_Cupid : True Love "First Love"_
Hari pertama minggu kedua. Yein belum bertemu orang yang bisa melihatnya. Ia memutuskan keliling rumah sakit seperti dulu. Siapa tahu ia bertemu mereka saat berpapasan di lorong seperti Jiae. Ngomong-ngomong tentang Jiae, Yein sukses menyatukan sepasang cinta sejati itu. hubungan mereka malah semakin erat. Sayangnya, setelah kejadian di gudang tua itu, Jiae tidak bisa melihat dirinya lagi. Padahal ia sangat senang bisa mengenal Jiae.
Pandangan Yein tertuju pada seorang lelaki di depan meja administrasi rumah sakit. Lelaki yang sepertinya berumur tiga tahun lebih tua dari Yein itu sedang memberikan amplop. Ia dengar lelaki itu berkata ingin melunasi hutang adiknya yang dirawat di rumah sakit satu tahun yang lalu.
Karena bosan, Yein mulai menepuk-nepuk bahu lelaki itu. Kenapa wajah manis lelaki itu memiliki tubuh kekar? Otot lengannya, wah. Yein iseng menunjuk-nunjuk lengan yang tidak memberikan efek apapun pada si empunya. Kegiatan iseng Yein terhenti saat melihat seorang wanita, yang bersembunyi di balik dinding, menunjukkan wajah seakan kepergok memperhatikan lelaki yang Yein jahili tadi.
Eh, tunggu? Bagaimana bisa wanita itu memasang ekspresi kaget saat mata mereka bertemu? Apa wanita itu bisa melihatnya? Yein menyadarinya. Ia kembali mencari wanita itu. Namun sudah tidak ada. Ia segera menggunakan telepatinya untuk tiba di tempat si wanita penguntit.
Tiba disana, wanita itu terkejut melihat kedatangan Yein yang tiba-tiba. "Apa kau bisa melihatku?" tanya Yein.
"Tentu saja. Memangnya kau hantu?" jawab wanita itu. Wanita yang seumuran dengan lelaki yang ia jahili tadi. Wanita dengan poni menutupi dahinya. Pipinya cubby dan kulitnya putih bersih. Sepertinya wanita itu anak pengusaha kaya raya.
"Ya, aku memang hantu sih." Ucap Yein pelan membuat wanita itu mengernyit. "Jadi, bagaimana? Kau kepergok menguntit lelaki kekar yang pendek itu."
"Kau siapanya dia?" tanya wanita itu was-was.
"Aku?" Yein malah balik bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya. Kalian terlihat dekat. Bahkan kau menjahilinya. Menyentuh ototnya sesuka hatimu." Ucap wanita itu dengan nada tak suka.
Yein ingin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi cemburu wanita di depannya. Ia bahkan baru pertama kali melihat lelaki itu. soal sentuh otot itu, ia bahkan tidak benar-benar menyentuhnya. Tentu tak bisa bukan?
"Apa kau adiknya?"
Yein berpikir bagaimana menjelaskannya. "Aku... bukan adiknya. Tapi aku teman adiknya." Jawab Yein asal.
"Teman adiknya? Bagaimana kau seakrab itu?" tanyanya.
"Kim Jiyeon-ssi, bagaimana kalau kau saja yang menjelaskan apa yang terjadi? Kenapa kau menguntit lelaki itu? Kenapa tidak menghampirinya?"
"Dari mana kau tahu namaku?" tanya Jiyeon curiga.
Sial. Batin Yein. Kenapa nama-nama itu muncul begitu saja? Lebih baik ia tidak tahu nama wanita itu dari pada harus menjelaskannya. Ia sendiri tidak tahu dari mana ia tahu.
"Aku teman adiknya, Jiyeon-ssi. Adiknya sering menceritakan tentangmu." Jawab Yein asal.
"Menceritakan tentangku? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan adiknya. Kau membohongiku ya?" curiga Jiyeon.
Yein hanya tersenyum lebar. "Baiklah, Jiyeon-ssi. Aku ketahuan. Bagaimana menjelaskannya ya. Aku... anggap saja aku cupid atau dewi asmara atau apalah sejenisnya karena aku yang akan membantumu mendekati lelaki itu. Kau suka dengan lelaki itu bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID : TRUE LOVE
FanfictionBenarkah takdir tidak akan mempersulit cinta sejati? Kisah cinta sejati setiap orang berbeda-beda Ada yang berakhir romantis, dramatis bahkan tragis Lantas berakhir seperti apa kisah yang kau harapkan? Ketika kau diberikan kesempatan untuk mengubah...