_Cupid : True Love "Bad Memories"_
Malam ini Jimin sudah menghabiskan lima botol minuman soju di sebuah kedai pinggir jalan tidak jauh dari rumah Jiyeon. Tidak mendapat restu dari orang tua kekasihnya membuatnya tertekan. Sepertinya ia akan menyerah. Ponselnya yang baru saja hening lima menit lalu kembali berdering. Berdering untuk yang ke tujuh kalinya.
"Hey anak muda. Angkat ponselmu. Berisik sekali." Tegur Pak tua pemilik kedai. Sedari tadi pengunjung yang lain berdesas-desus melihat Jimin.
"Tidak akan... aku baru saja di campakkan. Aku tidak mau mengangkatnya." Oceh Jimin.
"Ada-ada saja anak muda zaman sekarang." Gerutu Pak tua itu kemudian mengabaikan ponsel Jimin. Hanya satu menit, ponsel itu kembali hening.
"Jimin-ah, hey, kau Park Jimin kan?"
Suara berat itu membuat Jimin menoleh. Ditatapnya lelaki bertubuh tinggi, dengan lesung pipit di kedua pipinya yang muncul ketika lelaki itu tersenyum.
"Kau mengingatku? Aku tetanggamu dulu saat di Incheon. Kim Namjoon." Ucap Namjoon yang langsung duduk dihadapan Jimin.
Jimin mengernyit dahinya. Samar-samar, ia mengingat lelaki yang satu tahun lebih tua darinya menyelamatkannya saat ia tercebur di sungai sekitar dua belas tahun yang lalu. Kelebihan seorang Park Jimin, mudah mengingat. "Ah, Hyung." Seru Jimin. Dengan gaya mabuknya, ia menjabat tangan Namjoon.
Namjoon memesan sup penghilang mabuk pada Pak tua pemilik kedai. Setelah sup itu tiba, ia meminta Jimin menghabiskannya. Jimin pun sedikit pulih dari mabuknya.
"Hyung, sejak kapan kau disini?" tanya Jimin memandang Namjoon dengan tatapan menyelidik.
Namjoon tertawa. "Tiga puluh menit yang lalu mungkin." Jawab Namjoon.
"Sungguh? Kau tinggal disini Hyung?" tanya Jimin.
"Tidak. Aku ada urusan disekitar sini." Jawab Namjoon. "Kau sendiri?"
Mendapat pertanyaan itu membuat Jimin kembali murung. "Aku baru saja mengantar kekasihku pulang." ucap Jimin.
"Benarkah? Wah, akhirnya kau punya kekasih. Bagaimana dia? Cantik?" tanya Namjoon penasaran.
Jimin tersenyum tipis. Ia mengusap wajahnya yang terasa dingin. "Dia cantik. Sayangnya aku tidak bisa menggapainya." Jawab Jimin.
"Maksudmu?" Namjoon kembali bertanya dengan raut wajah tidak mengerti.
"Ayahnya melarang hubungan kami. Padahal baru beberapa hari yang lalu kami memulai hubungan ini. Menyedihkan bukan?" ucap Jimin. Ia kembali membuka botol soju kemudian meneguknya dengan botol itu.
"Kau masih lebih baik karena hanya ayahnya yang melarang hubunganmu. Sementara aku, gadis itu bahkan tidak mencintaiku." Ucap Namjoon ikut tenggelam dalam kesedihan.
Jimin menatap Namjoon bingung. "Gadis itu? Kau punya kekasih?" tanyanya.
Namjoon segera menggeleng. "Bukan kekasih lebih tepatnya calon istri. Kami di jodohkan. Aku dengan senang hati menerima pernikahan ini karena gadis itu adalah gadis yang kucintai. Sayangnya dia tidak menganggapku lebih dari seorang kakak saudara jauhnya." Jawab Namjoon. Ia menuangkan soju dari botol ke dalam gelas kecil kemudian meneguk minumannya dalam sekali teguk.
"Nasib kita sama Hyung." Ucap Jimin.
Namjoon buru-buru mencairkan suasana. "Oh ayolah, untuk apa lelaki keren seperti kita memikirkan seorang gadis?"
Jimin hanya terkekeh. Ia menuangkan botol sojunya ke dalam gelas Namjoon. "Hyung benar. Ayo bersulang." Ucap Jimin. Namjoon segera mengangkat gelas minumannya sementara Jimin mengangkat botol sojunya. Mereka pun bersulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID : TRUE LOVE
FanfictionBenarkah takdir tidak akan mempersulit cinta sejati? Kisah cinta sejati setiap orang berbeda-beda Ada yang berakhir romantis, dramatis bahkan tragis Lantas berakhir seperti apa kisah yang kau harapkan? Ketika kau diberikan kesempatan untuk mengubah...