Part 1

8K 327 14
                                    

"KECOA!!!"

Seorang guru berteriak panik karena terkejut melihat sebuah kecoa yang sebenarnya hanya mainan mendarat di tubuhnya. Tentu saja hal itu membuat semua murid tertawa karena melihat guru yang terkenal killer itu berteriak histeris karena ketakutan.

"Ya ampun, bu! Itu cuma mainan kok!" balas seorang siswi yang merupakan dalang dari kejadian ini.

Guru itu menatap salah satu muridnya itu dengan tatapan murka,
"ARELIA VIOLETTA! KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA!"

Lia, gadis cantik tapi nakal itu menahan tawanya saat berhasil membuat gurunya kesal, "Lah? Ini kan kelas umum, bukan cuma punya ibu, gak boleh serakah dong, bu!"

Guru itu mengusap dadanya berusaha sabar, kemudian ia kembali angkat bicara, "Kamu mau keluar, atau saya hukum bersihin toilet sekolah?"

Lia melongo menatap gurunya itu, "Hah? Mending saya keluar lah!"

Dengan semangat Lia bangkit dari duduknya dan keluar dari kelas itu. Namun yang membuat guru itu heran adalah Rena dan Cia yang mengikuti Lia untuk keluar kelas.

"Heh! Cia dan Rena mau kemana kalian?!"

"Kalo Lia keluar saya juga keluar lah, bu, kita kan satu hati," Rena membalas perkataan guru itu dengan santai dan mengedipkan sebelah matanya yang membuat guru itu bergidik geli.

•••

"Hai! Ngapain lo pada di sini? Kabur ya?"

Lia menghampiri lima cowok yang sedang duduk di kantin saat jam pelajar masih berlangsung, mereka adalah sahabatnya.

"Gak kabur kok, cuman bolos aja," balas Nathan.

Cia memukul lengan Nathan pelan,
"Kabur sama bolos apa bedanya?"

"Beda lah, kalo kabur tuh lari, kalo bolos ya males."

"Bodoamat, btw Fara sama Dilla mana ya? Kok tumben gak bolos?" tanya Rena.

"Gak tau deh, mungkin mereka kesam--" ucapan Lia terpotong karena Fara dan Dilla tiba-tiba datang mengagetkannya.

"DORR.... MATI LO!"

1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik

"Eh! Gue belom mau mati, utang gue belom lunas semua!"

Dilla menoyor kepala Lia keras, "Malah mikirin utang lo!"

Lia meringis dan mengusap kepalannya, "Aduh jangan ditoyor juga dong! Kalo gue geger otak mau tanggung jawab lo, hah?"

"Udah gak usah banyak ngomong deh, mending kita makan. Dan karena gue lagi baik biar gue pesenin" ucap Nathan menengahi.

"Boleh tuh, pesen kayak biasa ya makanannya," ucapan Rio hanya di ancungi jempol oleh Nathan.

Kesepuluh serangkai itu memang sudah bersama sejak lama. Susah senang mereka lalui bersama seakan tidak bisa terpisah. Salah satu dari mereka tidak pernah berteman lebih dekat dengan siapapun kecuali sahabatnya itu.

Bel istirahat berbunyi membuat Kantin semakin ramai oleh para murid yang berdesakkan mencari tempat duduk, hal itu membuat mereka tidak nyaman karena suara yang bising.

"Rooftop aja."

•••

Mereka duduk melingkar di rooftop sambil memandangi langit yang cerah pagi ini.

Karena merasa bosan, Rian lebih dulu angkat bicara, "ToD yuk!"

"Boleh, sana cari botol."

Saat botol sudah di dapat, mereka memulai memutar botol tersebut dan berhenti ke arah Cia.

Troublemaker Be Hero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang