Part 8

38 3 1
                                    

Sudah 20 menit Reva di ruang UGD dan dokter belum keluar juga dari ruangan tersebut. Sandy dan Santy sudah sampai di rumah sakit. Sampai sedetik kemudian dokter keluar dari dalam ruangan. Santy yang menyadari itu langsung berdiri dari bangkunya dan menhampiri dokter.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya." Kata Santy yang terlihat khawatir.

Dokter menatapnya, "Ohh, anak ibu tidak apa apa. Cuman luka ringan dan shock saja, tetapi dia belum sadar karena pengaruh bius nya. Besok dia baru sadar, dan saya sarankan anak ibu untuk dirawat."

"Iya gak apa apa dok. Lakukan yang terbaik untuk anak saya." Ucap Santy yang tersenyum mungkin sudah merasa lega mendapatkan kabar anaknya yang baik baik saja.

"Itu tugas kami, nanti anak ibu dipindahkan di ruang rawat inap dan ibu boleh menjenguknya ketika pasien sudah di ruang rawat inap. Kalau gitu, saya permisi." Jawab dokter yang langsung meninggalkan Santy.

Bagas, Revan dkk terlihat lega mendengar kabar keadaan Reva yang tidak mengkhawatirkan. Revan merasa bersalah dengan Reva dan membuat orangtuanya khawatir.

Revan menghampiri Santy dan Sandy. " Tante, Om. Saya Revan, saya minta maaf karena sudah membuat anak tante dan om celaka." Ucap Revan dengan sopan.

Santy dan Sandy menoleh, " Ohh, gak apa apa nak. Kan Revanya sudah tidak apa apa."

Revan mengernyit heran, apa Santy dan Sandy sudah mengetahui bahwa Reva celaka karena ikut balapan dengannya? Ah hal itu membuat pusing saja. Sandy yang melihat kebingungan Revan itu segera menepuk bahunya dan menatapnya.

"Saya tahu Reva kecelakaaan karena dia ikut balapan dengan kamu kan? Saya tahu dari Bagas anak saya sekaligus abangnya Reva." Ucap Sandy

Revan merasa tambah bersalah." Maafin saya om sekali lagi saya tidak tahu akan seperti ini."

"Tidak apa apa."

"Makasih om."

Sandy hanya membalasnya dengan tersenyum dan membuat Santy ikut tersenyum.

- Cold boy VS Absurd girl -

Reva sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, Di dalamya sudah ada Bagas, Santy, Sandy, dan juga Revan. Revan masih merasa bersalah dan dia memutuskan untuk tetap di rumah sakit, sedangkan temannya sudah pulang terlebih dahulu.

Santy sudah mengantuk dan Sandy sadar akan itu. Sandy yang tidak tega melihat istrinya akan tidur di sofa, ia mengajak pulang istrinya dan dibalas anggukan olehnya. Bagas sudah tertidur lelap di sofa yang tak mungkin Sandy bangunkan, karena tidak tega.

Sandy dan Santy berjalan ke Revan yang duduk di kursi yang berada di samping brankar Reva. Revan sedang termenung sambil melihat ke arah Reva.

Santy menepuk bahu Revan. "Nak Revan, tante sama om pulang yak. Tante tolong jagain Reva, Bagas masih tidur di sofa."

Revan tersenyum, " Ah iya tante om, tenang saja. Reva saya jagain sampai dia sadar. Besok juga hari sabtu tan, libur sekolahnya."

"Tante sampai lupa besok libur, yasudah tante sama om mau pulang. Assalammualaikum." Ucap Santy yang tersenyum lalu meninggalkan ruangan Reva.

Sekarang tinggal Revan yang belum tidur, sebelum tidur Revan memegang tangan Reva dan di taruh tangan Reva di pipi Revan.

Revan mengusap rambut gadis yang sedang tertidur lelap itu. Ketika Revan mengusap rambut gadis itu, Revan merasakan desiran di hatinya.

" Apa benar kalau gue suka sama dia? Kok hati gue deg degan." gumam Revan.

Revan langsung menepis pikiran tersebut dan masih dipegang tangan tersebut. Revan yang sudah ngantuk, ia lebih memilih untuk tidur dengan tangannya dan tangan Reva menyatu.

Cold boy VS Absurd girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang