Bandara (END)

18 4 0
                                    

Ketika aku naik mobil, aku berkata kepada sopirnya dengan menggunakan bahasa Rusia. "Ke bandara pak supir" aku telah mengenal bahasa Rusia sedikit sedikit. Tapi istriku berkata "tidak kita tidak pergi ke bandara. Kita akan pergi ke kampung xxxx"

"Kenapa tidak pergi ke bandara? Bukankah kita mau pergi dari negri ini?" tanyaku heran

"Benar. Tapi, jika keluargaku mengetahui pelarianku ini, mereka akan langsung mencari kita ke bandara. Maka sebaiknya kita pergi ke kampung xxxx dulu"

Ketika kami sampai di kampung yang ia sebutkan, kami pun turun, lalu naik mobil lagi, kemudian turun, dan naik mobil lagi yang ketiga kalinya, serta naik lagi menuju salah satu kota yang memiliki bandara internasional. Ketika kami sampai di bandara itu, kami tak bisa langsung terbang ke negri kami, karna ada ganguan teknis yang cukup lama, sehingga kami perlu menginap dan menyewa sebuah kamar terlebih dulu.

Setelah kami berada di kamar dan merasa nyaman, istriku melepas mantelnya. Ku lihat ia, ya Allah, tak ada satupun anggota tubuhnya yang selamat dari noda darah. Kulitnya terkelupas, darah di tubuhnya telah mengering, rambutnya rontok, serta bibirnya membiru.

Ku tanyai istriku "bagaimana ini bisa terjadi?" ia menjawab "ketika kita masuk ke rumah keluargaku, aku duduk duduk bersama mereka mereka pun bertanya kepadaku. 'Pakaian apakah ini?' aku jawab 'ini pakaian islam' Mereka bertanya lagi 'siapakah laki laki itu?' aku menjawab 'ia suamiku. Aku telah masuk islam, dan telah menikah dengan lelaki itu' mereka pun berkata 'tidak. Ini tidak mungkin' ku katakan kepada mereka. 'Dengarkan aku ingin menceritakan awal mula kejadian nya..' dan aku pun menceritakan kepada mereka tentang si pengusaha Rusia yang bermaksud memperkerjakanku dalam pekerjaan bejat itu, lalu bagaimana aku bisa lari darinya dan selanjutnya bertemu denganmu. Tapi mereka malah mengatakan 'jika saja kamu melakukan pekerjaan itu, itu lebih kami sukai dari pada kamu masuk islam' lalu mereka berkata 'kamu tak akan bisa keluar dari rumah ini kecuali setelah kembali menjadi ortodoks, atau dengan tubuh yang telah hancur' saat itulah, mereka lalu menjambak ku dan mengikat kedua tanganku. Dan setelah itu, mereka menuju ke arahmu dan memukulimu. Aku mendengarmu ketika engkau di pukuli itu, engkau berteriak, sedangkan aku telah di ikat. Ketika engkau mampu melarikan diri, saudara saudaraku itu kembali ke padaku, menghardikku, dan mencela ku lagi. Lalu mereka pergi membeli rantai, dan mengikatku dengannya. Mulailah sejak saat itu mereka mencambukku.. Aku pun merasakan cambukan cambukan yang mengerikan setiap hari. Di mulai setelah waktu asar hingga menjelang tidur.

Di pagi hari, ayah dan saudara saudara ku pergi ke tempat kerjanya, sedangkan ibuku tinggal di rumah. Tak ada yang menemaniku saat itu, kecuali adik perempuanku yang berusia 15 tahun. Ia selalu datang sambil tersenyum untuk melihat keadaanku. Inilah satu satunya waktu santai yang bisa kurasakan. Percayalah mereka mencambukku hingga aku tertidur. Aku tidur dalam keadaan tak sadarkan diri. Mereka hanya menuntutku untuk keluar dari agama islam saja. Namun aku menolak dan tetap bertahan. Suatu ketika adik kecilku bertanya kepadaku "kenapa engkau meninggalkan agamamu? Agama ibumu? Agama ayahmu? Dan agama nenek moyangmu?"

Mulailah aku meyakinkan adikku, menjelaskan prihal agama ini kepadanya, serta menanamkan tauhid ke dalam hatinya. Dan, ia tampak terpengaruh dengan penjelasanku. Kebenaran agama islam ini mulai tergambar di depannya. Tiba tiba ia berkata kepadaku "Engkau berada di jalan benar. Ini agama yang benar. Ini agama yang layak pula aku anut" lalu ia berkata lagi "Aku ingin menolongmu"

Ku katakan kepadanya "jika kamu hendak membantuku, tolonglah aku agar aku dapat bertemu dengan suamiku." maka, ia pun sering naik ke atas rumah untuk melihat lihatmu di diluar. Lalu ia melaporkan hasil pengamatannya kepadaku "aku melihat seorang laki laki dengan ciri ciri begini... Dan begini..." aku pun berkata "ya, itu suamiku jika kamu melihatnya lagi, bukakan pintu, agar aku bisa berbicara padanya"

Ia benar benar membukakan pintu, maka aku keluar dan bercakap cakap denganmu. Namun aku tak bisa berbuat apa apa, karna keadaanku terikat oleh dua rantai yang kuncinya di pegang kakak ku. Serta satu rantai lagi di kaitkan ke salah satu tiang rumah ini. Sehingga aku tak bisa pergi. Kunci rantai yg ke tiga ini. Di pegang adik perempuanku. Agar ia bisa melepasku jika aku hendak pergi ke toilet.

Ketika aku memintamu untuk tetap tinggal di kamar kontrakan sampai aku datang kepadamu, keadaanku masih terikat oleh rantai rantai itu, dan aku masih meyakinkan adik perempuanku untuk masuk islam. Hingga ia pun masuk islam, dan punya keinginan memberikan pengorbanan yang bisa melebihi pengorbanan ku ini. Ia pun memutuskan untuk membantuku lari dari rumah. Namun kunci kunci rantai itu ada pada saudara laki lakiku. Ia terus menerus berpikir keras bagaimana caranya menyelamatkan ku.

Suatu hari, ia menyiapkan alkohol yang berkadar tinggi untuk saudara saudaraku. Merekapun meminumnya, dan terus meminumnya sampai semuanya mabuk berat. Dan tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Dan adik ku menggunakan kesempatan itu untuk mengambil kunci itu dari saku kakakku. Dan membuka rantai ini. Lalu aku pergi dan mendatangimu pada malam itu.

Aku bertanya pada istriku. "Lalu adik perempuanmu, bagaimana nasibnya?" istriku menjawab "tak perlu di risaukan, aku telah memintanya agar tidak mengumumkan dulu keislaman nya, sampai tiba waktu yang tepat"

Setelah nya kami pun tidur dan besoknya kami sudah bisa pulang ke negri kami.

***

Setibanya di sana aku membawa istriku ke rumah sakit, ia di haruskan untuk di rawat beberapa hari, untuk memulihkan luka yang di akibatkan keluarganya. Dan kami masih mendoakan adik perempuannya, supaya Allah semakin meneguhkan nya untuk tetap berada di atas Agama-Nya.

The end

---<>---

Hola... Makasih udah baca sampe ending😂 semoga cerita ini dapat menginspirasi agar menambah keteguhan kalian untuk menjadi hamba yang taat:) mohon maaf bila ada typo yang tak di sengaja karna author juga manusia yang sering khilaf hehehe:D

Cerita ini saya dedikasikan untuk seseorang yang gak tau kenapa ngasih Dare nya aneh banget suruh ngarang cerita wkwkw..😅😅

Plak. Malah curhat, ok sekian dari author semoga readers tertarik untuk membaca cerita cerita author selanjutnya. Aamiin😁

See you in the next storys😘
Amythias

Jejak MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang