"disa butuh kemoterapi, yah!"
suara lantang marco menggema diseluruh sudut rumah, bahkan ke kamar disa.
marco mendekati raino dan menatapnya dengan tajam, "uang ayah udah abis kan buat manjain perempuan itu?"
"ayah buta?! disa ini anak ayah. dan marco gamau kehilangan orang yang marco cintai untuk yang kedua kalinya" lirih marco.
raino mencoba membela diri, "ayah bakal kerja lagi yang lebih keras buat cari biaya pengobatan disa"
"alah omong kosong! marco gaakan percaya omongan ayah"
marco menarik napasnya lalu membuangnya dengan kasar, "marco mau jual vespa sama mobil marco aja buat biaya pengobatan disa, marco gabisa liat disa kesiksa terus kaya gini"
disa yang sedang tidur pun sampai terbangun karena mendengar suara abang dan ayahnya diruang tamu sana.
disa bangun perlahan sambil memegangi kepalanya yang pusing dan berjalan keruang tamu.
"kalo ayah udah gasayang sama disa dan pengen disa mati kaya ibu, disa ikhlas yah"
suara disa tibatiba memecah pertengkaran antara raino dan marco.
raino menghampiri disa, "maafin ayah dis"
disa tersenyum miris menahan airmatanya yang sebentar lagi akan turun, "disa dulu bilang disa mau jadi lampu dirumah ini, disa mau jadi penerangan dirumah ini buat ayah maupun mas marco. tapi nyatanya disa cuma jadi debu yang gaakan keliatan dimata ayah"
kemudian disa membalikan badannya meninggalkan raino dan marco yang tak bergeming diruang tamu.
disa mengigit bibir bawahnya menahan suara tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
see u latte | jeongin ft. jiwon✔
Short Storydisa bagi indra adalah melodi disecangkir kopi lattenya.