The Lost Princess

17 7 0
                                    

Sabtu, 24 Juni 2036 (01.00 AM)

Suara sirene ambulance terdengar begitu memekik telinga ditengah kesunyian malam. Dikabarkan bahwa seorang petugas kebersihan menemukan seorang gadis muda yang tergeletak lemas dihalaman belakang sekolah. Sayangnya, tidak ada yang tau apa yang telah terjadi pada gadis itu. Dipersulit dengan tidak adanya CCTV atau saksi mata.

Dokter yang memeriksanya sangat terkejut melihat punggungnya penuh dengan luka. Mungkin tidak akan menimbulkan bekas luka, namun perlu waktu lama untuk memastikannya benar benar sembuh. Yang paling parah adalah luka panjang di pahanya. Cukup dalam untuk membuatmu tidak bisa berjalan dalam satu bulan lebih.

Gadis itu beruntung; ditemukan sebelum benar benar mati. Bila dadanya tidak bergerak naik turun, mungkin orang lain akan mengira dia sudah menjadi mayat. Sama seperti perkiraan si petugas kebersihan.

Sangat sulit mengetahui identitas si gadis. Bahkan saat mereka memeriksa sidik jarinya, tidak ada yang bisa ditemukan. Tas si gadis pun tak dapat ditemukan.

Penampilan gadis itu pun sangat kacau, pakaiannya robek di sana sini. Rambutnya tampak sangat tidak rapi, mungkin orang yang menganiayanya menggunting rambutnya tidak beraturan.

Di tempat kejadian polisi masih melakukan berbagai cara untuk menemukan petunjuk- petunjuk mengenai pelaku. Polisi mulai kelelahan. Ditambah hujan deras yang turun membuat mereka basah kuyup.

Mereka pun memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut saat matahati muncul besok. Namun, sebagian dari mereka masih berjaga-jaga di tempatnya. 

Sabtu, 24 Juni 2036 (03.00 AM)

Diana dan Fredrick menari-nari dengan gembiranya di sebuah discotik. Mereka bahkan tidak sadar bahwa seseorang sedang mengawasi mereka dari ujung ruangan. Pria itu tak sendirian, ada empat orang lain bersamanya. Mereka semua memakai jas hitam dengan lambang singa mengaum dibagian lengan kanannya. Pria yang berada di tengah-tengah melangkahkan kakinya lebih dulu, sebelum yang lainnya mengikutinya dari belakang.

Tangannya melayang ke udara, bersiap-siap untuk menampar gadis cantik bergaun merah. Satu tamparan itu, berhasil membuat seluruh orang dalam ruangan itu terdiam. Diana terpaku menatap ayahnya yang berdiri tegap dihadapannya. Tanpa sepatah katapun, mereka hanya diam. Setetes air mata terjun bebas di pipi Diana. Dia memegang pipi kirinya. Fredrick pun melangkah mundur, menjauh dari Diana.

"Ikut denganku!", perintah pria itu dengan nada tegas yang begitu ditekankan. Dua pria lainnya meraih tangan Diana untuk menariknya keluar. Namun gadis itu menolak," Aku bisa berjalan sendiri".

Mereka masuk kedalam sebuah mobil hitam mewah. Saat mobil sudah melesat menjauhi discotik, Tuan Anderson memulai pembicaraan. "Apa yang telah kau lakukan? ", walau sikapnya begitu tenang, Ia tak dapat menyembunyikan kemarahannya. Ia berusaha menekan nada bicaranya. "Diana, ini sudah ketiga kalinya kau menyiksa gadis itu. Apa kau tidak tau usaha yang kulakukan untuk selalui menutupinya? ".

Diana masih berdiam diri. Ia memalingkan wajahnya, menatap keluar jendela. "Aku tak akan membiarkanmu untuk kali ini. Kau sudah tahu konsekuensi atas perilakumu itu, bukan?". "Dia yang mencari masalah denganku. Dia harus tau akibatnya", Diana menatap ayahnya dengan tatapan marah, nada suaranya pun seperti sedang menyalahkan ayahnya.

Plakk... Ayah Diana memukulnya untuk kedua kalinya, namun kali ini lebih kuat. Ayahnya menjambak rambutnya begitu keras. Lalu Ia membuka pintu mobil dan mendorong Diana keluar.

Dia diterjatuh dekat sebuah terowongan. Ia mengenali daerah ini. Sangat jauh dari rumah. Dan sepi.

Sad & SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang