Di Moskow

11 4 0
                                    

Khalid POV.

Istriku terus mendesak ku. Maka berangkatlah kami ke moskow, kemudian menyewa kamar untuk beristirahat  besoknya, kami pergi ke kantor imigrasi. Kami menemui seorang pegawai, kemudian beralih ke pegawai yang lain, dan beralih lagi ke pegawai yang lain nya, hingga kamipun diharuskan menghadap langsung kepada kepala kantor yang asli. Kami menemuinya, dan sungguh ia adalah manusia yang paling buruk sikapnya.

Ketika ia melihat paspor istriku, ia membolak baliknya, kemudian mengangkat kepalanya dan menatap istriku lalu berkata " bagaimana aku bisa yakin, bahwa anda adalah pemilik paspor ini?" ia berkata demikian dengan maksud agar istriku membuka penutup wajahnya, hingga bisa di lihatnya.

Istriku berkata " suruhlah salah seorang pegawai anda yang wanita, untuk aku bukakan wajahku di depan mereka, sehingga mereka dapat mencocokan nya dengan wajah yang ada di photo itu. Jika tidak, selamanya anda tak bisa mencocokan photo ini dan selamanya aku tak akan membukakan wajahku di depan anda"

Tiba tiba kepala kantor imigrasi itu marah, lalu ia mengambil paspor lama istriku, beserta photo dan berkas berkas lain nya kemudian ia simpan ke dalam laci khusus. Lalu berkata "anda tak memegang paspor lama, dan anda tidak dapat memproleh paspor  yang baru, kecuali setelah anda membawa photo sesuai prosedur yang akan kami cocokan dengan wajah anda sendiri"

Istriku masih berbicara dengan nya, ia bersikeras memohon perpanjangan paspornya. Aku sama sekali tak mengerti karna mereka berbicara menggunakan bahasa Rusia. Aku marah namun aku tak bisa berkata apa apa. Pada akhirnya jawaban kepala imigrasi itu pun tetap pada pendirian nya "anda harus membawa photo yang sesuai syarat kami"

Istriku terus mendesaknya, namun tak ada faedahnya. Ia pun terdiam dan tetap berdiri di depan nya. Kepala imigrasi itu memandangnya sinis.  Maka ku katakan kembali pada istriku "istriku allah tidaklah membebani seseorang, kecuali sebatas kemampuannya. Sekarang kita dalam kondisi terpaksa. Sampai kapankah kita akan berkelana di kantor kantor imigrasi?"

Istriku menjawab "barang siapa yang bertakwa kepada allah maka dia akan memberinya jalan keluar, serta memberinya rezeki dari arah yang tak disangka sangka"

Adu argumen pun tak terelakan. Hingga kepala imigrasi itu marah dan menyuruh kami keluar dari kantornya. Kami pun keluar dari sana. Sungguh saat itu aku berada di antara rasa sayang bercampur rasa kesal terhadapnya.

Kami pulang ke kamar sewaan kami. Dan membicarakan kembali masalah itu, aku berusaha untuk meluluh kannya. Namun ia pun bersikukuh pada prinsipnya. Hingga, malam semakin larut. Kami pun sholat isya. Dan pikiranku sungguh penat dengan masalah ini. Kemudian kami mencicipi sedikit makanan, lalu ku rebahkan kepalaku untuk tidur.

***

To be continue

Jejak MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang