9

3K 271 25
                                    

Amber's Pov

Akhirnya selesai juga syuting iklan Irene. Sejak tadi pulang sekolah aku menemaninya syuting hingga sekarang hampir pukul tujuh malam.

Sekarang kami berdua sudah berada di sebuah restoran Jepang untuk makan malam. Hanya kami berdua karena ini adalah privat room. Baguslah, tidak ada wartawan atau fans-fans nya yang dapat menggangu.

Kami sedang menunggu pesanan datang. Irene terlihat begitu lelah. Aku jadi kasihan. Kami hanya terlibat perbincangan-perbincangan kecil.

Kalau menurutku Irene itu tidak terlalu banyak melakukan syuting dibanding artis-artis tenar korea lainnya. Dalam seminggu dia hanya melakukan beberapa syuting saja. Tapi kepopulerannya sungguh tak bisa diragukan lagi.

Awalnya aku juga heran, tapi ternyata itu karena ibunya yang merupakan seorang selebriti dan pemilik salah satu agensi besar korea. Juga ayahnya yang seorang politisi terkenal. Maka beritanya selalu ada dalam news feed dan televisi hampir setiap hari.

"Kamu terlihat begitu capek, setelah ini cepat-cepatlah istirahat"

Pintaku saat setelah pelayan restoran pergi dari ruangan selesai menghidangkan makanan.

"Arasoo.."

"Meski melelahkan, tapi aku senang karena hari ini kau bersedia menemaniku, gumawo" senyumnya sungguh manis.

"Hehe iya sama-sama"

"ternyata syuting seperti itu ya? Kamu terus diperintah sutradara, dan selalu membungkuk kepada mereka jika selesai scene"

Aku mulai memasukan makanan ke dalam mulut menggunakan sumpit.

"Itu adalah budaya Amber, di korea kita harus selalu menghargai mereka yang lebih tua dan yang berperan penting dari suatu kegiatan, contohnya PD-nim (sutradara)"

Aku mengangguk.

"Korea terlalu banyak aturan. Menyebalkan"

"Haha lalu kenapa kau pindah Korea? Bukankah Amerika lebih menyenangkan?"

"Huff.. Ceritanya panjang Irene."

"Aku punya banyak waktu untuk mendengarkannya."

kuangkat wajah menatapnya yang kini juga menatapku sambil mengunyah makanan pelan.

Aku tersenyum. Dia benar-benar manis.

Kuletakan sumpit di samping mangkuk.

"Irene.. Aku ingin tanya padamu."

Dia sedikit memgerutkan kening.

"Kenapa kamu mau berteman denganku? Bahkan sedekat ini, padahal kita baru saling kenal, hm?"

"Kenapa tanya begitu? Kau tidak suka kita dekat?"

Irene sedikit cemberut.

"Haha Bukan, bukan, aku hanya ingin tahu. Jangan salah paham"

"Entahlah Amber, kau seperti magnet bagiku"

Jawabnya dengan nada rendah hampir lirih sambil mengaduk nasinya dengan sumpit tanpa menatapku.

"Sejujurnya aku bingung, I mean, look at you. You are Irene. The star, the Korean idol. And who am I? I'm just a girl who got bullies on school, aku hanyalah seorang gadis yang selalu di bully di sekolah, aku hanya,"

"Seorang gadis yang punya sejuta pesona yang tidak semua orang bisa melihatnya, bahkan dirimu sendiri."

Irene memotong perkataanku.

I'm Just DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang