Part 5.1 - Apakah Benar?

21 6 7
                                    

Pagi ini matahari muncul dengan malu-malu. Burung yang biasanya berkicau merdu tak menampakan suaranya. Angin berhembus kencang. Seorang pria yang masih bergelung didalam selimut terbangun mendengar suara alarm.

Ia mematikan alarmnya dan segera beranjak kedalam kamar mandi.

Setelah rapih ia membawa tas yang sudah berisi buku pelajaran untuk hari ini segera pergi ke meja makan.

"pagi" Ucapnya sambil menaruh tas dikursi sebelahnya duduk.

"pagi sayang." tanya sang mama.

"hari ini mama antar sekolahnya yah?" lanjutnya.

"gausah lagian aku juga tau jalan sekolah kok" balasnya.

"yakin?"

"dikira kamu lupa, kamu hati-hati ya bawa motornya" lanjut sang mama menasehati.

Ia hanya menganggukkan kepalanya. Paham. Setelah selesai ia segera pergi menuju sekolahnya, dengan cepat ia bergegas menaiki motornya tak lupa ia memakai jaket untuk menutupi kepalanya.

***

"Chel kamu cepet berangkat gih, mau hujan tuh gelap banget diluar. Kamu jangan lupa bawa jaket biar ga kedinginan." Ucap July dengan nada khawatir.

"kamu juga dek, pake jaketnya. Jangan lupa bawa jas hujannya juga Chel, Win." lanjutnya.

"iya bu.." ucapnya mereka berbarengan.

Hari ini July-sang ibu sedang tidak ada keperluan seperti kemarin berturut-turut tidak ada dirumah seharian.

Setelah berpamitan mereka segera berangkat menuju sekolah masing-masing. Diperjalanan yang dilakukan Rachel hanyalah fokus. Angin berhembus cukup kencang hingga debu masuk kedalam matanya.

Rachel yang tak siap akhirnya menghentikan laju motornya dipinggir jalan. Untuk mengucek matanya yang sedang kelilipan. Setelah dirasa enakan ia kembali menjalankan motornya yang sebentar lagi akan sampai menuju sekolahan. Rachel memarkirkan motornya disamping motor ninja berwarna merah dan tak lupa mengunci stang motornya.

Sesampainya dikelas yang Rachel lakukan hanyalah melamun karena chatnya dari Alfi belum kunjung dibalas. Semalam ia menantikan chat yang berisikan good night yang biasanya kerap dilakukan oleh alfi saat ia akan tidur. Tetapi untuk malam ini satu chat pun tidak ada yang masuk.

Vanya yang melihat teman sebangkunya hanya melamun saja, dengan gemas ia menyenggol tangan Rachel yang sedang menangkup mukanya dengan pelan. "heh ngelamun mulu lo"

Rachel yang sedang memikirkan dari a-z itupun kembali pada alam sadarnya. "ha" "eh apa" "ya"  dengan tak jelas.

Vanya yang melihat mengerutkan dahinya. "apaan sih, gue ngomong apa lo ngomong apa. Gajelas nih"

"yaudah sih, gue kan gatau"

Vanya hanya memutar bola matanya kesal. "kenapa ngelamun mulu" tanyanya lagi.

"gak kenapa-napa ko, bingung aja gitu, nih dia ga bales-bales chat gue masa" dengan menunjukan chatannya diline bersama Alfi.

"heh?" Vanya bingung harus menjawab apa. Entah setan dari mana yang merasuki Vanya. Tiba-tiba ia menjerit dengan keras. Dengan gaya khas Vanya kegirangan seperti cacing kepanasan. "OEMJI RACHELLLLLLL!!"

Rachel yang mendengar teriakan Vanya dengan Refleks memukul tangan Vanya dengan keras.

"Aduhhh" Vanya mengaduh kesakitan akibat tangannya yang dipukul tiba-tiba oleh Rachel. Kemudian Rachel menarik tangan Vanya agar ia duduk kembali dikursinya.

ApelefthérosiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang