MPH - 2 [Bencana atau Takdir 2] 21++ ●

436K 10.4K 178
                                    

"Aa..aku.. malu" ucap Anin.

"Hell! Kamu tadi melepas semua pakaianmu tidak malu, dan sekarang yang tersisa hanya bra dan kamu malu? Wah Unik atau Udik kamu ini?" Sindir Delano.

"Hmmm." Anin melepas perlahan branya, membuat Delano kembali menelan ludahnya kasar, pemandangan ini, pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Gadis telanjang polos yang membutuhkan kejantanannya.

"Aku akan mulai" bisik Delano tepat disebelah gadis itu lalu mulai menggigit pelan telinganya.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"A..apa yang kamu lakukan?" Anin meremas bahu telanjang Delano.

"Membantumu pemanasan" Delano nyengir sambil menggigiti bahu Aninda yang membuat gadis itu menggigit bibir dalamnya menahan gejolak yang aneh didalam perutnya.

"Kamu yang menginginkan spermaku kan sayang?"

"Ta..tapi..a" Anin gugup bukan main, sial, gagal dia memperkosa lelaki ini, yang dia butuhkan itu hanya sperma secara cepat bukannya malah bermain lambat seperti ini!

Tangan Delano meraba dari bahu lalu turun ke kedua payudara Aninda yang membuat si empunya menggelinjang geli.

"Geli!!" Pekik Anin sembari mencoba melepas kedua tangan besar milik Delano yang menangkup sempurna miliknya.

"Ssst.. ini pas" bisik Delano yang sebenarnya tidak dipahami Anin, lalu sedetik kemudian Delano menciumi ganas bibir Anin, seolah berkata tidak ada hari esok dan harus dituntaskan sekarang.

"Akh..." Anin menarik kuat rambut Delano ketika Delano menghisap puncak dadanya keras seakan akan ada mata air yang turun dari sana.

"Sebut namaku sayang" Delano menatap lembut mata Anin yang juga menatapnya sayu.

"Aku.. tidak tau namamu" lirihnya karena Delano sedang menciumi leher jenjangnya sambil meninggalkan tanda kepemilikan disana.

"Delano, panggil saja Lano"

"Ah...." Anin meremas rambut Delano ketika ciumannya turun kearah pusar.

"Berbaringlah" Delano dengan perlahan menurunkan tubuh Anin yang sedang dalam posisi duduk menjadi berbaring, di buka kaki gadis itu hingga terpampang jelas daerah rahasia dan inti tubuh gadis itu.

"Kamu mau apa?" Anin berusaha kembali duduk tapi tangan Delano sudah menahan bahunya lalu menggigit puncak payudaranya membuatnya hampir pingsan sekarang juga.

"Lano-- kamu mau--- Akh!!!!" Anin mendesah keras ketika Delano menciumi perutnya dan terus turun menuju vaginanya.

"Jan...jangan.. di...ah...disa...nah..ko...kotor!!!" Pekik Anin yang diabaikan oleh Delano. Bahkan Anin sendiri tidak sadar kalau tangannya sudah mencengkeram bahkan menarik rambut Delano, mendorongnya lebih dalam lagi dan lagi.

"Easy girl" Delano terkekeh saat paha Anin mengapit kepalanya.

"Perutku!! Ada apa dengan perutku??" Teriak Anin sambil terus menarik rambut Delano, tubuhnya sudah bergerak kesana kemari entah kemana arahnya, badannya kepanasan dan perutnya seakan-akan mau terbang.

Delano paham betul kalau Anin akan orgasme, terbukti dari kedutan vagina Anin yang mengunci lidahnya didalam sana dan tarikan kencang dirambut Delano serta badan yang menegang seketika.

"Itu namanya Orgasme sayang" Delano menikmati cairan Anin. Aneh tapi dari banyaknya wanita yang dia tiduri hanya Anin lah yang pernah dia hisap , biasanya Delano langsung main coblos saja. Ah mungkin karena Anin masih Virgin pikirnya.

My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang