04
..
.
^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
"Apa kau gila!" sembur Chanyeol sesaat setelah dia menyeret Baekhyun ke lorong sepi tak jauh dari ruang perawatan anak.
Baekhyun menatap Chanyeol sekilas, tak ada kalimat yang keluar dari mulut gadis itu. Setelah membuang nafasnya, dia memilih untuk melangkah pergi dari tempat itu.
Namun belum sampai satu langkah, Chanyeol sudah mencekal tangannya. Membuat Baekhyun urung melanjutkan langkahnya.
"Apa lagi?" tanyanya lemah.
"Aku bicara padamu, apa kau gila? Dengar! Kita tak memiliki hubungan dengan dia, jadi untuk apa kau berkorban sebesar itu untuknya. Kita tak tahu asal usulnya, kita tak tahu siapa sebenarnya dia, jadi menurutku apa yang kau lakukan sangat berlebihan. Begini saja, kita kembalikan dia ke pihak kepolisian, lalu tak masalah kita di penjara bersama, nanti ak...."
Chanyeol tertegun saat pegangan tangannya di tepis Baekhyun.
"Dia memang bukan siapa-siapa kita. Kita tak kenal dia dan tak tahu siapa dia, itu benar. Tapi apa kau tahu, untuk berbuat baik pada sesama manusia, kita tak perlu tahu darimana dia berasal. Anak itu! Setelah ini aku yang akan mengurusnya sendiri. Kau tak perlu ikut campur dan aku juga tak akan lapor pada polisi itu."
Baekhyun melangkah cepat meninggalkan Chanyeol. Tekadnya sudah bulat, keputusan itu dia memang tanpa pertimbangan banyak, tapi dia meyakini bahwa yang dilakukannya sudah benar.
Tuhan pasti memiliki maksud baik hingga mengirim bayi itu padanya.
Sementara itu, Chanyeol terlihat belum bisa menerima keputusan Baekhyun. Pria itu tampak berjalan kesana kemari dengan kedua tangan digunakan untuk menekan kepala belakangnya.
"Aaaaa.... Aaaa....." suaranya terdengar parau dan cukup keras. Otaknya tiba-tiba berhenti bekerja setelah mendengar jawaban Baekhyun.
Bagaimanapun juga, menurutnya Baekhyun tak perlu bertindak sejauh itu? Daripada mengorbankan dirinya sendiri, menurutnya Baekhyun lebih baik menyerahkan bayi itu kembali ke polisi, lalu menjalani berada di penjara beberapa saat kemudian dia bisa menawarkan jasa pengacara untuk membebaskan mereka nantinya. Tapi....
"Haish! Baiklah! Ini keputusanmu sendiri. Aku tidak akan ikut campur lagi!" seru Chanyeol keras. Dia kemudian memilih jalan yang berbeda dengan Baekhyun untuk pergi dari tempat itu.
Di tempat lain.
Baekhyun duduk di hadapan Yoona dengan pena di tangannya. Setelah mengemukakan semua alasannya, Yoona berinisiatif untuk membuat perjanjian tertulis. Karena masalah ini cukup riskan, apalagi Baekhyun berani mengambil resiko melakukan induced lactation tanpa persetujuan dari pasangannya. Disini Yoona menganggap Chanyeol adalah pasangan Baekhyun.
"Anda ragu?" tanya Yoona yang seolah bisa membaca pikiran Baekhyun.
Baekhyun memang ragu, bukan tentang nanti ASI yang akan keluar dari sepasang payudaranya yang harus diberikan pada bayi itu. Tapi dia ragu, apakah setelah ini dia masih bisa bekerja? Apakah atasannya masih mau mempekerjakannya? Apakah nantinya tak akan timbul polemik kalau dia menikah?
"Saem! Biaya untuk melakukan serangkaian kegiatan ini, apa bisa dibebankan pada asuransi?"
Tentang biaya, Baekhyun tahu, tak murah melakukan serangkaian proses pelik itu. Tabungannya mungkin cukup untuk semua ini, tapi nanti kalau dia tidak kerja, bayi itu akan diberi makan apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny ( Sudah Dibukukan )
FanficBaekhyun tak pernah membayangkan kalau masa mudanya akan dia habiskan dengan mengurus seorang bayi. Berawal dari pertengkarannya dengan seorang pria yang terjadi di sebuah cafe. Takdirnya seakan berubah arah. Semua hal yang sudah direncanakan untuk...