Setelah kejadian tadi malam, akhirnya Bio menyetujui keinginan Kana. Ya, mau tidak mau. Tetapi, ia akui film tadi malam itu benar-benar sangat memberi pelajaran yang banyak. Tidak heran, karena pilihan Kana memang sudah pasti sangat bagus.
"Awas lo nabrak orang lagi. Bener-bener diteror, mampus."
Kana memutar bola matanya dengan malas. Ada-ada saja Bio ini. "Ngga dijemputkan nanti?" tanya Kana pada Bio yang berada disebelahnya. Bio seperti biasa mengantar Kana ke sekolah dengan mobilnya yang berwarna hitam. Sebenarnya itu milik Kana tetapi Kana masih belum cukup umur untuk mengendarainya.
"Gue jemputlah."
"Yaudah, di lobby kayak biasa."
"Biasa juga diparkir, Neng."
"Lobby aja."
Bio tertawa pelan, Kana malah menatapnya bingung. "Pasti lo takut nabrak orang itu lagi, kan?" tanya Bio jail.
"Sotoy."
"Enak." celetuknya. "Sering-sering aja nabrak orang, Ka. Biar kayak dinovel yang lo baca. Berawal dari tabrak malah jadi cinta." kata Bio terkekeh.
"Diam-diam baca novel aku juga kamu, ya."
"Engga. Gue baca cuma satu halaman aja. Dan gue udah langsung paham endingnya gimana. Biasalah adeknya Albert Einstein, gue mah." kata Bio dengan percaya diri.
"Najisin banget sih." Kana terkekeh. Bio pun juga ikut terkekeh.
Akhirnya setelah melewati perjalanan yang tidak cukup macet, mereka sudah sampai disekolah Kana.
Setelah berpamit dengan Bio, Kana keluar dari mobil hitam itu. Dan mulai masuk ke dalam gerbang sekolahnya. Kali ini Kana harus fokus, ia sudah banyak meminun air putih dirumah tadi. Karena saran Bio agar ia fokus.
Kana sampai dikelasnya, XII IPS-1. Dikelas ini sudah tak heran kalau pemegang peringkat pertama adalah Kana. Dulu, Kana ingin sekali masuk IPA, tetapi Kana tak mau menolak keinginan orangtuanya. Orangtuanya meminta ia mengambil IPS, tidak meminta tetapi memaksa. Karena sang ayah ingin anaknya meneruskan generasinya sebagai hakim.
Kana tersenyum tipis kepada siswi yang tersenyum padanya. Kana duduk dibangkunya yang berada ditengah barisan.
Cuit..
Satu pesan masuk dari ponsel Kana. Kemudian ia merogoh saku roknya. Dan membuka pesan itu.
Bang Bio
Fokus ya Nyonya!Enggan membalas, Kana hanya membaca dan bibirnya mencetak senyum yang tipis. Ia senang bisa mempunyai Bio yang memiliki bermacam-macam sifat.
"Ka, lo dipanggil ke ruang kepala sekolah." kata teman lelaki Kana kepadanya. Dengan segera, Kana menuju ke ruangan itu.
Kana sudah sampai diruangan kepala sekolah. Ia mengetuk beberapa kali pintu didepannya ini.
"Masuk, Kana." kata Siska, kepala sekolahnya.
Kana mengangguk. Kemudian berjalan masuk. Dan duduk yang sudah dipersilakan Siska kepadanya.
"Heran nggak, Ibu panggil kesini?" tanya Siska dengan ramah.
"Ada apa, Bu?"
"Jadi gini, Ibu mau banget kamu jadi ketua osis ditahun ini, Nak. Karena kan kamu pintar. Dan juga Ibu liat kamu juga anaknya sangat bertanggung jawab sekali. Jadi sepertinya Ibu ngga salah pilih," jelas Siska.
Kana langsung menyambar, "justru Ibu salah besar milih saya."
"Loh, kenapa?"
"Saya nggak bisa, Bu. Urusan saya dirumah banyak."

KAMU SEDANG MEMBACA
TRY
Teen FictionMemang sulit untuk berteman dengan masa lalu. Bahkan ingin melupakannya saja terkadang tidak bisa. Aku mencoba mengubah semuanya, tetapi kenapa kamu malah mencoba menghindarinya? Tujuanku bukan hanya untuk membuatmu berubah, tetapi ingin mencari ta...