_Cupid : True Love "Hope"_
Angin terus berhembus di ketinggian kurang lebih tiga puluh lima kaki. Rambut Yein yang tergerai terus berkibar tertiup angin. Kenapa angin itu bisa meniup rambutnya yang transparan? Siapa pula yang peduli tentang itu?
"Dua hari lagi. Waktumu dua hari lagi."
Sepertinya di saat-saat terakhir, Yein tidak terkejut lagi dengan kedatangan V yang tiba-tiba. Ia memikirkan apa yang akan terjadi setelah dua hari lagi berlalu? Perkembangan Mijoo dengan Hooseok memang bagus. Tetapi Yein masih kurang satu pasangan lagi untuk bisa menyelesaikan misinya.
"Apa aku akan gagal?" tanya Yein. Ia menunduk. Hatinya merasa gelisah. Ia tidak bisa hidup kembali. Ia tidak akan terbangun dari komanya. Jungkook akan menangisinya. Ia hanya akan mengecewakan lelaki yang menunggunya setiap hari itu. lelaki yang setia padanya sampai sekarang. Bulir air mata mengalir perlahan dipipinya. Tidak salahkan kalau hantu menangis?
"Aku tidak tahu. Kesempatan yang bisa kau ambil hanya itu. Kau bersedia menerima risikonya." Ucap V mengingatkan Yein.
Seseorang... ku mohon tolong aku... aku tidak mau mati begitu saja... siapapun tolong aku... jika aku diberikan kesempatan untuk bertemu dengannya, aku akan melakukan apa saja dan menerima risikonya... tolong selamatkan aku...
"Kau tidak membantuku. Pergilah! Aku sedang ingin sendiri." usir Yein. Perasaannya sedang kacau. Tidak mungkin ia menyelesaikan tugasnya dalam dua hari. Ia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya. Ia hanya ingin menangis saja. Mencoba menenangkan hatinya. Matipun tidak masalah. Semua manusia akan mati bukan? Tapi...
"Sudahlah tidak usah menangis. Tidak ada gunanya. Kau hanya membuang-buang waktumu." Ucap V.
"Kenapa takdir ini begitu kejam padaku? Seandainya aku tidak salah paham. Seandainya aku menunggu untuk mendengarkan penjelasannya. Seandainya aku... aku... " Yein tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Ia menangis kencang.
V hanya menghela napas berat. Ia duduk di sebelah Yein dan merangkul bahu Yein yang bergetar. Ditupuk-tepuknya pelan bahu itu. "Tenang saja, kau akan bersamaku." Ucap V menenangkan.
Yein menoleh menatap V dengan dahi mengernyit. "Maksudmu?" tanyanya.
"Ya maksudku, kalau kau mati, aku yang akan membawamu ke neraka. Hehehe, kau akan pergi ke neraka bersamaku." Canda V.
"YAK!! MALAIKAT MAUT SERBA HITAM MENYEBALKAN!! IDIOT!!" bentak Yein. Makhluk bodoh itu tidak menghiburnya sama sekali. Sebelum Yein mengamuk, V segera menghilang. Hanya menyisakan suara tawanya yang menyebalkan.
.
.
.
"Bersulang!!"
Mijoo, Hoseok, dan para staf tengah minum bersama di sebuah cafe yang sudah di sewa. Mereka merayakan selesainya pemotretan yang dibintangi Mijoo dan Hoseok. Setelah meneguk minumannya, Mijoo menatap Hoseok yang hanya memandangi minumannya.
"Kenapa, Hoseok-ssi?" tanya Mijoo.
"Aku tidak kuat minum. Lebih tepatnya tidak biasa minum." Ucap Hoseok sedikit pelan agar hanya Mijoo yang mendengarnya. Mijoo hanya mangut-mangut.
"Hoseok-ah.. kau sangat keren berpose dengan Mijoo. Kalian berhasil menunjukkan kemistri kalian!" heboh Mr.Lee yang menyutradarai pemotretan. Ia menuangkan gelas Hoseok yang berisi setengah hingga penuh. "Ayo minum. Kita rayakan debutmu jadi model ini."
"Tidak Hyung. Aku bukan model.. aku hanya..." ucapan Hoseok terpotong oleh Mijoo.
"Yak, Oppa. Harusnya kau memberikanku minum juga. Aku yang merekomendasikan Hoseok-ssi bukan?" heboh Mijoo. Ia meraih gelas minuman Hoseok dan meneguknya sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPID : TRUE LOVE
FanfictionBenarkah takdir tidak akan mempersulit cinta sejati? Kisah cinta sejati setiap orang berbeda-beda Ada yang berakhir romantis, dramatis bahkan tragis Lantas berakhir seperti apa kisah yang kau harapkan? Ketika kau diberikan kesempatan untuk mengubah...