Sabtu, 06 Agustus 2040 (11.00 AM)"Kau ada dimana? ", Max menoleh kekanan dan kiri, namun ia belum menemukan apa yang dicarinya.
"Dibelakangmu", dan tepat saja, Alexa sedang berdiri di belakangnya. Mnereka segera mematikan handphonenya dan memasukkannya ke saku celana.
"Baiklah, kita harus bergegas. Aku akan mulai memperkenalkanmu mengenai tempat kami."
Mereka berjalan dengan cepat. Max melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan yang penuh dengan rak-rak dan arsip putih.
"Di ruangan ini kami memiliki semua data pribadi penduduk bumi. Kau bisa menemukan kode di setiap kertas dan mengaksesnya ke komputer."Max berjalan keluar ruangan dan Alexa mengikuti dari belakang. Ia melipat kedua tangannya dan tak berhenti mengunyah permen karet. Ia terlihat tidak tertarik terhadap lingkungan sekitar.
...
Untuk kedua kalinya, Max menyodorkan ID cardnya pada sebuah lubang kecil di pintu. Pintu itu terbuka. Ruangan itu penuh dengan layar layar yang menunjukkan keadaan di luar sana.
Alexa tampak lebih tertarik dengan layar besar di ujung ruangan yang menampilkan banyak kasus yang belum terpecahkan. Disebelahnya, terdapat layar yang memutar profil setiap orang yang bekerja dalam agensi itu."Alexa!", kini suara Max lebih keras dari sebelumnya, namun Alexa baru menoleh setelah Max memanggilnya untuk ketiga kalinya. "Sebaiknya kau fokus, Nona", Max menepuk pundak Alexa.
"Kuharap kau bisa menyelesaikan tugas ini dengan sedikit fokus", seorang agen lainnya sedang duduk di dekat mesin pengontrol sekunder. Dia bertubuh ideal dan tinggi, ditambah dengan high heels merahnya. Rambut pirangnya dibiarkan tergerai bebas hingga ke pinggang.
"Clara", Ia menyodorkan tangannya, tapi tangan Alexa masih terlipat di depan dada.
Dia memutar kepalanya menghadap Max,"Ruangan apa selanjutnya?", Alexa mengelak. Mata Max melirik Clara. Lalu ia melangkahkan kakinya melewati pintu. Alexa dan Max masuk ke dalam lift.
Max mengeluarkan sebuah kunci dari saku jasnya, lalu ia memasukkannya ke lubang kunci di dekat pintu lift. Lift bergerak dan berhenti dengan sangat cepat.Saat pintu lift terbuka, tampak seorang pria yang sedang mengotak-atik smartphone-nya.
"Hai, Luke!"
Pria itu hanya mengangkat tangan
kanannya, tanpa melirik kearah Max. Ia segera masuk lift, sedangkan Max dan Alexa sudah berada di luar lift. Max mempercepat langkahnya menyusuri lorong.
Tidak seperti di lantai bawah yang luas, disini lorong-lorongnya sempit dan kurang pencahayaan.
Max menuju pintu yang nampak paling kokoh daripada pintu lainnya. Kali ini Max tak menggunakan ID card-nya. Ia membuat pola berbentuk jaring-jaring rumit pada layar di sebelah pintu. Pintu terbuka dan masih ada dua pintu lainnya. Saat mereka melangkahkan kaki kirinya, pintu yang lainnya langsung terbuka.Max menghampiri seorang pria dalam ruangan itu.
"Hy, Max !"
Pria itu kini menatap Alexa dengan tatapan mengoreksi. Alexa masih setia mengikuti Max dari belakang.Ruangan tempat mereka berada penuh dengan senjata, peluru, pakaian pengaman dan bahan bahan lain yang diperlukan untuk kerja lapangan.
Max pikir Alexa akan tertarik dengan ruangan itu. Tapi dia salah. Alexa bahkan asik memainkan permen dalam mulutnya.
Pria tadi menyodorkan sebuah senapan pada Alexa. "Untukmu, Nona", pria itu duduk di meja kayu. Ia tersenyum nakal saat melihat Alexa belum juga menyentuh senjata itu.
"Tenanglah. Ini tak menggunakan peluru asli. Kau bisa bermain-main dengannya."
Alexa mengacuhkan pria itu. Ia tau bahwa dia sedang diremehkan, namun ia mengalah dan mengambil senapan itu dengan kasar."Kita ada pertemuan 15 menit lagi",seorang pria lagi datang. Ia baru saja menyadari kedatangan Max dan Alexa.
"Oh, Hi, Max! Rupanya kau sudah datang. Dan...akhirnya kau membawa wanita ini".
Max hanya membalasnya dengan tersenyum."Sepertinya kita harus bergegas", Max langsung berjalan melewati pria itu dan Alexa mengikutinya.
...
Ruangan ini serba putih. Di dalamnya terdapat meja yang melingkari sekeliling bagian tengahnya.
Ada enam orang yang sedang duduk dalam hening. Mereka menunggu seorang lagi.
Saat jam menunjukkan pukul dua belas tepat, seorang pria yang sudah cukup tua memasuki ruangan itu.Dia memiliki uban diantara sela sela rambut hitamnya. Kumis dan jenggot mempertegas penampilannya. Badannya masih tegap dan kokoh. Tatapannya juga tajam layaknya elang. Semua orang menghormatinya.
Saat dia masuk, semua orang langsung berdiri dan memberi hormat.
"Selamat siang!", suara pria itu sangat berwibawa."Maaf karena aku menggunakan jam makan siang kalian. Tapi karena kita juga dalam keadaan terdesak, kita harus lebih cepat dari biasanya", Ia berjalan perlahan-lahan ke pusat ruangan. Dan kini matanya mengarah pada Alexa.
"Kita juga kedatangan orang baru. Biarkan aku memperkenalkan diriku, nona. Kane Alstark, kepala distrik 1 di agensi ini. Aku yang akan mengatur dan mengawasi segala hal yang akan kau lakukan."
Alexa hanya melirik sekilas, lalu kembali untuk tidak peduli."Kau akan bergabung dengan tim kepercayaan kami. Max, Luke, Clara, James, George, dan Yumi. Mereka sangat profesional. Kami semua profesional."
Kane melirik jam tangannya,"Baiklah, kita hanya punya 10 menit lagi. Dan aku ingin kau tau cara kerja kami dengan segera, Alexa", Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Wajahnya menjadi sangat serius.
"Kami bekerja saat ada uang atau hanya jika bahaya mengejar kami. Karena kami independent bukan bagian dari pemerintahan.
Kami pertaruhkan nyawa kami untuk harga diri, tapi kami tidak mempertaruhkannya demi uang.
Kami percaya satu sama lain, tapi kami saling mengawasi.
Kami bekerja seperti bayangan bukan cahaya. Karena kami tidak menginginkan hal yang terbuka, kami mencari misteri yang tertutupi dibaliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad & Sorrow
Random- DAN KAU BISA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI ITU. ATAU KAU HANYA AKAN MENDAPATKAN KERUGIAN DARINYA- Gadis kecil yg mengalami masa sulit dihidupnya, kecelakaan dan luka berat. Penyiksaan, pembullyan, dan banyak hal yg membuat hidupnya hancur. Tawaran s...