Namaku Widya Catur Wulan, tidak kalian tidak salah membaca namaku memang agak aneh tapi itulah nama pemberian orangtuaku, saat ini usiaku sudah 20 tahun, sejak dulu aku selalu bercita cita kuliah di Amerika, untuk itu dari mulai sekolah dasar, menengah hingga menengah akhir aku berusaha mendapatkan nilai terbaik, bahkan sengaja mengikuti les bahasa Inggris di luar jam sekolah agar mampu berbahasa Inggris dengan baik.
Mungkin kalian bertanya tanya, darimana aku tahu soal negeri Paman Sam itu, jawaban nya karena film asal Amerika yang aku tonton bersama ayahku, dia orang pertama yang mengenalkan aku pada kemajuan negeri Paman Sam itu, selebihnya aku mencari cari sendiri tentang kehidupan di sana, yang katanya bebas, jujur saja 20 tahun hidup dalam aturan ketat di negara timur seperti Indonesia membuat ku penasaran seperti apa menyenangkan nya hidup di Amerika, karena itu entah keberuntungan atau ini memang takdir ku, 2 bulan yang lalu aku di nyatakan lulus test beasiswa kuliah di Amerika, lebih tepatnya di New York University.
Jangan tanyakan betapa senangnya aku begitu mendapat kabar ini, dan sekarang aku sudah dalam perjalanan ke sana, tak sabar rasanya menunggu burung besi yang ku tumpangi ini mendaratkan cakarnya di daratan barat sana.
Pada akhirnya aku tertidur selama perjalanan dan terbangun saat mendengar pengumuman bahwa pesawat akan segera landing di bandara internasional John F. Kennedy New York city.
"Amerika, i'm coming" bisikku seraya memejamkan mata. Aku berharap memiliki pengalaman berharga disini.
Semoga saja.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan di pintu keluar Bandara, akhirnya aku bisa menghirup udara Amerika yang sejak lama aku impikan itu, segar sekali kebetulan aku sampai di sana pada sore hari, jadi matahari sudah bersembunyi malu malu di ufuk barat memperlihatkan betapa cantik kota New York yang ku pijak ini, bermodal pengetahuan dari google di ponselku, aku berjalan mencari terminal bus untuk mengantarkan ku ke asrama.
Namun baru beberapa langkah meninggalkan bandara, seseorang bertopeng merampas tas jinjing ku dan membuat ku melakukan aksi tarik ulur dengan copet itu, tapi naas aku yang sudah kerepotan dengan tas punggung dan tenaga yang tidak stabil sehabis perjalanan membuat posisiku lemah dan copet itu berhasil merebut tas ku sebelum berlari meninggalkan ku yang menatap tempat kepergian nya dengan napas memburu. Apa apaan?! Baru tiba sudah kena copet? Bukankah Amerika itu negara maju? Kenapa masih saja ada tindak kriminal seperti ini?
Aku mengusap wajahku frustasi tak tau lagi harus melakukan apa setelah ini, pasalnya dompet serta ponsel ku ada di tas jinjing yang dicopet tadi, beruntung lah paspor ku aman di dalam tas punggung yang berisi beberapa helai pakaian ku.
Dengan lesu aku pun berjalan tak tau arah menyusuri trotoar hingga tak terasa langit telah berubah gelap, artinya hari sudah berganti malam, dan udara semakin dingin, aku belum menemukan solusi atas situasi ini, hei aku jauh jauh datang kesini bukan untuk di copet dan jadi gelandangan, tapi yang tak terduga itu terlanjur terjadi padaku.
Lalu apa yang harus ku lakukan? Aku bahkan tidak tau sedang berada di New York bagian mana, aku hanya terus melangkah dan melangkah dengan perut yang kelaparan, serta tubuh lelah karena terus berjalan tak tentu arah, keringat dingin mulai membanjiri tubuh lelahku, menyadari fakta bahwa aku terdampar di negeri asing sendirian tanpa uang dan ponsel, memangnya apa yang bisa ku lakukan saat ini? Selain menangis tanpa ada yang bisa ku mintai tolong, penampilan ku mungkin sudah persis seperti gembel saat ini.
Masa bodoh dengan penampilan, aku bahkan tidak tahu sampai kapan aku mampu bertahan hidup, merasa lelah dan tak sanggup lagi berjalan, aku pun menghentikan langkahku di pinggiran sebuah jembatan besar yang cukup ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang di samping kanan ku, aku menghadap ke benteng jembatan dan menatap arus air di bawah sana dengan putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Muslimah
SpiritualitéTak ada yang istimewa. Cerita ini hanya menceritakan tentang keteguhan seorang wanita Muallaf yang mempertahankan agamanya meski keluarganya membencinya. Warning!! Terdapat adegan kekerasan. Bijaklah dalam membaca Copy right 29 juni 2018 Bandung by...