Mereka masih menyusuri tempat itu. Lumayan jauh dari tempat mereka parkir. Ald hanya bisa memandang gundukan-gundukan tanah disekitarnya, sesekali ia membaca tulisan yang terukir pada batu yang menancap pada gundukan tanah itu. Hingga mereka berhenti di sebuah gundukan tanah dengan batu bertuliskan Valiant Virendra. Ald merasa kepalanya berdenyut seketika.
"Apa kau yakin kau baik-baik saja?" Ald mengangguk dan mempersilahkan kakaknya melakukan hal yang akan ia lakukan di tanah pemakaman ini. Ya, tanah pemakaman. Mereka kini memang berada di tanah pemakaman, didepan tempat seseorang bernama Valiant ini diistirahatkan. Friska mengangguk dan duduk disamping nisan Valiant, tersenyum getir.
"Hai Val" Sapanya mengawali percakapan itu, ehm ralat mengawali ucapannya sendiri tanpa ada yang membalas. Friska menarik nafas panjang dan membuangnya dengan berat.
"Ya, setelah sekian lama... dan akhirnya aku bisa memberanikan diri untuk kesini... Aku memang pengecut... Maaf..."Friska memberhentikan perkataannya sejenak, menarik nafas dalam untuk kesekian kalinya. Ia masih menunduk sejak memulai perkataannya tadi. Sebuah cairan bening kini mulai menyusuri wajahnya disusul dengan cairan lain yang mulai membuat aliran di kedua pipinya.
"Aku mengecewakanmu lagi... Maaf aku tak bisa memenuhi janjiku... Kau tau, aku bukanlah orang yang tegar" Ald kini berjongkok disamping kakaknya, mencoba menenangkan kakaknya meskipun ia tak tahu apa yang sedang terjadi.
"Maaf membuatmu khawatir, aku tidak apa-apa" Friska menatap Ald sembari tersenyum meskipun air mata masih mengalir di pipinya.
"Ah ya, aku kesini bukan hanya untuk menangis dihadapanmu. Kau ingat lagu yang terakhir kali kita nyanyikan bersama. Khusus hari ini aku akan membawakan dua lagu sebagai permintaan maafku karena baru datang" Friska sudah mengelap air mata yang mengalir dipipinya, memposisikan gitar yang dibawanya tadi kemudian menarik nafas dalam dan jarinya kini mulai menari memetik senar gitar dipangkuannya.~~https://youtu.be/2Y-dHtnyp1U~~
~
Tick tock the clock is ticking
I don't know what i should do and
I wish you would be right here with me
My mind is filled with picture
Of when we used to dance but
Now i don't know where you are
I miss you so bad, won't you come back to me
I've got you in my head, you're all that i see
I've lost all my chances, i know that i am too late
I'm thinking of you
I'm thinking of you
I'm thinking of you
Wondering if you thinking about me too
Now it's too late
Now it's too late
I'm out of time
But I'm still
Thinking of you
~Lagu berjudul Still Thinking of You telah meluncur bebas melalui mulutnya, suara yang awalnya lembut itu kian lama berubah menjadi parau dan dengan nafas yang tersenggal-senggal. Air matanya kian deras membasahi kedua pipinya. Ia tetap melanjutkan lantunan lagunya hingga lagu tersebut selesai. Ald merasakan dadanya perih melihat keadaan kakaknya, ia tak pernah melihatnya seberantakan ini. Ya seingatnya tidak pernah. Ald mengulurkan kedua tangannya menghapus air mata yang membahasi wajah kakaknya. Kakaknya menoleh memberikan senyuman yang menyedihkan seolah berkata ia baik-baik saja meskipun dengan keadaannya ini. Ald merasakan tenggorokannya tercekat, ia ingin mengatakan sesuatu tapi sesuatu itu hilang seketika saat ia menatap kakaknya.
"Lagu pertama selesai, yey. Oh iya kau masih ingat Ald? Tenang saja dia sekarang baik-baik saja meskipun dia melupakannya. Kau jangan marah jika dia juga tak mengingatmu, dia akan segera ingat semuanya. Jadi kau tidak boleh bersedih disana" Ucap Friska dengan nada girang yang dibuat-buat.
"Saatnya lagu kedua ya. Ingat lagu yang kita temukan secara tak sengaja? aku tak pernah menyangka akan menyanyikannya untukmu saat ini. Dan hal bodoh yang kita janjikan saat itu, sekarang aku terpaksa menyanyikannya demi janji bodoh itu" Friska menarik nafas dalam sekali lagi dan mulai menarikan jemarinya di atas gitar.~https://youtu.be/2OYSlari0Kk~
~
miss your voice, miss your smile
everything about you, worth a while
always wondering where you are
i hope you’re with us, near or far
many questions aren’t answered
i guess, we’ll never knowbut now you belong to heaven
it’s empty without your smile
the truth brings us to tears
all the love you gave us all these yearsalways seeing you at night
when i turn off the light
and the world’s asleep
in my heart you’ll always stay
we’ll never forget you
you’ll never fade away
i’ll always remember the times we shared together
remember your laughter, forever and ever
~Lagu itu terdengar indah dan sangat menyakitkan di telinga Ald, lagu yang dinyanyikan kakaknya dan diselingi oleh suara isak tangis dari kakaknya itu. Dadanya lagi lagi merasa sesak dan perih, kepalanya juga berputar sedari tadi. Kakaknya kini telah selesai melantunkan lagu keduanya, ia kini bergumam dan sesekali melirik Ald. Nyeri di kepala Ald kini mulai menjalar, ia tidak tahan untuk tidak memegangi kepalanya. Friska menyadarinya dan segera mengucapkan salam perpisahan kemudian menatap Ald khawatir.
"Kita selesai, kau harus beristirahat secepatnya" Ucap Friska panik dan memapah Ald menuju tempat mobilnya terparkir. Sepanjang perjalanan mobil itu terasa sunyi hanya ada Friska yang sibuk menyetir dan Ald yang mengurut keningnya. Sesekali Friska melirik ke arah Ald memastikan keadaannya.
"Mau kuantar ke dokter?" Tanya Friska disela-sela kegiatan menyetirnya.
"Tidak perlu. Kepalaku sudah mendingan" Ald tersenyum kearah kakaknya pertanda ia baik-baik saja. Friska hanya mengangguk menuruti kemauan Ald
"Jadi, Valiant itu tunangan kakak?" Tanya Ald hati-hati sesekali melirik kakaknya takut. Friska tersentak dan memelankan laju mobil yang dibawanya.
"Kau sudah ingat?" Ald mengangguk
"Sebagian besar" Lanjutnya. Nyeri dikepalanya tadi disebabkan oleh memori yang tak ia kenali tiba-tiba berputar dikepalanya, memori yang ia yakini adalah sebagian dari ingatannya yang hilang, terlebih lagi mimpi yang ia alami tadi malam.
"Jadi, kecelakaan itu benar-benar terjadi dan aku amnesia sementara" Tanya Ald memastikan dugaannya. Friska mengangguk. Hening. Tak ada lagi percakapan yang terjadi setelah itu. Hingga kini mereka telah sampai di depan rumah mereka. Friska telah memarkirkan mobilnya dengan rapi dan memasuki rumah itu diikuti oleh Ald.
"Istirahatlah, kalau perlu kau tak usah datang kepestanya Ray nanti malam" Friska melemparkan tubuhnya diatas sofa.
"Aku akan tetap datang, kakak tidak perlu datang jika tak ingin" Ald mulai menapaki anak tangga menuju kamarnya sembari menatap Friska yang menyandarkan kepalanya disofa serta memejamkan matanya.
"Aku akan pulang cepat untuk menghadiri pesta itu" Ald bergidik dengan senyuman yang muncul di wajah kakaknya seolah kejadian tadi bukanlah apa-apa. Senyuman penuh arti itu menghiasi wajah Friska, seperti tak sabar menunggu malam dan juga pesta itu. Ald memasuki kamarnya membiarkan kakaknya beristirahat dengan pikiran yang tak pernah bisa ditebak oleh Ald. Kepalanya masih berdenyut dan jantungnya masih berdetak tak karuan. Kenyataan tadi tentu saja membuatnya kaget. Ia berjalan menuju kamar mandi dan mengguyur kepalanya berharap pikirannya luluh dengan air yang mengalir.Bersambung...
Oh ya, part ini ku kasih lagu biar lebih ngefeel aja sih //bilang aja biar nggak mikir banyak kata" :v
ya itu juga termasuk salah satu alasannya sih. Judul lagunya Still thinking of you & now you belong to heaven - mari olsen. Semoga menikmati cerita absurd ini.Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Latent
RomanceProlog Telah lama kau memintal persahabatan dengan Sunyi. Bercerita ini dan itu tiada henti. Kau adukan segalanya, tentang semua yang kau lalui baik manis maupun pahit Kadang-kadang kau tertawa, kadang pula menangis. Namun, Sunyi tetap mengeja sepi...