part 15

2.9K 169 4
                                    

Seminggu telah berlalu semenjak kejadian merusuh di kamar inap Lia. Berhari hari juga berlalu setelah Rena pergi ke Medan. Terdapat seorang cowok yang paling merindukan gadis itu daripada sahabatnya yang lain.
Cowok itu memandangi foto Rena di ponselnya, memikirkan bagaimana senyum manis gadis itu. Cowok itu adalah El. Ia merindukan orang yang sudah mengambil hatinya tanpa ijin.
Sungguh, El merindukan Rena.

"Gak tau gimana caranya lo ambil hati gue. Gue mau lo cepet balik," gumam El.

"Gue janji bakal bikin lo bahagia setelah ini,"

"Gue bakal jadiin lo punya gue. Lo milik gue, Ren."

'Gue kangen, gimana ya? Telephone aja kali ya?' batin El.

"Telephone aja lah! Gak dosa juga,"

El segera menghubungi gadis pencuri hatinya itu. Cukup lama ia menunggu Rena mengangkat panggilan darinya.

"Halo?"

"Hai, Ren."

"Apaan nyet? Lo kalo nge-call gue pasti gak penting."

"Gue mau nanya, kapan lo balik?"

"Apa urusan lo coba."

Terdengar suara kekehan dari gadis itu.

"Em..ya, ya karena gue sahabat lo, lah!"

"Besok gue balik kok."

"Yes!" gumam El pelan.

"Kenapa? Kok seneng banget? Kangen ya sama gue?"

"Geer, lo!"

"Ya udah gue sibuk, bye!"

Tutt.. tutt..

El terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Rena, Rena, lo emang ngangenin."

Drrtt.. drrrt..

Ponsel El bergetar, ternyata orang yang menghubunginya adalah Lia. El menekan tombol hijau.

"WOI KULKAS! SINI LO! NGUMPUL!"

El menjauhkan ponsel dari telinganya. Kemudian ia membatin,
'Buset, toa banget ni bocah! Bisa-bisanya Revan suka sama ni toa.'

"Lo dimana, bego?"

"Cafe biasa."

Tutt...tuttt

El segera bersiap untuk menyusul sahabat-sahabatnya.

•••

"Eh, kulkas udah dateng," celetuk Dilla yang pertama kali menyadari kehadiran El.

El menoyor pelan kepala Dilla, "Gue manusia! Bukan kulkas."

"Dingin begitu, ya berati kulkas, lah." timpal Lia yang sedang asik memakan kacang.

"Pegang nih, dingin gak?"

El menarik tangan Lia untuk menempel di dahinya. Hal itu membuat Revan menatap El dengan tajam, Namun El mengedipkan sebelah matanya menggoda Revan.

"Anjir, dingin. Lo udah mati?" ucap Lia.

"Gue belom mati, nyet!"

"Sudah terbukti, bos. Lo adalah kulkas," ucap Fara.

"Iyain." balas El.

"Rena kapan balik ya, kangen gue," gumam Cia yang sedang memainkan ponselnya.

Troublemaker Be Hero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang