Chap 18

32.8K 1.7K 227
                                    

^_^ Happy Reading ^_^

.

.

.

Hari-hari begitu cepat berlalu, hingga tanpa terasa tiga tahun sudah mereka lewati bertiga.

Jihyun tumbuh menjadi gadis kecil yang periang, selalu dipenuhi rasa penasaran dan juga begitu cantik.

Si kecil menjadi kesayangan ayah ibunya dan paman bibinya serta kakek neneknya tentu saja.

Mereka masih tinggal di Jepang karena meski hubungan Baekhyun dan kedua orangtuanya membaik, perempuan itu belum ingin kembali ke Korea.

Hari-harinya dia habiskan untuk merawat suami dan putri semata wayangnya. Dia yang berperan besar membentuk karakter Jihyun hingga gadis kecil itu tumbuh dengan begitu baik dan selalu mampu menghadirkan senyum bahagia di keluarga kecil itu.

Seperti petang ini, Baekhyun tengah sibuk dengan adonan cookies. Di bantu si kecil Jihyun yang sudah belepotan tepung, Baekhyun mencetak adonan itu dan menatanya di permukaan loyang sebelum memanggangnya nanti.

"Kenapa kau cekikikan begitu sayang?" tanya Baekhyun yang sejak tadi mendengar kikikan kecil putrinya.

"Ini lucu, cepelti daddy." Jihyun menunjukkan hasil cetakan cookiesnya yang berbentuk beruang.

Baekhyun tersenyum sambil menoel gemas pipi gembul Jihyun.

"Kenapa kau berpikir ini seperti daddy."

"Kalena ini besal."

"Heh!"

"Tapi Hyunie cuka. Daddy hangat."

"Hangat seperti ini."

"Aaaahhhh!" Jihyun memekik girang saat tubuhnya di peluk Chanyeol dari belakang.

"Daddy lepac! Hyunie cedang bantu mommy ini."

"Ehm... Baunya enak."

"Iya dong. Cookiec buatan mommy jjang!" Jihyun mengangkat kedua jempolnya ke atas dan memamerkannya pada sang ayah.

Chanyeol mengusak lembut rambut Jihyun, lalu dia melewati meja dapur dan mendekati Baekhyun yang sedang sibuk memanggang cookies buatannya.

"Harimu menyenangkan?" tanya Chanyeol sambil mengecup pucuk kepala istrinya.

"Selalu menyenangkan bila bersama dia." sahut Baekhyun sambil melirik Jihyun. "Mandilah! Aku akan membuat makan malam kita setelah ini nanti."

Chanyeol mengangguk sambil tersenyum kecil. Dia lalu mendekati putri kecilnya yang sedang sibuk mencetak adonan di loyang nya, menjadi figur beruang semua.

"Tak ada ciuman untuk daddy malam ini?" Chanyeol mendudukkan dirinya di depan sang putri.

Jihyun mendongak, lalu tersenyum manis. Setelah itu dia menggeser loyang di depannya kemudian menggeser tubuh kecilnya hingga mendekati sang ayah.

Cup

Satu kecupan dia layangkan di pipi sang ayah.

"Cudah. Daddy mandi cana! Jangan ganggu Hyunie."

Chanyeol ingin sekali mencubit gemas pipi putrinya, tapi bila itu dilakukan resikonya besar. Jihyun boleh saja mewarisi mata besarnya, rambutnya yang sedikit ikal juga perawakannya yang tinggi. Tapi kalau untuk urusan sifat dan sikap, semua yang ada pada Baekhyun, tercetak di diri si kecil.

Gayanya, caranya memandang orang yang baru ditemui, ocehannya, sikap judesnya. Hhhh... Kenapa tak ada sifatnya yang menurun pada Jihyun? Memangnya Jihyun itu anak Baekhyun saja? Itu jeritan hati yang sering dia lontarkan setiap kali menemukan Jihyun bersikap seperti Baekhyun.

My Destiny ( Sudah Dibukukan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang