Spaneng

19 5 1
                                    

Aku tak menuntut malam selalu berbintang

Pukul 20.00

Aku membolak balikan ponselku. Entah. Seperti ada yg kutunggu. Aku menjatuhkan awakku di kasur, masih dengan harapan yang menyelimutiku.
"Reyhan..." aku mendesis pelan.
"Tidak. Tidak. Ini gila."
"Ya robb, kenapa permpuan gengsinya kuat sekali?"

"Aku harus tidur sekarang!" Suruhku pada diriku. Aku meletakkan ponselku dan menarik selimutku sampai menutupi seluruh tubuhku.

22.00

Ada sebuah pesan masuk

22.04
Re

22.04
Sudah tidur ya?

Plak. Nyamuk sialan. Aku terbangun dari peraduanku. Aku bermimpi Rey menelponku. Aku meraih ponselku.

Pesan dari Rey? Ini sungguhan.

Entah nyamuk mana yang membuat tanganku gatal untuk segera  membalas pesannya. Walaupun sudah lewat 35 menit.

22.37
Belum. Kenapa?

Tak lama ada notif lagi. Dibalas kilat.

22.37
Di sini mendung.

22.38
Haaaaaaa?

22.38
Kok belum tidur?

22.38
Maksudnya?

22.38
Nanya dibales nanya :v

22.39
Kamu yang mulai 😈

22.39
😊

22.40
Unjuk gigi. Mau iklan pepsodent?

22.40
Kamu lucu ya.

Reyhan jangan buat salting. Ihh

22.40
Emang iya. (Hapus) PD banget.

22.42
Masa sih? (Hapus) Sok imut.

22. 43
Kamu juga lucu (Hapus) Ihh nggak banget.

22.45
Yang bener? (Hapus) Narsis neng?

22.46
Kamu sendiri belum tidur Rey?

22.47
Masih mengerjakan tugas kantor.

22.47
Kok lama balesnya?

Jebret.
Bilang apa ya?

22.48
Gpp. Heeee

22.50
Biasanya kalo bilang gpp, ada apa apa😄

Masyaallah. Dia bahkan tahu kamus cewek (artinya ga papa) 😳

22.51
Heheeeee😹

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang