceritain ini semua kekalian, gue gak mau kalian dalam bahaya hanya karna gue." Batinnya.

Diamnya Ara membuat sahabatnya tambah khawatir dengan keadaanya. Tetapi tiba-tiba saja mereka dibuat terkejut saat Ara menatap mereka dengan  senyuman yang merekah diwajahnya.

"Gue enggak apa-apa ko, kalian tenang aja ya?." Katanya untuk meyakinkan sahabatnya, ya walau sebenarnya dirinya sendiripun tidak merasa baik-baik saja.

"Lo yakin? Lo enggak nyembunyiin sesuatu dari kita kan?." Tanya Nessa sambil memicingkan matanya.

Ara tersenyum lalu mengangguk sambil menggenggam tangan Nessa. "Iya Nes, gue enggak apa-apa ko!." Katanya meyakinkan Nessa bahwa dirinya baik-baik saja.

Nessa menghembuskan nafas lega, lalu membalas genggaman itu. "Oke, kalau ada apa-apa cerita sama gue, gue gak akan ngebiarin siapapun ngecelakain lo! Lo itu sahabat gue Ra, gue gak mau lo kenapa-kenapa!. " Jelasnya

"Iya Ness, Makasih ya. Makasih juga buat kalian yang udah peduli sama gue." Katanya dengan kekehan kecil.

Setelah melihat Ara tertawa yang lainnyapun merasa lega. namun berbeda dengan Dino, Dino sudah mengetahui apa yang membuat Ara gelisah.

'Siapapun lo, gue gak akan pernah maafin lo kalo Ara sampai kenapa-kenapa.' Batinya.

📖📖📖📖

Hy gaes part kali ini segini dulu ya😊 dilanjut lagi nanti malam😊.

Jangan lupa vote dan voment ya😊❤️.

Terimakasih 💕

Ardino {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang