Giantara Pratama, atau lebih akrab dipanggil Gian. Adalah anak seorang wirausahawan terkaya di daerah Jakarta. Di sekolahnya dulu, dia begitu terkenal, bukan karena pintar atau berprestasi. Melainkan, karena dia siswa tertampan se-SMAnya dulu. Daya tarik wajahnya mampu menyihir puluhan wanita sekaligus. Tidak hanya di dalam lingkungan sekolah, melainkan di luar sekolah juga. Tak jarang, pacar Gian berasal dari kalangan anak Kuliahan.
Walau begitu, Gian bukanlah tipe cowok yang memegang satu bunga mawar di tangan. Dia terkenal playboy, pacarnya lebih dari satu. Anehnya, meski semua orang tau dia playboy, daya tariknya tak pernah berkurang. Sudah banyak wanita yang dipacarinya sekaligus. Sekali di ajak jalan, besoknya putus, sekali di ajak nge-date besoknya ganti lagi. Begitulah, seperti pakaian dalam lemarinya. Sekali pakai, langsung buang bila sudah tak menarik.
Hidup cuma sekali, dan kita harus menikmatinya. Begitulah prinsif yang di pegang Gian. Tongkrongannya klub-klub malam, jadi, jangan heran jika pacarnya bukan dari kalangan wanita 'baik-baik'. Namun, tak pernah sekalipun Gian berniat untuk meniduri satu wanita. Karena wanita tetaplah wanita, seperti ibunya. Ia harus menghormati tahta wanita. Walau, sejak kecil Gian tak pernah mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Karena, mereka sibuk bekerja.
Gian kecil hidup dan besar dengan si bibi, ART sekaligus pengasuh pribadinya. Kurang lebih ibu keduanya.
Saat menginjak remaja, Gian terkenal sebagai trouble maker. Berulang kali ia mendapat teguran dari pihak sekolah, bahkan sampai kena DO.
Apakah orang tuanya peduli? Tidak! Justru yang datang memenuhi panggilan dari pihak sekolah adalah si bibi. Dia juga yang telah memohon dengan segala cara untuk memaklumi sikap Gian. Berbeda dengan kedua orang tuanya, yang apabila tahu dia nakal di sekolah terutama sang ayah, siap saja Gian untuk mendapatkan beberapa pukulan dan tamparan.
Untunglah, walau konflik yang di hadapinya rumit dan keras. Ada dua orang sahabat yang selalu setia menemaninya. Baehaki, atau Kiki dan Aldo Prasetya alias Aldo. Merekalah yang selalu ada untuk Gian, mereka yang menghibur Gian, dan mereka juga yang selalu menolong Gian.
Kini, Gian melanjutkan sekolahnya di Bandung. Setelah mendapat pernyataan di DO dari sekolah lamanya. Ya, di usianya yang hampir menginjak usia 19 tahun, Gian malah harus mengulang sebagai kelas sepuluh. Sama juga seperti Kiki dan Aldo. Bedanya, keduanya memohon agar mendapat surat DO dari sekolah. Padahal sikap Kiki dan Aldo tidak seburuk Gian yang suka bolos ke sekolah dan melanggar peraturan.
***
Setelah istirahat setengah jam, seluruh siswa calon kelas sepuluh di suruh kembali berkumpul di lapangan.Danu menyampaikan beberapa pengumuman sskaligus pemberitahuan untuk aktivitas besok.
Lalu, setelah itu seluruh siswa di suruh pulang. Karena, ini hari pertama sekolah. Jadi, tak ada aktivitas yang efektif.
***
Ai dan Hima tiba di kamar. Keduanya melempar tas ke atas kasur."Gilak, cape banget," keluh Hima. Ia mengibas-ngibas kedua tangannya ke arah wajahnya.
"Gue, apalagi," balas Ai. Pikirannya terasa ruwet.
"Kenapa emang?" tanya Hima.
"Elu tahu gak?" Ai langsung membenarkan posisi duduknya. Nada bicaranya berubah serius
Dahi Hima mengernyit heran. "Tahu apa?"
Ai menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara kasar. "Jadi, ternyata cowok yang waktu itu jadi target gue. Ternyata dia adek kelas kita, dia juga kayaknya anak nakal deh," Ai antusias bercerita, beberapa ekspresi gemas, marah dan lain lagi ditunjukan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Playboy Boyfriend
Teen FictionSiapa bilang cowok romantis bisa meluluhkan hati semua kaum hawa? Jawabannya Tidak! Untuk gadis yang bernama lengkap Ravabia Ainun Nandara