#06

12 4 0
                                    

"Bi, bangun!" Kana menepuk pipi Bio yang tadi berada dibalik selimut. Diam-diam Kana tersenyum tipis melihat wajah bantal Bio yang bisa dibilang cukup membuat Kana gemas melihatnya.

"Kok udah pagi aja sih?"

"Subuh, Bi!"

"Iya, Nyonya. Sarung gue ambilin dong."

"Siapa kamu nyuruh-nyuruh aku?"

"Babu gue." jawab Bio langsung. Kana menatapnya sinis kemudian Bio membalasnya dengan terkekeh kecil.

"Buruan lah!"

Bio bangkit dari tidurnya. Kemudian langkahnya memasuki ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu yang berada diluar kamar Kana.

Kana turun ke bawah dan bersiap-siap untuk membuat sarapan. Untuk dirinya dan Bio. Mumpung ini hari minggu, jadi waktunya akan sangat banyak untuk melakukan apapun.

***

"Masak apa lo?"

"Ck, ngagetin aja." Kana memegang dadanya sekilas. "Masak tumis brokoli sama ikan asam manis."

"Asik!"

"Oh, iya. Kamu buat teh dong. Itu udah aku siapin. Air panasnya ada di termos."

"Siap, Nyonya!" kata Bio bersemangat. "Berapa sendok nih gulanya?" tanya Bio kepada Kana.

"Tiga aja."

"Eh, Ka," panggil Bio. Kana membalasnya dengan berdeham sekitar dua detik.

"Gue mau nanya deh sama lo."

"Apa?"

"Semalem lo kenapa sih?" tanya Bio benar-benar penasaran.

Kana spontan menghentikan tangannya yang sedang mengongseng masakan tetapi beberapa kemudian ia kembali menggerakkan tangannya. "Aku mimpi buruk." jawab Kana.

"Mimpi apa?" tanya Bio sambil meletakkan teh yang sudah ia buat ke meja makan.

"Kakak." jawabnya singkat dan pelan.

"Hah? Ngga denger."

Kana tak menggubris ucapan Bio lagi. Ia memindahkan hasil masakannya ke piring yang akan ia cicipi bersama Bio nanti.

Mereka tidak tinggal berdua saja, ada dua penjaga dirumah Kana ini. Ada Pak Tepat, satpam Kana, satu lagi mbak Dea yang sering membantu Kana di rumah ini. Mbak Dea tak selamanya tinggal disini. Saat dua minggu sekali, ia akan pulang ke kampungnya dan bertemu dengan keluarganya disana. Kana kenal dengan mbak Dea karena saat itu tidak sengaja bertemu di jalan. Dan saat itu mbak Dea menawarkan dirinya untuk menjadi salah satu orang dirumah ini.

"Jam berapa mbak Dea dateng hari ini?" tanya Bio disela makan mereka.

"Kamu ada keluar ngga hari ini?" tanya Kana sebaliknya, memang kebiasaan.

"Ngga, kenapa?"

"Temenin aku ke toko buku, ya."

"Kan, udah ketebak. Jam berapa mbak Dea dateng, Nyonya?"

"Mungkin jam dua belas."

"Oke." jeda Bio. "Beli apa lagi lo di toko buku?" tanya Bio pada Kana.

"Beli buku lah!" jawab Kana langsung.

"Ya bener juga sih. Maksud gue beli yang mana?"

"Kenapa emang? Mau kamu beliin untuk aku?" goda Kana kepada Bio.

"Banyakan juga uang lo daripada gue, Ka."

"Ngga ah."

"Oh iya, lo satu sekolahan sama yang lo tabrak itu ngga?" tanya Bio tiba-tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang