Prolog

60 6 8
                                    

'Plakkk'

Satu tamparan dilayangkan Ai dengan penuh emosi. Air mata berguguran dari kedua kelopak matanya.

"Lu gak usah pura-pura bego, ya! Gua liat dengan mata kepala gua sendiri! Masih kurang bukti, hah? Masih kurang? Jawab...!" bentak Ai disertai isakan.

'Plakkk'

Lagi-lagi tamparan penuh amarah dilayangkan Ai.

Brian, sang kekasih yang ketahuan tengah berselingkuh hanya bisa tertunduk malu menahan setiap hembusan nafasnya yang menguapkan emosi tengah bergejolak. Jika saja yang dihadapinya laki-laki, maka sekeranjang tinju dari tangan bulatnya mungkin sudah tiba di pipi musuh.

"Tega ya, lu ... dia sahabat gua. Kenapa lu berdua tega khianati gua, hah? JAWAB!" teriak Ai, bulir-bulir air suci berguguran dari kedua kelopak mata bulatnya.

'Brukkk'

Suara keras timbul saat tubuh gagah Brian yang hanya bertelanjang dada menabrak dinding kamar karena mendapat dorongan kuat dari kedua tangan Ai. Brian meringis kesakitan. Ai tahu itu sakit, tapi lebih sakit mana, saat tiga tahun menjalin hubungan namun berbuah pengkhianatan, terlebih lagi itu oleh sahabat sendiri.

"Ai, sudahhh...," ujar Syabila, coba melindungi kekasihnya dari amukan singa yang tengah lapar.

Mata bulat Ai menatap tajam ke arah Syabila. Gadis yang bergaun mini dress merah, tubuh mungil dan wajah ala Chinese itu kembali tertunduk sembari menggenggam erat ujung handuk yang di selimutkannya dari pundak hingga ke dada untuk menutupi aurat, menahan setiap ketakutan dan rasa bersalah yang menggumpal di dada.

Ai tersenyum sinis, sebuah ide jahat muncul di benaknya. Ia tahu mantan sahabatnya itu anti memakai pakaian mini.

"Mau belain pacarnya, ya?" ujar Ai. Tangisannya berubah menjadi tawa penuh kejahatan. Tangan kanannya menarik paksa handuk yang tengah di kenakan Syabila.

"Jangan, Ai," jerit Syabila. Ai semakin semangat untuk membalaskan dendamnya.

"So suci? Truss di hadapan bajingan murahan itu lu relain tubuh mulus lu di jadiin pemuas nafsu?" Ai setengah berbisik. Handuk tebal tersebut telah berpindah tangan. Dengan sigap kedua tangan Syabila menyilang di dada.

"Tega ya lu sama gua! Elu itu sahabat gua dari kecil...kenapa lu tega khianati gua, hah!" bentak Ai, Syabila hanya tertunduk malu, menyeka tiap tetesan air mata yang mulai menguap.

"Dasar perempuan murahan! Gak punya hati! Per jam dibayar berapa hah, hingga rela ditiduri pacar gua," ujar Ai. Setiap katanya meluapkan sejuta emosi yang tertahan di dada.

"Stop!" teriak Brian. Ia bangkit berdiri.

"Stop hina dia! Stop lu rendahin Syabila," Brian melanjutkan kalimatnya.

Ai semakin merasa tertantang. Giginya bergerat menahan amarah.

"Asal lu tahu, Syabila lebih baik dari lu! Dia itu feminim, pengertian, baik, dan lembut. Gak kayak lu!" ujar Brian dengan suara yang lantang. Emosi Ai semakin terpancing.

"Apa lu bilang!!!" bentak Ai

"Ya, dia lebih baik dari lu," Brian ikut membentak. Sehingga keributan keduanya terdengar menembus tembok. Orang-orang yang kebetulan lewat mulai mencari tahu sumber suara.

Ai diam tak bersuara. Tangan kanannya merogoh sesuatu dari mulut tas kecil yang menggantung di tangan kirinya. Itu gunting.

Brian menelan ludah, kedua matanya membulat. Perempuan gila! Batinnya.

"Bisa ulangi kalimat lu yang barusan, gak?" Ai setengah berbisik. Ia mengarahkan ujung gunting yang runcing tepat ke wajah pucat Brian.

Brian tak berkutik. Kepalanya di penuhi bayangan-bayangan kesadisan cewek yang telah di khianatinya. Sementara Syabila bersembunyi di balik tubuh gagahnya. Orang-orang yang melihat kejadian tersebut dari pintu kamar menahan nafas sesaat, tak ada yang berani mencegah.

"Ayo, lu ngomong!" bentak Ai

Refleks Brian menggeleng ketakutan.

"Mangsa empuk nih," Ai tertawa sinis. Dengan cantik, ia memainkan gunting berukuran sedang di hadapan Brian. Ia menjilati ujung gunting tersebut bak seorang psikopat. Orang-orang meringis ngeri melihat adegannya.

"Gila lu yak! Jauhin gunting itu sekarang!" pinta Brian. Nadanya bergetar ketakutan.

"Seorang model terkenal, ganteng, cool. Selingkuh sama mantan sahabat gue, ups lebih tepatnya perempuan bangsat and murahan, sih ya. Kayaknya bakal jadi tranding topik nih kalo gue bunuh," Ai maju selangkah demi selangkah, menarik jarak keduanya hingga tinggal beberapa inci saja. Brian tak bisa berbuat banyak. Ia sudah terpojok. Tubuhnya menghantam tembok. Pilihan akhir, ia harus melindungi Syabila, sang kekasih gelapnya.

"Lu boleh sakitin gue, tapi lepasin Syabila," ujar Brian. Ia merentangkan kedua tangan dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk Syabila.

"Bagus, i like it," Ai mengangkat gunting yang di genggamnya, hendak mendaratkannya di perut sang kekasih. Syabila menutup kedua matanya, ngeri.Suasana berubah menyeramkan.

'Clebbb'

Brian masih hidup. Ai hanya menancapkan bagian pengungkitnya saja. Jelas itu tak akan melukai sedikitpun.

Lalu, dengan gesit kedua tangan Ai mendorong tubuh Brian dan Syabila hingga terpental ke atas kasur.

Mini dress Syabila terangkat hingga ke paha, sementara tangannya memeluk tubuh Brian yang hanya bertelanjang dada.

'Cekrek...cekrek...cekrek'

Sungguh pose yang sempurna, batin Ai. Ia mengabadikan banyak foto di ikuti oleh beberapa orang yang tengah menonton adegannya dari arah pintu kamar. Kemudian, Ai mengunggahnya ke media sosial. Dengan cepat reaksi para netizen membanjiri.

Brian dan Syabila bernafas lega, mereka tidak jadi mati, namun harus siap menanggung malu dari jutaan orang di dunia yang akan mencemoohnya.

Suasana riuh seketika, banyak dari orang yang menyaksikan kejadian tersebut tertawa geli dan mulai berbisik-bisik.

Ai membalikan tubuh rampingnya, lalu berjalan menuju arah pintu.

Ai mengacungkan jempol ke arah seseorang. Itu Hima, sahabat baru Ai. Dialah yang telah memberitahu kebusukan Brian di belakang Ai, dan membantu Ai untuk menjalankan rencana pembalasan.

Hari itu, tepat di tiga tahun hubungan Ai dengan Brian, Ai memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Kekasihnya lebih memilih Syabila, sahabat dekatnya. Dan tanpa malu, Syabila mau menjadi kekasih gelap Brian. Sungguh pengkhianatan yang sempurna!

My Playboy BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang