Gue masuk ke dalam Cafe lalu duduk di meja pojok dekat Jendela. Udara pagi kota Bogor kali ini dingin. Karena itu, gue pesen kopi hitam sama pelayan tadi.
Gue lagi scroll timeline instagram dan ga sengaja lihat foto dia yang diunggah 9 menit yang lalu. Dia menambahkan letak lokasinya dan ternyata itu di bogor.
"Dia main ke Bogor. Tapi sayang, kita ga ketemu."
Ya, semenjak pertemuan terakhir kita satu setengah tahun lalu, gue ga ketemu dia sama sekali. Pun gue atau dia ga berusaha untuk saling ketemu.
Gue udah 10 bulanan ini lulus kuliah dan menetap disini. Selama 6 bulan ini, gue udah kerja nerusin perusahaan bokap di cabang kota Bogor.
Bogor-Jakarta ga terlalu jauh sih, tapi bisalah buat proses move on gue ke dia. Satu setengah tahun, dan gue masih belum move on.
Tingg
Bell di pintu cafe berdering. Saat gue lihat ada cewek masuk pake jaket bomber biru. Gue perhatiin lagi cewek itu, dan ternyata gue kenal.
"Uca!." dia menoleh dan mata kita bertemu.
"Calum?." dia nyamperin gue.
"Duduk aja Ca." dia duduk lalu senyum ke gue. "Thanks, cafe nya rame banget gila."
"Kabar gimana?."
"Baik."
"Gimana? Lo udah kerja?." tanya gue.
"Udah, gue kerja dibagian gizi perusahaan makanan gitu."
"Wahh ahli gizi mah beda ya." kita berdua ketawa.
Setelah sekian lama, akhirnya gue bisa ketemu dia lagi. Denger ketawanya dia lagi. Dan jujur, dia makin cantik aja.
"Gimana lo sendiri? Udah kerja?." tanya dia.
"Gue nerusin perusahaan papa gue." dia ngangguk, lalu ngambil hp nya. Dia ngetik sesuatu lalu naroh hp nya di meja.
"Lo masih sama Maddie?." gue geleng.
"Kenapa?."
"Dia selingkuh." gue senyum kecut ke dia.
"Oh sorry."
"Andai gue waktu itu pilih lo. Mungkin kita udah punya anak 2 sekarang." dia ketawa.
"Tapi sayang cal, itu cuma andai. Masa lalu biarin berlalu aja. Yang harus kita pikirin itu masa depan."
"Tapi gimana dong kalo masa depan gue itu Lo?."
"Cal, masa lalu itu ada untuk di kenang. Bukan di kejar."
"Apa salahnya? Gue masih sayang sama lo. Kita bisa mulai lagi dari awal. Gue janji, gue ga akan sakitin lo lagi." dia cuma senyum sambil geleng geleng kepala.
Tingg
pintu kembali bunyi. Kali ini gue ga noleh buat liat siapa yang dateng. Fokus gue sekarang sama cewek di depan gue.
"Hai bro!." Seseorang nepuk pundak gue dan ternyata itu Luke.
Ck ganggu aja sih
Gue cuma senyum dan Luke malah duduk di samping Uca.
"Lama ga jumpa ya Cal, sekarang udah sukses aja lo." gue cuma ngangguk nanggepin ucapan Luke.
"Hehe iya, lo juga bro. Udah jadi profesor doctor aja. Emang ya, otak lo tuh terlalu encer." Luke ketawa kenceng. Uca megang tangan Luke sambil natap dia, dan Luke langsung diem.
Anjir dia pegang pegang
Wah ada yang ga beres ini
"Cal." Ucap uca
"Kenalin. Dia-" lanjut uca, namun ucapan nya gue potong
"Ga usah lo kenalin gue juga udah tau dia siapa ca. Luke Hemmings kan?" gue terkekeh.
"Iya. Luke Hemmings, tunangan gue."
Wtf
gue gasalah denger kan?
Uca dan Luke pergi ninggalin gue disini sendiri. Just me and my shadow, and all of my regrets.
Gue keluar dari cafe dan rintik rintik hujan mulai berjatuhan. Gue jalan ke apartement gue yang nggak terlalu jauh dari sini.
Emang nasib gue kali ya. Gue ninggalin dia, dan disaat gue mau dia balik lagi, dia udah sama orang lain.
"Emang bener ya kalo the hardest part is knowing when to let go. I'll let you go ca, find out your happiness. If happy is him, i'm happy for you."
Iya tau gaje bgt
Tengkyu yang udah vomment:)
Aku sayang kalian
MwahSee you in next story guys
- Hana
KAMU SEDANG MEMBACA
Warteg • cth ✔
Fanfiction[COMPLETED] Mungkin dia cuma mampir doang ke hati gue. Kayak di warteg, kalo udah kenyang ya pergi. Kalo laper ya tinggal dateng lagi.