Wanita Cantik?

30 7 1
                                    

Senja mulai pergi ke ufuk barat. Matahari telah berselimut menuju ke penginapannya. Aku bergegas keluar dari kantor Rey.

"Hey....Ree?" Sapa Vina
"Vina...sedang apa kau di sini?"
"Hanya jalan-jalan saja. Kau?" Tanya nya kembali

"Akuuuuu...juga sama. Heee..."
Jawabku bingung.

"Aneh sekali. Lebih baik kita makan saja. Di depan ada restoran." Ajaknya. "Mari..." cetusku.

Lagi pula aku tak bisa menolak kemauan anak ini.

Saat aku menyebrang, aku melihat orang yang tak asing di mataku.

Ya...tidak salah lagi. Aku memang lelah, tapi tak pernah salah dalam mengenali orang.

"Itu Reyhan. Ia sedang makan." Mungkin ia sibuk bekerja hingga telat makan siang.

Akhirnya..., saat aku hendak menghampirinya tiba-tiba ada seorang wanita berparas cantik dengan blus putih duduk di samping Rey. Ia mengajak Rey
berbicara. Sepertinya mereka sudah sangat akrab.

Aku tak tahu siapa wanita itu.

Apakah mereka sesama
pelanggan atau...?

Aku segera pergi dari tempat itu. "Mau kemana re?" Sergah Vina. Aku membisu.

Kenapa aku kemari. Seharusnya aku tidak kemari. Reyhan tidak apa-apa. Untuk apa aku mencemaskannya.

Tiba-tiba air muncul dari pelupuk mataku. Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Apakah karena wanita itu?

Tidak! Aku tidak berhak untuk itu.

Apa itu cinta?
Ketika seseorang tidak perlu membuktikan apapun tapi hati kita senang melihatnya
Ketika seseorang telah membuat pipi kita basah
Kita bahagia bersamanya
Bahkan bilamana hanya dapat menatap atap rumahnya saja kita senang
Apalagi hadirnya


"Ree...ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Vina. Aku tak berkata apapun. Aku langsung mencari ojek dan meninggalkannya.

"Mungkin aku hanya menyesal saja kenapa aku harus kemari, padahal tugas di rumah masih banyak." Jawabku dalam hati.

Seluruh tubuhku rasanya sakit. Kepala ku sedikit pusing. Rasanya ingin sekali segera di ranjang.

°°°°°

Berat sekali kepalaku seperti ditindih jutaan batu. Rasanya sangat pusing sekali.

Sesampainya di rumah aku hanya cuci muka. Aku tak berani mandi. Mungkin aku sedang tidak enak badan. "Ada apa denganmu Re?"

"Tak apa Bu. Aku hanya kelelahan bekerja." jawabku singkat. "Baiklah akan Ibu bawakan makan malam."

"Hmmmmm..."

10 menit kemudian ibu sudah kembali dengan membawa nampan berisi makanan dan segelas susu.

"Makanlah Nak!"
"Tidak Bu. Rasanya perutku tak mau diisi."

"Setidaknya minumlah susu ini!" sambung ibu. Aku segera meminumnya agar ibuku tidak mendesakku untuk makan nasi. Rasanya aku ingin segera
melemaskan badanku sambil terpejam.

R A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang