Hari ini Eunha pulang sedikit larut malam, jalanan yang sepi dia lalui. Hembusan angin malam berhasil menembus kulitnya.
Beberapa kali dia merutuki boss nya yang selalu memberikan tugas yang menumpuk.
Beda dari malam-malam sebelum nya, saat Eunha sampai di apartement nya. Dia merasa takut dan was-was. Tapi semua itu dia tepis.
Eunha memasuki kamarnya. Dia berjalan ke kamar mandi, sedikit berendam mungkin akan membuat badannya lebih ringan, pikirnya.
Baru beberapa menit ia berendam, tiba-tiba saja lampu apartement nya mati. Rasa takut kembali muncul. Dengan keberanian diri, dia mencoba keluar untuk mengecek keadaan di luar.
Dengan handuk yang melilit di tubuhnya, membuat rasa dingin tiba-tiba saja menyerangnya. Jendela apartementnya terbuka. Seingatnya tadi jendela nya tertutup.
Eunha berjalan mendekat kearah jendela, baru beberapa langkah. Tubuhnya membeku, rasa hangat dan takut bercampur menjadi satu.
"Aku hanya butuh teman bermain malam ini sayang" bisik pria itu, sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Eunha.
"J-jungkook?" lirih Eunha air matanya mengalir. Tidak, dia tidak merindukan pria itu, tapi dia merasa takut.
"Kamu mengingat ku nona/?"
Eunha diam, yang bisa dia lakukan sekarang ini hanya diam.
"Kau tau, kau menyakiti ku. Kenapa kau pergi meninggalkan ku begitu saja?" tanya Jungkook dengan nada lirih, sesekali dia mengecup leher Eunha.
Eunha takut, dia menangis dalam diam. Tapi Jungkook mengetahui hal itu. Jungkook suka jika mangsanya ketakutan bahkan menangis.
"Ku mohon kook" isak Eunha.
"Untuk apa? Kau meninggalkan ku, kau menyakiti ku. Jadi aku harus membuat mu merasakan sakit bukan" kini Jungkook beralih mengecup dan sedikit menggigit telinga Eunha.
"Aku datang kemari hanya ingin menghangat kan mu, dan setelah itu kita bersenang-senang" Jungkook mendorong Eunha keatas ranjang.
Dengan sigap dia menindih Eunha.
"Kumohon" lirih Eunha.
"Ini tidak akan sakit, aku janji" bisik Jungkook.
Saat itu, satu teriakan berhasil lolos dari mulut Eunha dengan darah yang juga keluar dari tubuhnya.
"Berteriaklah, kau harus merasakan akibat nya Jung Eunha"
Jungkook semakin mendalami tusukannya di perut Eunha. Api kebencian terpancar dari sorot matanya.
"Kau datang membuat ku seolah yakin padamu, lalu kau pergi begitu saja saat aku benar-benar merasa mencintai mu"
"Apa kau tak mau menerimaku? Hah/?!" teriak Jungkook.
"Jalang sialan, kau sama saja seperti orang-orang diluar sana yang menganggap ku monster!" teriakan Jungkook tadi berbarengan dengan pisau yang tertancap tepat di jantungnya.
Jungkook tersenyum bahagia, karna malam ini dia akan membawa pulang mayat Eunha, menjadikan kepala Eunha sebagai koleksinya yang kesekian.
--FIN--
Absurb sekali emang, sori kalo emang rada ngga nge feel. Soalnya baru pertama kali buat cerita kaya gini.Jangan lupa Vomentnya 🐙
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar//eunkook (One Shoot Story)
Fanfiction(HIATUS) Percayalah cerita ini tidak semanis judulnya