"BERHENTI!" Sekali lagi seseorang berteriak tegas ke arah keduanya. Itu pak Wisman, guru olahraga sekaligus wali kelas 2.1.
Ai menurunkan tangannya.
Pak Wisman berjalan penuh amarah ke arah Ai, Gian dan ketiga lainnya.
Untunglah, perkelahian yang sebentar lagi terjadi antara Ai dan Gian segera terhentikan. Rupanya suara keributan keduanya terdengar hingga ke dalam area sekolah.
"Apa-apaan kalian! Terutama kamu, Ai!" maki pak Wisman dengan nada tinggi, sehingga menimbulkan suara keributan yang memancing siswa-siswi SMA Garuda untuk datang melihat.
Suasana yang semula hanya dihiasi kebisingan kendaraan yang berlalu lalang, kini dipenuhi para siswa.
"Maaf, pak." Ai menundukan kepala.
"Sudah, sekarang kalian ke kantor!" bentak pak Wisman memerintah.
Kelimanya menurut. Mereka berjalan beriringan disaksikan oleh puluhan pasang mata menuju ruangan BK di lantai satu.
Satu hal lagi tentang Ai yang perlu kalian ketahui. Meskipun dia seorang wanita, tetapi jangan remehkan dia jika soal beladiri. Terbukti dia pernah menjuarai beberapa perlombaan Karate tingkat nasional, Ai juga menguasai beberapa jurus silat dan Muai Tai.
***
Kelimanya tiba di depan kantor BK. Ai mengetuk badan pintu terlebih dahulu.Pak Arjo yang mendengar ketukan di pintunya mempersilahkan masuk.
Ai, Gian, Hima, Kiki, dan Aldo beriringan masuk.
"Loh, loh, ada apa ini?" tanya Pak Arjo kebingungan.
"Mereka berkelahi, pak!" jawab pak Wisman dari arah pintu.
"Apa!" Pak Arjo terkejut bukan main. Kumis tebalnya bergerak keatas kebawah.
"Ai, dan kamu," pak Wisman menunjuk ke arah Gian, "duduk!" perintahnya.
Keduanya menurut, sementara ketiga siswa lainnya di biarkan berdiri. Pintu ruangan ditutup untuk menghindari kebisingan dari para siswa yang berkerumun di luar ruangan.
"Saya sungguh kecewa atas sikap kalian. Tidak mencerminkan siswa SMA Garuda. Terutama kamu, Ai. Saya sungguh kecewa atas sikap kamu tadi, saya mengajari kamu ilmu beladiri untuk dimanfaatkan dengan bijak. Bukan pamer! Apalagi menghajar junior kamu!" maki pak Wisman panjang lebar.
Pak Arjo hanya menyimak dengan baik agar bisa menyimpulkan permasalahan.
"Maafkan saya, pak. Saya bersikap demikian karena ada satu hal yang mendasarinya," ucap Ai membela diri.
"Apa hal tersebut?" pak Wisman menggebrak meja di depan keduanya.
"Dia merokok dan tidak masuk kelas, pak," jawab Ai menerangkan.
"Saya merokok di luar lingkungan sekolah, pak." Gian membela diri.
"Diam!" bentak pak Wisman, "saya tidak menyuruh kamu bicara!" lanjutnya.
"Hima, jelaskan apa yang terjadi!" ujar pak Wisman meminta penjelasan dari Hima yang berperan sebagai saksi mata.
"Tadi, saya di ajak Ai untuk menghampiri mereka, pak. Mereka tengah merokok dan tidak masuk kelas seperti yang dijelaskan teman saya tadi, pak. Sebenarnya bukan teman saya yang memulai, dia duluan yang memulai. Bahkan tadi dia hampir menampar teman saya, pak," jelas Hima memberitahukan kesaksiannya.
"Bohong, pak. Tadi senior kami yang memulai," cetus Aldo berniat ingin membela sahabatnya. Ia meluncurkan tatapan tajam ke arah Hima.
"Diam!" Sekarang gantian pak Arjo yang membentak. Suasana kembali hening.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Playboy Boyfriend
Ficção AdolescenteSiapa bilang cowok romantis bisa meluluhkan hati semua kaum hawa? Jawabannya Tidak! Untuk gadis yang bernama lengkap Ravabia Ainun Nandara