_Cupid : True Love "Doesn't Make Sense"_
Halaman rumah Bibi Kim benar-benar terasa sunyi. Jungkook dan Seokjin hanya diam memandang burung-burung yang berterbangan. Mereka berdua tidak benar-benar memperhatikan burung-burung itu. Lebih tepatnya mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Rasanya menyenangkan suasana disini dari pada di kota bukan?" tanya Seokjin pada Jungkook. Tidak mendapat balasan, Ia menoleh menatap Jungkook yang tengah melamun. "Jungkook-ssi..."
Panggilan Seokjin itu membuat Jungkook tersadar dari lamunannya. Ia menoleh menatap Seokjin yang memandangnya cemas.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya. aku hanya.. maksudku aku baik-baik saja." jawab Jungkook. Ia menatap jam tangannya sudah pukul lima sore. Ia tidak boleh lama-lama meninggalkan Yein. Hatinya tidak nyaman. Ia segera bangkit dan melangkah menuju kamar yang di tempatinya kemudian membereskan barang-barangnya.
Sementara itu, Seokjin hanya memandangi kepergian Jungkook. Ia segera mengeluarkan ponselnya kemudian menghubungi nomer seseorang yang selama ini mengganggu pikirannya.
"Halo?"
"Baby Soul, Kau sedang apa? Tidak sedang memikirkan ku kan? Hehehe..." goda Seokjin.
"APA?! Cih! Jangan Gila!"
"Tidak apa-apa kalau memang benar."
"Sayangnya tidak benar tuh. Aku harus ke roftoop. Jisoo sedang terpuruk dan aku mau menemaninya." Setelah Soul mengatakan itu, dia diam. Lima menit kemudian kembali berbicara. "Kenapa kau tidak menjawab panggilan dari Jisoo?"
Seokjin terdiam. Ia menghela napas berat. "Aku tidak enak hati padanya. Dia pasti kecewa padaku."
"Seokjin, sebenarnya... itu... sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan Jisoo?"
"Tidak ada. Harusnya kau tahu itu Soul-ah."
"Aku.. aku tidak tahu apa-apa."
"Aku melihatmu. Aku jelas melihatmu. kau pergi... ya, kau pergi setelah mendengar pengakuan Jisoo. Pengakuan Jisoo tentang perasaannya padaku selama ini."
"A.. apa? Bukan. Tidak mungkin. Aku tidak tahu."
"Hentikan. Aku tidak suka kau menutupi perasaanmu, Soul-ah. Kau tahu apa yang kupikirkan setelah Jisoo mengatakan itu?" Seokjin terdiam sebentar. Haruskah ia mengakuinya sekarang? Haruskah ia memberi tahu pada Soul apa yang selama ini mengganjal hatinya? Perasaan yang sudah tumbuh selama tiga tahun semakin mendesak membuatnya sesak?
"Si.. siapa?"
"Kau. Kau Soul-ah."
"Kenapa?"
"Aku akan menjawabnya setelah kau mengakui perasaanmu."
"Apa? Pe.. perasaan apa?"
"Soul-ah..."
Terdengar suara helaan napas dari sana. "Ya.. aku menyukaimu, Seokjin. Tidak, aku menyukaimu bukan sebagai sahabat kecilku. Aku menyukaimu sebagai seorang lelaki. Yak! Aku merasa geli untuk mengatakannya. Aku hanya akan mengatakannya sekali. Kim Seokjin, teman lamaku, aku mencintaimu."
Seokjin tersenyum. "Tunggu aku. Aku akan kesana dalam tiga puluh menit." Setelah itu ia menutup panggilannya dan bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Bibi Kim yang melihat Seokjin terburu-buru hanya mengernyit. Tidak lama, Jungkook keluar kamar dengan ransel yang di bawanya. "Kau mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID : TRUE LOVE
FanfictionBenarkah takdir tidak akan mempersulit cinta sejati? Kisah cinta sejati setiap orang berbeda-beda Ada yang berakhir romantis, dramatis bahkan tragis Lantas berakhir seperti apa kisah yang kau harapkan? Ketika kau diberikan kesempatan untuk mengubah...