Im Fine

508 54 10
                                    

Rasanya Eunha senang sekali hari ini, hanya karna Jungkook mengajak nya jalan ke taman.

Karna terlalu bahagianya dia, Eunha sampai datang lebih awal dari waktu yang di perkirakan. Cuaca hari ini pas sekali, sedikit mendung tapi masih terlihat matahari.

Tanpa sadar, orang yang ditunggu nya datang.

"Hi, sudah lama menunggu?" sapa pria tersebut—Jungkook.

"Tidak, baru saja"dusta Eunha dengan senyum manisnya, hingga tanpa sadar senyum nya hilang seketika dan digantikan dengan wajah penuh tanya.

Jungkook yang mengerti akan situasinya, segera memperkenalkan seseorang pada Eunha.

"Ini, Yein adek kelas kita. Dia pacarku" ucap Jungkook dengan senyum merekah menghiasi bibirnya.

Senyum yang biasanaya hanya dia perlihatkan pada Eunha.

"Aku Yein, senang berkenalan dengan kakak" sapa nya, saat tersenyum seperti itu bahkan mereka terlihat mirip.

Rasanya hati Eunha bagai di cubit. Cinta sepihak nyatanya tidak mengenakkan, ingin berkata jujur akan perasaan nya kepada Jungkook tapi malu. Hingga pada akhirnya, rasa malunya berganti dengan rasa sakit yang bisa dia tutupi hanya dengan senyumannya.

"Hi aku Eunha, teman Jungkook" dengan sedikit menekankan kata teman.

Jungkook terlihat senang, ia berfikir Eunha menyetujui hubungannya dengan adik tingkatnya di sekolah.

"Dia manis kan na? Aku memang benar-benar tak salah pilih" ujar Jungkook membanggakan.

"Oh iya, ayo aku traktir makan" tawar Jungkook sambil menarik tangan Eunha. Dan menurut Eunha mungkin itu akan menjadi skinship terakhir kalinya dengan Jungkook.

"Maaf, tapi lain waktu saja gimana? Aku di telefon ibu tadi" balas Eunha, dengan perasaan campur aduk menahan air mata yang akan segera keluar.

"Tapi ta-"

"Sudah ya aku pergi dulu. Selamat karna sudah jadian" potong Eunha, dengan nada teriak diakhir karna dia langsung pergi berlari meninggalkan sepasang kekasih itu.

Awalnya tempo lari nya cepat, tapi semakin lama semakin pelan dan...berhenti.

Dengan bahu yang bergetar, dan wajah yang dipenuhi air mata. Akhirnya dia menangis. Ntah sejak kapan, tapi langit mulai mendung, seolah mendukungnya.

Perasaanya hancur, rasa menyesal menyerangnya. Dia menyesal karna menahan untuk mengutarakan tengang oerasaan yang sebenarnya dengan Jungkook.

Sekarang yang dia lakukan, hanya membiarkan pria yang dicintai tersenyum senang dengan gadis pujaannya, yang tentunya bukan dia—Jung Eunha.

Dan saat itu, bertepatan dengan turun nya hujan,  airmata serta perasaan nya melebur jadi satu.

5 bulan kemudian

Seorang perempuan tengah duduk dengan laptop yang berada di depannya, kacamata yang bertengger di hidungnya menutupi mata panda yang tercipta akibat tugas yang menumpuk.

Ditemani secangkir Americano dan donat yang sudah di gigit setengah, dan jangan lupakan suasana cafe yang sepi dengan alunan musik clasic yang indah membuat nya merasa tenang.

Tanpa sadar, sepasang mata sedari tadi memperhatikannya dengan serius. Takut gadis itu akan hilang.

"Huft..." Eunha membuang nafasnya kasar,  dan sedikit merenggangkan otot bahu dan lengannya. Melepas kacamata nya dan mengecek ponsel nya takut ada pesan penting.

Tak lama di mengerucutkan bibirnya, kala melihat teman perempuannya tengah berlibur keluar negri bersama sang kekaksih.

"Pokoknya aku ngga mau tau dia harus membawakan ku oleh-oleh" gumam Eunha tanpa sadar.

Di letaknya ponselnya di meja,  dan beralih mengambil Americano nya sambil menyadar malas di kursi nya.

Tatapan kosong dia arahkan ke laptopnya. Tak ada minat untuk melihat tugas nya. Nyatanya, dia melakukan itu hanya untuk menghilangkan rasa canggung akan seseorang yang tengah memperhatikannya dari sudut cafe.

Sebagai wanita, justru Eunha cukup peka akan hal itu. Hanya saja, terkadang dia hanya tak ingin menjadi wanita yang terlalu kepedean akan suatu hal.

Merasa kenal dengan orang itu, Eunha segera membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi dari sana.

Baru ingin memasukkan laptop kedalam tas nya, tanganya di cegat.

"Aku ingin bicara denganmu" ujar pria itu dingin.

Kini, di cafe yang sama. Eunha dan Jungkook saling duduk berhadapan, pikiran keduanya mulai bercabang kemana-mana.

"Bagaimana kabar mu?" tanya Jungkook.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja" balas Eunha dengan senyum tipis.

Jungkook yang melihat itu meringis, mengetahui bahwa keadaan gadis itu jauh dari kata baik-baik saja dan juga atmosfer dianatara mereka tiba-tiba terasa sangat canggung.

"Sudah lama ya, kita tak bertemu" terang Jungkook.

Yang hanya dibalasa deheman oleh Eunha.

"Maaf" ucap Jungkook tiba-tiba.

"Untuk?" tanya Eunha dengan raut wajah bingung.

"Melukai perasaanmu"

Eunha terkejut, bagaimana bisa lelaki didepannya ini bisa mengetahui tentang perasaannya selama ini. Tapi raut keterkejutannya berhasil ia tutupi dengan ekspresi datar.

"Tak masalah, lagian itu dulu. Aku senang jika kau bahagia" terang Eunha.

Jujur, rasanya saat ini Eunha ingin segera keluar dari tempat ini dan berlari sejauh mungkin untuk mengeluarkan air mata yang dia tahan mati-matian.

"Tapi itu masalah untukku"

"Karna hal itu aku membuat orang yang kusukai terluka hatinya" ujar Jungkook sambil menatap mata Eunha dalam.

Baiklah, Eunha tak yakin air matanya akan berhasil dia tahan sampai pertemuan ini berakhir.

"Dan sekarang, aku menyakiti hatinya untuk kesekisn kalinya" ujar Jungkook lagi.

Jungkook mengeluarkan undangan pernikaham dari dalam tas yang dia bawa.

Ntah sejak kapan, tapi disini. Air mata yang sudah Eunha tahan keluar dengan deras nya.

Tak ada yang bisa mereka lakukan, sama-sama merasa bodoh dan begitu menyesal karna terlalu gengsi pada perasaan sendiri. Dan ini lah yang terjadi, sebuah penyesalan dan kekecewaan yang di dapat.

Terlebih Eunha, orang yang sudah di kecewakan dua kali.

"Tak ada yang bisa kulakukan selain mengatakan beribu maaf" ucap Jungkook.

"Selamat" suara Eunha terdengar parau, dan masih dengan air mata yang mengalir di pipinya membuatnya semakin terlihat menyedihkan.

"Ayah yein sedang sakit, jadi dia ingin melihat anaknya segera menikah sebelum beliau meninggal" terang Jungkook.

Eunha hanya tersenyum tipis mendenger ucapan Jungkook, masih terasa sakit. Rasa sakitnya benar-benar membekas di hati Eunha.

"Tak apa, kau tak perlu minta maaf" balas Eunha.

"Ku doakan yang terbaik untuk calon mertuamu beserta hubungan mu dan Yein" tambahnya.

"Aku harus pergi, maaf tak bisa lebih lama berbincang dengan mu" pamit Eunha, tergesa-gesa mengambil barang-barangnya.

Tapi belum sampai diluar, baru beberapa langkah. Eunha berhenti karna Jungkook yang tiba-tiba saja memeluk nya dari belakang sambil mengucapkan kata maaf.




End

Lalala, sampis anjir 😢

Jangan lupa vomentnya🐙









Sugar//eunkook (One Shoot Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang