_Cupid : True Love "Out of The Plan"_
Suasana cafe tua yang biasa didatangi Jungkook hari ini sangat sepi. Jungkook sendiri datang kesini hanya untuk memesan caramel macchiato kesukaan dirinya dan Yein. Meminum minuman itu sembari memandang ke luar jendela sangat ampuh membuatnya melupakan beban dipikirannya. Karena saat-saat inilah ia bisa mengingat momen dirinya bersama Yein.
"Hey, presdir Jeon."
Jungkook menoleh melihat siapa yang barusan menegurnya. Melihat Kim Namjoon, Ceo Perusahaan Kimmy, Jungkook segera berdiri dan menjabat tangan Namjoon. Tatapannya tertuju pada jam tangan mahal dan sebuah gelang karet hitam yang melingkar di pergelangan tangan Namjoon.
"Senang bertemu denganmu lagi, Hyung." ucap Jungkook.
"Hahaha, aku senang mendengarnya, Jungkook." ucap Namjoon.
"Gelang hitam yang bagus, Hyung."
Namjoon mengangkat tangannya memperlihatkan pergelangan tangan kanannya. "Gelang ini selalu ku pakai kalau sedang santai. Kakekku memberikan gelang ini saat aku berusia lima tahun. Katanya ini gelang keberuntungan." jelas Namjoon. Ia menambahkan. "Tidak biasanya orang-orang mempertanyakan gelang ini. Maksudku, mereka lebih tertarik dengan jam tangan mahalku."
"Yah bagiku gelang itu nampak mencolok." ucap Jungkook. "Sampai lupa. Silahkan duduk Hyung." ucap Jungkook. Mereka berdua pun duduk berhadapan.
"Kebetulan aku bertemu denganmu Jungkook. Aku harus mengatakan ini soalnya berhubungan dengan pekerjaan. Kedatanganku ke Seoul bukan hanya untuk proyek ini. Tetapi ada urusan pribadi." ucap Namjoon. Jungkook menatapnya serius. Menunggu Namjoon melanjutkan kata-katanya. "Urusan pribadi soal perjodohan." lanjut Namjoon.
"Oh ya? Aku senang mendengarnya. Bagaimana calonnya?" tanya Jungkook.
"Calonnya saudara jauhku. Anak dari adik iparnya kakaknya suami kakak ayahku. Masih marga yang sama denganku. Perjodohan ini karena perusahaan. Aku harus menikah dengan saudara jauh agar perusahaan tidak berpindah tangan." Jawab Namjoon.
"Jadi? Hubungannya dengan pekerjaan?" tanya Jungkook lagi.
Namjoon mengusap tengkuknya sambil berpikir. Bagaimana mengatakannya pada Jungkook. "Begini.. ternyata perjodohan itu lebih cepat dari yang direncanakan. Minggu ini kami akan menikah. Proyek akan cuti sehari. Tapi kau tidak usah khawatir, aku janji anggotaku akan kerja dua kali lipat esok harinya." Jelas Namjoon.
"Tidak masalah. Kalian tidak usah kerja dua kali lipat esoknya. Tertunda sehari duahari juga tak masalah." Ucap Jungkook.
Namjoon tersenyum senang. Ia menepuk-nepuk bahu Jungkook layaknya dengan adik kandungnya sendiri. "Kau memang pengertian."
"Jangan sungkan padaku, Hyung." Balas Jungkook. Kemudian ia teringat sesuatu. Ia harus segera ke ruang rawat Yein sebelum Sujeong mengomel karena meninggalkannya terlalu lama. "Ah, Hyung. Aku harus segera kerumah sakit."
"Kenapa? Kau sakit?" tanya Namjoon.
Jungkook buru-buru menggeleng. "Kekasihku sedang koma. Aku harus menemaninya lagi."
"Oh, Aku tidak tahu tentang itu. Bolehkah aku menjenguknya? Aku tidak ada kegiatan hari ini." tanya Namjoon.
"Tentu saja hyung. Ayo." ucap Jungkook sembari bangkit dari duduknya. Namjoon ikut berdiri. Mereka berdua meninggalkan cafe setelah Jungkook membayar biaya minumannya.
.
.
.
Park Jimin mematikan komputer yang sedari tadi digunakannya. Ia memijit pelipisnya. Menatap layar komputer berjam-jam membuat kepalanya pusing. Diliriknya jam dinding yang terpajang di ruang guru. Pukul lima sore. Jimin segera memasukkan barang-barangnya kedalam tas kemudian meninggalkan ruang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID : TRUE LOVE
FanfictionBenarkah takdir tidak akan mempersulit cinta sejati? Kisah cinta sejati setiap orang berbeda-beda Ada yang berakhir romantis, dramatis bahkan tragis Lantas berakhir seperti apa kisah yang kau harapkan? Ketika kau diberikan kesempatan untuk mengubah...