MPH - 12 [My Lovely Husband 2] ●

260K 8K 262
                                    

"Dia Tasyaku Mom" ucap Delano santai sambil mengusap sayang kepala Aninda. Kayla mendengus kasar lalu menatap Joshua yang nampak menatap Delano tidak suka.

"Sayang.." bisik Irene sambil meremas kuat lengan Joshua supaya sadar dari pemikirannya.... lagi.

  ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"Kenapa dia selalu menjadi bajingan tidak bermoral?" Jo memukul pagar balkonnya berharap dengan ini dia bisa melepaskan segala emosinya.

"Jo.. sudah.." Irene memeluk Joshua lalu menarik tangan suaminya itu yang kini berdarah akibat pukulannya tadi.

"Apa dia tidak tahu? Akibat perbuatannya hanya akan menyakitinya!"

"Jo!" Irene menatap Joshua tidak suka lalu membelai lembut pipi suaminya "Biarkan mereka menyelasaikan masalah mereka sendiri"

  ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"Tasya?" Delano berjalan kedalam kamarnya setelah sarapan. Dilihatnya Aninda tengah duduk di sofa dengan membaca beberapa majalah.

"Lano? Kamu gak kerja?" Aninda menurunkan majalahnya saat Delano malah duduk dibawah kakinya lalu membaringkan kepalanya diatas paha istrinya.

"Aku mau istirahat saja hari ini"

"Kenapa?" Aninda membelai sayang rambut Delano lalu terkekeh saat suaminya menciumi pahanya. Kebetulan dia menggunakan celana longgar pendek. "Kenapa Lano?" Tanya Aninda lagi.

"Capek." Jawab Delano acuh lalu kembali menciumi paha Aninda. Sesekali menghisapnya hingga berwarna merah.

"Ish! Tadi malam sudah! Pagi juga sudah! Jangan tambah lagi deh" Aninda mencubit pipi Delano lalu tersenyum saat pria itu malah cemberut. Ternyata pria ini memiliki sisi imut juga.

"Aku hanya mencium." Delano menatap Aninda tajam lalu kembali menciumi paha istirnya itu. Sesekali tangannya masuk kedalam celana longgar itu yang langsung ditepis Aninda.

"Kerja!" Aninda menatap tajam Delano lalu berdiri mengambil seragam kerja suaminya itu yang sudah dia siapkan tadi.

"What? Huh." Delano mendengus lalu dengan malas dirinya memakai seragamnya lalu jasnya. "Aku bossnya harusnya tidak masalah aku tidak hadir satu hari"

"Kamu itu menghidupkan Aku dan Bayi kita. Lagi pula apa kamu tidak mau memiliki rumah sendiri? Aku, kamu dan dia akan hidup bersama dalam rumah yang hangat" ucap Aninda sambil mengikatkan dasi Delano. Delano menatap wajah Aninda yang sedang serius mengikatkan dasi padanya.

"Jangan berkhayal sesuatu yang tak mungkin kuberikan" batin Delano. Tangannya hendak mengelus puncak kepala Aninda namun segera dia urungkan. Jangan memberi harapan terlalu banyak. Yang ada gadis itu bisa gila nantinya.

"Hmm" balas Delano. Setelah setelan kerjanya sudah pas ditubuh atletisnya dengan lihai tangan Delano menyampirkan helaian anak rambut pada dahi dan pipi istrinya. "Aku berangkat." Delano mengecup dahi Aninda lumayan lama yang membuat Aninda sedikit kaget. "Oh iya.... nanti malam mandi bersama lagi ya?" Delano tertawa saat melihat wajah merah istrinya lalu segera dirinya menutup pintu kamar dan berjalan santai kelantai bawah.

"Lano. Kurasa kita harus bicara" Jo menatap Delano yang tengah menuruni tangga dengan bersiul.

"Hm? Apa penting? Aku ada meeting hari ini" Delano menatap Jo datar lalu hendak meninggalkan Joshua.

"Jangan menyebut nama wanita lain dihadapannya" Jo melirik Delano yang tadi melewatinya terdiam menjadi patung "Wanita itu..."

"Sudahlah Kak! Namanya itu mengandung unsur Tasya! Jadi tidak masalah aku menyebutnya Tasya"

My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang