#03

25 4 0
                                    

-selamat membaca-

Dengan gerakan sigap, Kana mengambil novelnya yang tergeletak dalam keadaan tertutup dilantai. Dan saat itu juga, sang korban menarik pergelangan tangan Kana. Kana menepisnya langsung.

"Maaf," ujar Kana sambil menundukkan kepalanya, kemudian Kana pergi dengan jalan yang hampir berlari. Kenapa ia bisa tidak sefokus ini? Batinnya.

"WOY! LO YANG TADI PAGI KAN, ANJING?" Sang korban berteriak sehingga Kana yang sudah hampir jauh pun masih terdengar.

Kana beralih ke toilet, sepertinya tempat yang aman. Kana membasuh mukanya dengan air yang berada di wastafel sebanyak tiga kali.

Tak bisa ia sangka beberapa akhir ini selalu menabrak orang dengan tak sengaja. Bahkan dengan orang yang sama. Tapi, ia masih belum bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah lelaki itu. Yang jelas dia adalah seorang lelaki.

Kana menampar pipi kanannya dua kali. "Hhh, kenapa sih pagi ini?!" gumam Kana histeris.

"Lo Kana, ya?"

Kana menoleh ke arah samping. Ada seorang gadis yang sedang mengajaknya mengobrol saat ini. Sedikit heran dalam diri Kana, ternyata ada orang yang masih mengenal dirinya meskipun hanya namanya.

Kana mengangguk pelan.

"Lo ngga punya temen, ya?"

"Maaf. Bukan urusan kamu, saya duluan." Tanpa basa-basi Kana langsung pergi keluar dari toilet, tidak lupa membawa novelnya.

Gadis itu sempat melongo beberapa detik, kemudian bergumam, "aneh."

•••

"Gimana sekolahnya Kana-cuuu?" celetuk Bio kepada Kana sok imut.

"Nabrak dua orang. Ketemu cewek dikamar mandi," jawabnya dengan santai.

"Lah, serius atuh."

"Yaudah, serah."

"Eh, iya maaf. Emang bener? Cerita dong," pinta Bio sedikit memohon dan penasaran.

"Gak, males."

"Lo udah buat gue kepo, Ka. Tanggung jawab!" pekik Bio.

Kana menatapnya sinis. "Yang aku tabrak dua kali itu cowok yang sama. Udahlah! Ga usah kepo! Bikin ribet," sembur Kana kepada Bio.

"Iya, Nyonya. Udah elu yang buat gue kepo, emang anying nih orang," kata Bio mengalah. "Makan mekdi, yuk!" ajak Bio kepada Kana.

"Ngga bagus."

"Aelah. Lo juga doyan kali ama cheese burgernya," kata Bio.

"Kalo lagi mood. Aku masak aja, mau nggak?" tawar Kana datar.

"Masakan lo ngga enak."

Kana menempeleng kepala Bio. "Jadi kenapa kamu makan terus selama ini?!"

Bio meringis melihat cewek seperti singa betina disebelahnya. "Iya, iya. Enak kok."

"Emang!"

"Yaudah, gue request bisa kan?"

"Gak."

"Ah, lo gitu. Lo selalu masak sayur, makanya gue bilang ngga enak." katanya merajuk.

"Biar pinter."

"Iya, lo aja yang pinter, gue ngga," decak Bio.

"Mau, nggak?!" kata Kana penuh tekanan.

"Iya, iya. Daripada gue mati kelaparan terus lo jadi ga ada temen dirumah. Kan kasian Kana kucingku tersayang.." kata Bio penuh dramatis.

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang