5.2 - Kaku

35 6 10
                                    

"ANJAY" teriak Vanya dengan histeris seakan lupa dengan keadaan disekitarnya. Rachel yang berada disebelah Vanya pun kaget karena ulah sahabatnya itu. Ia segera menabok tangan Vanya dengan ganas dan langsung melihat keadaan sekitarnya yang tiba-tiba mencekam. Semua murid langsung melihat kearah Vanya dan Rachel termasuk murid baru dan Ani.

"aduhh" Ucap Vanya mengaduh kesakitan akibat terkena tabokan Rachel.

"Vanyaa.. Kamu kenapa?" Tanya Ani sambil melihat kearah Vanya.

"ggg... gak kenapa-napa kok bu" saut Vanya gelagapan.

Ani kembali mengalihkan pandangannya dari Vanya dan fokus kepada murid baru.

"yasudah kamu kenalin diri kamu di depan dulu, terus nanti kamu cari kursi yang kosong buat duduk" Ucap ani lembut.

***

Dilain sisi Vanya yang tadi keceplosan langsung menghembuskan nafasnya dengan keras. Untunglah ia selamat dari macam-macam pertanyaan sang guru.

"perkenalkan nama saya Raga Alfian Saputra biasa disebut Raga pindahan dari sekolah tunas bangsa" Seru cowo yang diketahui namanya Raga itu dengan lantang, tegas. Oh ya dan tak lupa Tampan.

Vanya yang mendengarkan tiba-tiba dengan cepat menyenggol tangan Rachel dan berucap "Chel itu alfii gilaaaa"

"bukan deh kayaknya" seru Rachel tak yakin itu alfi yang ia tunggu chatnya dari semalam.

"apasih kek gak yakin banget dah itu alfi. Serius anjir itu alfi lo" gemas Vanya.

Rachel hanya menggeleng-geleng kepalanya. Masih tak yakin dengan apa yang dilihatnya itu. "dari nama udah beda Nya"

"yailah nama doang, tapi muka mirip su__" ucapan Vanya terpotong dengan seruan Ani yang tegas. "VANYA!"

Vanya langsung menengok kedepan tepat dimana Ani berada. Dengan gelagapan ia menjawab "kkee.. Kenapa bu?"

Demi apapun jantungnya sekarang sedang dag dig dug tak karuan mendengar seruan tegas dari Ani.

"kamu dari tadi bukan dengerin ibu ngajar malah ngobrol terus sama Rachel"

Vanya bingung sejak kapan murid baru itu sudah duduk dikursinya. Rachel pun sama saja bingungnya ia tak melihat Raga yang diketahui namanya tersebut, sudah menduduki kursinya yang tepat berada di sebelah Vanya.

"Kamu Vanya pindah kesebelah Dina. Dina kalo Rani masuk sekolah suruh dia duduk disebelah kinan."

"tapi buu, sa__"

" tak ada tapi-tapian cepat pindah" Potong Ani tak bisa dibantah. Rachel yang melihat sahabatnya tersebut harus pindah tempat duduk tersebut hanya mengerucutkan bibirnya sebal. Apaan sih, lebay banget segala pake acara pindah tempat duduk.

Setelah Vanya pindah dan sudah duduk bersama Dina. Otomatis kursi disebelah Rachel kosong.

"Bu.. Terus saya duduk sendiri gitu?" Seru Rachel sambil mengangkat satu tangannya bertanya.

Ani mengangkat satu alisnya. "yasudah, Raga kamu pindah ketempat Rachel. Tak ada bantahan"

Rachel melongo dengan mata melotot dan mulut terbuka sedikit. Ia buru-buru tersadar dengan apa yang dilakukan Ani saat mendengar suara kursi bergeser.

Ia sangat menyesal menanyakan 'apakah ia duduk sendiri' bila akhirnya Raga disuruh duduk bersama Rachel.

"hai" Sapa Raga dengan tersenyum, sehingga matanya menyipit.

"hai" Jawab Rachel kaku. Sangat kaku. Jantungnya berdebar-debar sangat kencang. Sehingga ia terlihat sedang salah tingkah.

Baru disapa hai aja udah dag-dig-dug gak karuan, apalagi diajak kemana gitu. Wah sudah, jantungnya pasti berdugem terus.

ApelefthérosiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang