Part 14

3K 180 2
                                    

Jam dinding yang telah menunjukkan pukul 10 malam itu tidak menjadi alasan untuk membuat ruang inap Lia hening dan tenang. Karena bila kesepuluh serangkai itu sudah berkumpul, ketenangan akan menjauh sedangkan kerusuhan yang mendekat. Seperti yang terjadi sekarang.

"Kayaknya ada yang backstreet deh," celetuk Fara berniat untuk menyindir Dilla.

"Hah, maksudnya?" tanya Dilla pura-pura tidak mengerti.

"Ini apa ya?"

Fara menunjukkan sebuah postingan instagram milik akun Dilla yang menampilkan foto Dilla dan Mario disertai dengan tanggal jadian mereka.

"Anjir, gue keduluan," celetuk Revan.

"Hah? Lo suka sama Dilla, Rev?" tanya Fara dengan mata melotot. Hal itu membuat Mario juga ikut menatap Revan dengan tatapan horrornya.

"Hah? Enggak lah! Maksudnya gue, kalah sama Mario udah taken duluan tapi gue belom," balas Revan santai.

"Apa sih lo, Rev? Calon aja gak punya," ucap Cia yang kemudian terbahak.

Revan mencubit hidung Cia dengan gemas, "Kampret, lo! Gue gak sengenes lo, ya!"

"Back to the topik, kalian utang penjelasan sama gue," Lia berujar dengan tatapan tajam dan menunjuk Dilla dan Rio yang kini menampilkan cengirannya.

"Ini foto kapan?!" tanya Cia tak kalah heboh.

"Tadi pagi sih, peace guys," balas Dilla dengan senyum kikuknya.

"Oke, kalo gitu pesen pizza dan lo yang bayar," ucap Nathan sambil menunjuk Dilla dan Rio. Sedangkan kedua sejoli itu hanya pasrah dan memesan pizza.

"Udah gue pesen, tinggal tunggu," ucap Rio.

"Kamu yang bayar ya, beb," ucap Dilla pada Rio.

"Kok aku?"

"Gak bawa duit tau."

Rio memeluk Dilla dengan gemas, "iya, iya aku yang bayar,"

Semua melongo melihat kedua sejoli itu yang bermesraan di depan para kaum jomblo.

Lia menutup matanya dengan tangan,
"Gue gak liat, gue gak liat, gue masih golongan jomblo sejati."

Sedangkan Cia berakting batuk, "Uhuk, ohok anjir, gue keselek batu."

"Kapan gue kayak gitu?" celetuk Rian dengan dramatis.

"Gue sih gak papa jomblo, yang penting ganteng," ucap Nathan dengan PD yang tingginya melebihi langit ke-tujuh.

"Halah, lo kan JONES! NGENES!" celetuk Revan dengan gemas membuat semua yang ada di ruangan itu tertawa kecuali Nathan yang sudah memanyunkan bibirnya.

"Jangan manyun-manyun gitu, mau gue cipok?" ucap Rian pada Nathan.

Nathan mengeluarkan aksinya, yaitu bergaya seperti banci, "Boleh bang, sini-sini."

Hal itu membuat Rian bergidik ngeri,
"NAJIS!"

Tok..tok..tok..

Rian terlonjak kaget dan bersembunyi di belakang El, "Anjir, ada yang ngetok malem-malem. Jangan-jangan kuntilanak lagi?"

"Itu pengantar pizza kali," balas Dilla. Kemudian ia berjalan menuju pintu.

Dilla membayar pizza tersebut dengan uang Rio dan kembali menghampiri sahabat sahabatnya.

"Pizza datang!!!" ucap Dilla dengan ceria.

"MAKAN!!!" teriak Lia girang. Revan yang melihat itu terkekeh dan mengacak rambut Lia dengan gemas.

"Yah, lo mah! Berantakan kan!" ucap Lia dengan cemberut.

"Gak usah gitu juga bibirnya, pengen gue cium juga, hm?" goda Revan.

"Dih, najis!"

Lia hendak turun dari ranjangnya. Namun sebelum kaki Lia menyentuh lantai,

"Huaaaa, Revan! Turunin woi!" Lia terlonjak kaget karena tiba-tiba Revan menggendongnya.

"Udah gue bilang, lo gak boleh turun dari tempat tidur," ucap Revan. Lalu ia Menurunkan Lia di sofa.

"Ekhem, kayaknya bakal dapet PJ kedua nih," sindir Rio.

"Ngaco lo!" balas Lia.

"Eh, ada kabar bagus!" celetuk Cia dengan semangat.

"Apaan? Lo jadian?" tanya Fara yang dihadiahi jitakkan dari Cia.

"Gak lah, bego! Calon aja gak punya," balas Cia dengan gaya dramatis.

"Terus kabar apaan?" tanya Lia.

"Mungkin kabar dari kamu yang tak pulang-pulang," celetuk Nathan. Hal itu membuat keadaan seketika hening.

"Kayaknya lo emang kena efek kelamaan jomblo deh, Than" ucap Lia tiba-tiba yang membuat semuanya tertawa.

"Iyain, yang penting gue ganteng," balas Nathan lagi-lagi dengan PDnya.

"PD lo ketinggian. Jatoh sakit, loh!" balas El.

"Udah, cepet. Apa kabarnya?" tanya Revan kembali serius.

"Katanya kita gak jadi perang! KITA AMAN!" teriak Cia dengan senang.

"Hah masa? Semudah itu? Gak mungkin! Orang dunia aja sampe gempar, berita juga dimana-mana," balas Fara tak percaya.

"Beneran, coba cek di sosmed sama di link yang gue kirim deh," ucap Cia.
Semua mengecek ponsel masing-masing.

"Ini beneran?"
"Kita udah aman?"
"OMG, BAGUS DONK!"

"Bagus sih, tapi kok bisa secepet ini ya?" celetuk El yang masih merasa bingung.

"Iya juga sih," balas Cia membenarkan ucapan El.

"Tapi di sini pemerintah sendiri kok yang bilang," lanjutnya.

"Ya udah, berati kita udah gak usah pusing-pusing mikirin masalah itu kan? Lagipula itu urusan pemerintah, bukan kita," ucap Lia.

"FREEDOM!!!" teriak Dilla dengan tiba-tiba.

Nathan yang melihat tingkah sahabatnya itu terkekeh, "Kayak abis di kurung penjara aja lo, Dill,"

"Lagian masalah ini tuh bikin gue stress tau gak sih. Bahagia gue kalo masalahnya udah selesai."

"Pacar lo sarap, yo" ucap Cia pada Rio.

"Gak papa yang penting gue cinta."

"Aww, cocuit," ucap Lia dengan nada lebaynya.

"Lia juga sarap kayaknya," celetuk Nathan.

Lia menatap Nathan dengan tatapan horrornya, "Heh, ngomong apa lo tadi?"

"Enggak, lo cantik."

"Emang."

"Jangan terlalu percaya dulu sama sosmed" celetuk Fara yang sedari tadi diam. Semua memandang Fara dengan serius karena di antara mereka semua, informasi dari Fara adalah yang paling akurat.

"Ya udah jangan di pikirin dulu lah, liat tuh yang lagi mojok," ucap Lia sambil menunjuk ke arah Dilla dan Rio.

"BELOM SAH WOI!"

~~~

Troublemaker Be Hero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang