Seorang lelaki tampan turun dari mobil sportnya, ia berjalan menuju rumahnya.
" sudah lama tidak kesini " ucapnya tersenyum.
Dia Sehun, dia balik dari Jepang.
Dia merindukan kedua orang tua, kakaknya dan, gadisnya ㅡatau mantan? ckck.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Matahari telah memancarkan sinarnya, dan berhasil membangunkan wanita cantik yang tadi sedang terlelap.
" ah sudah pagi saja, sangat cepat sekali " gumamnya.
Ia menuruni anak tangga, terlihat anggun sekali.
" mah, sarapan apa pagi ini? " tanyanya kepada sang mama.
" apa ya? tebak coba " ujar mamanya.
" hm apa ya? ah, aku tau?! "
" apa hm? "
" PASTI MAKANAN?! " jawabnya antusias.
" astaghfirullah, inikah anak mama? kkkk~ " jawab mamanya sambil tertawa.
Dan setelahnya mereka sarapan bersama, dan tidak lupa tuan Bae ikut serta juga.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Tok tok tok
Bunyi pintu rumah diketuk, sang pemilik rumah mengintip jendela.
Ia kenal postur tubuh seseorang yang ada dibalik pintu ini, tetapi ia lupa.
Dan tanpa basa basi lagi, ia membukakan pintunya.
Betapa terkejutnya dia,
" Hai ren? "
Ia masih terkejut, kenapa? kenapa harus dia yang datang?
" Ren? " panggilnya lagi.
" ah iya? " dan ia menjawab setelah sadar.
" jalan yuk? mau? " tanya lelaki itu yang tak lain adalah Sehun ㅡmantannya.
" ha? ah iya, tunggu gua ganti baju dulu ya " ucap Irene kelagapan.
Buru buru ia menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya.
" kenapa sih kenapa, kenapa harus dia, ah aku rindu memang, tapi kenapa argghh " ujarnya pada diri sendiri.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Irene pamit ke Ibu nya untuk keluar rumah, bersama teman izinnya.
" Rene pergi dulu ya mah, pah! "
" Iya sayang. "
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
" Ren " panggil Sehun setelah mereka pergi dari halaman depan rumah Irene. Tidak lupa dengan mobil sport Sehun yang kini sedang digunakan.
" iya? " jawab Irene sebisa mungkin mengatur raut wajahnya.
" lu udah ada pacar? " tanya lelaki itu.
" ha? engga "
" lu masih sayang gua ga? " tanyanya lagi
Irene memberanikan diri menatap lelaki yang sedang menyetir ini, tidak berubah.
" Ren " panggilnya lagi.
" iya iya "
" iya apa? "
" ah engga "
" labil "
Tidak lama dari itu mereka sampai di tempat makan yang lumayan sepi, atau memang tidak ada orang sama sekali? entahlah.
Sehun menggandeng tangan Irene. Sempat terkejut, tapi ia mengatur deru nafas nya dulu.
Mereka duduk di sebuah bangku yang sekelilingnya dihiasi lilin.
" tempat yg romantis " itu batin Irene.
" Ren "
" hm "
" tatap gua "
" ha? " Irene masih belum paham.
" tatap mata gua "
Irene mulai menatap mata Sehun. Dan, ia tidak menyadari pergerakan Sehun yang mengambil sesuatu dari saku celananya.
" Ren, will u be my wife? " tanya Sehun dengan tatapan yang serius.
Irene masih bengong menatap sebuah cincin yang sedang dipegang Sehun.
Ia bingung dengan perasaannya.
" lu bisa nolak, kalo lu emang ga percaya sama gua, gua tau. Gua selalu bikin lu sedih dulu, bikin lu percaya sama gua itu susah, tapi tolong kali ini percaya sama gua, gua tulus sama lu " ujar Sehun yang memang terdengar tulus.
" I will "
" Bener? "
" yash "
Singkat memang, tapi siapa yang tahu bahwa mereka berdua akan menjalani hidup yang tidak singkat, berdua.
Disinilah akhirnya, sebuah benteng pertahanan membuahkan hasil. Walaupun ia harus tersakiti dahulu.
END
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━JODOH GA BAKAL KEMANA MANA KOK GAES😂😂😂
contohnya ini jodoh aku:)))MAKASIH BANGET YG UDH BACA INI!!!, MAKASIH KALIAN UDH NUNGGU, walau ini ga nyambung banget, i know that;"
SEKALI LAGI, LOBEEUUUU💜💜💜