"Ini adalah awal dimana ada kita."
-LovariaLima menit yang lalu bel istirahat berbunyi. Seperti biasa tujuan pertama siswa disetiap sekolah adalah kantin. Seperti saat ini Lova dan ketiga sahabatnya sudah menduduki satu tempat favorit mereka.
"Mel buruan pesan perut gue udah keroncongan nih." suruh Sofie sambil memegangi perutnya yang lapar.
"Gak mau aa. Nanti Melly desak-desakkan terus kecapean, terus pingsan nanti kalian pada bingung lagi." tolaknya sambil memainkan handphonenya.
"Trus mati abis itu dikubur." lanjut Sofie dengan memutar bola matanya malas.
"Lo sumpahin gue." Melly mulai mengeluarkan emosinya.
"Abi---" belum sempat Sofie melanjutkan kalimatnya, Lova sudah menyelanya.
"Sopay! Molen! Udah deh, Lova malas dengerin kalian adu mulut terus tiap hari. Kalian tau Lova sama Tiarap tuh udah sangat lapar. Tau deh, disini aja kalian berdua biar Lova yang beliin makanan." cerocos Lova tanpa henti dan berlalu meninggalkan mereka. Mereka hanya cengo melihat tingkah Lova tersebut. Tapi tidak sampai lima menit Lova kembali lagi.
"Kenapa kembali lagi, mana makanannya?" tanya Tiara bingung.
"Mana uang kalian, uang Lova pas." ucap Lova dengan cengiran.
"Yaelah, katanya mau beliin." sindir Sofie sambil merogoh uang disakunya.
"Hehe, habisnya kalian bertengkar mulu. Lova kan jadi sebal." jawab Lova sambil mengambil uang mereka.
"Dasar Lumpiah." ejek Melly.
Lova hanya menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan mereka.
"Mbok Darmi mana makanan Lova yang tadi Lova pesan." ucap Lova tanpa memperhatikan sekelilingnya.
"Heh bocah, lo tu ngantri dulu. Jangan main nylonong aja." ucap seseorang sambil menjitak kepala Lova.
"Aww, heh bocah ini tu kepala dan didalam kepala itu ada otak. Gunanya otak itu buat mikir. Kalau ini gagar otak mau tanggung jawab?" cerocosnya tanpa melihat siapa yang menjitak kepalanya.
"Ee Pak Ketu." ucap Lova setelah tau siapa pelakunya.
"Nama gue Fano bukan Pak Ketu." ucapnya ketus.
"Minta kenalan yaa. Ya ampun Lova gak peka. Kenalin nam--------" belum sempat Lova melanjutkan kalimatnya, Fano sudah menyelanya.
"Gak butuh." ketus Fano sambil meninggalkan Lova.
"SEE YOU PANU." teriak Lova sambil melambaikan tangannya tanpa ada rasa malu.
Fano yang mendengarkan teriakan Lova mengurungkan niatnya untuk pergi, dia berhenti dan membalikkan badannya. "DASAR CEWEK GILA." umpatnya.
Lova hanya cengengesan mendengar umpatan Fano tersebut. "Ih Panu makin gemes deh." ucap Lova sambil berlalu dengan membawa nampan yang diberikan Mbok Darmi tadi.
***
"Heh Fano datang-datang gak bawa makanan malah bawa amarah." sindir Boby ketika meliha muka temannya yang ditekuk seperti karpet.
"Bacot." jawab Fano dengan muka tembok.
Teman-temannya hanya terkekeh mendengar jawaban dari Fano.
"Santai sob, emang kenapa dengan lo?" tanya Tomi.
"Gue tadi ketemu cewek gila. Lo kenal Lova kan? Cewek yang gue tunjuk jadi wakil gue. Nyesel gue nunjuk dia." ucap Fano sambil mengacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVARIA
Teen FictionPercayalah takdir tak pernah salah. Tentang dia, aku, kamu, dan mereka yang terlibat di dalamnya.